Puluhan Artis Mengisi Semarak Ulang Tahun ke-31 Bens Radio Mengudara

Puluhan Artis Mengisi Semarak Ulang Tahun ke-31 Bens Radio Mengudara (Foto Kolase)
Puluhan Artis Mengisi Semarak Ulang Tahun ke-31 Bens Radio Mengudara (Foto Kolase) (Foto : )
Para pecinta dangdut dan musik tradisonal Betawi pasti tidak ada yang ngga kenal dengan Bens Radio.
Memasuki usianya yang ke 31 tahun, radio yang didirikan oleh seniman legendaris Betawi, Benyamin Sueb itu mencoba menghadirkan beragam artis. Mengutip akun Instagram resminya, gelaran semarak ulang tahun akan diselenggarakan Jumat, 5 Maret 2021. https://www.instagram.com/p/CMABL6ZMqF4/?igshid=pyy5s6werwna
Sejarah Lahirnya Bens Radio, sebagai Bentuk 'Teriakan' Lintas Zaman Benyamin Sueb Bens Radio bukan hanya sekadar radio yang dibangun oleh Benyamin Sueb untuk menyambung hidup. Radio yang diresmikan pada 5 Maret 1990 itu menyimpan mimpi sang empunya yang telah meninggal 25 tahun silam. "Babe kalau 'teriak-teriak', paling yang dengar sekecamatan. Enak kali ya kalau ada radio? Jangkauannya lebih jauh," kenang Benny Pandawa, anak bontot Benyamin dan Noni yang kini mengelola radio tersebut. [caption id="attachment_443864" align="aligncenter" width="900"]Benny Pandawa (Baju Biru), anak bontot Benyamin dan Noni (Foto Istimewa) Benny Pandawa (Baju Biru), anak bontot Benyamin dan Noni (Foto Istimewa)[/caption] "Maksud dia 'teriak' itu siar tentang budaya," lanjutnya. Benny merupakan penerus yang mengelola Bens Radio. Awalnya, radio ini dikelola oleh abangnya, anak ketiga Benyamin dengan Noni, Biem Triany. Duet Benyamin dan Biem adalah fondasi berkembangnya radio etnik berbasis komunitas tersebut. Dalam buku biografi Benyamin Sueb: Muka Kampung Rezeki Kota yang ditulis Ludhy Cahayana dan Muhlis Suhaeri, Benyamin Sueb berpikiran mendirikan radio ketika perfilman Indonesia mulai mengalami kelesuan di akhir dekade '80-an. Kala itu, Benyamin sudah mulai ambil tawaran kerja lainnya selain film dan musik, mulai dari ikut tawaran membuat opera sabun alias sinetron, hingga menjadi pembawa acara. Namun dengan radio, ia punya kepuasan lain selain materil. [caption id="attachment_443865" align="aligncenter" width="900"]Benyamin Sueb dan Bing Slamet( Foto dari Buku Kompor Meleduk Benyamin S) Benyamin Sueb dan Bing Slamet( Foto dari Buku Kompor Meleduk Benyamin S)[/caption] Kepuasan batin yang didapat Benyamin adalah ketika ia memiliki wadahnya sendiri menyuarakan karya dia, budaya dan kesenian Betawi, dan membantu sejumlah kerabat juga pemuda lokal mendapatkan pekerjaan. Benyamin memang mengonsep Bens Radio dengan penuh cinta. Ia menginginkan radionya itu bukan hanya sekadar radio, tapi jadi wadah interaksi dia dan penggemar, sesama masyarakat Betawi, serta pelestarian budaya dengan pertunjukkan dan mengenalkan kepada pendengar. "Mudah-mudahan menularkan semangat berkarya [Benyamin] dan melestarikan budaya," kata Benny. Puluhan tahun mengudara dilewati Bens Radio dengan berbagai cerita. Otak kreatif dan keceriaan Benyamin membuat Bens Radio unik nan ikonis. Tangan dingin Bieb membuat radio itu menjadi jaringan radio etnik terluas dengan belasan anak radio lokal di berbagai daerah dengan kekuatan budayanya masing-masing. Bahkan pada 2005 dan 2012, lembaga AC Nielsen menyatakan Bens Radio menjadi radio nomer 1 dengan jumlah pendengar terbanyak di kawasan Jabodetabek. Prestasi itu juga diiringi dengan penciptaan rekor Muri sebagai radio yang mampu menyiarkan pantun selama 18 jam.  Di Balik Nama Bens Radio Tak sedikit yang mengira bila nama Bens Radio diambil dari panggilan singkat Benyamin. Namun nama itu sebenarnya berasal dari singkatan Bergaya Nyanyian Irama Sejati. "Bens Radio mengudarakan banyolan khas gue. Misalnya, ketika merekrut penyiar yang sama sekali baru, gue katakan bahwa radio ini ya bermuara pada gue," kata Benyamin, seperti yang ditulis dalam buku Benyamin Sueb: Muka Kampung Rezeki Kota. Di sisi lain, dalam profil di situs radio yang memiliki tagline 'Betawi Punye Gaye Selera Siape Aje' ini disebutkan radio itu tercipta atas cita-cita pendirinya untuk tetap melestarikan budaya tradisi nenek moyang. Namun bukan tanpa hambatan untuk meneruskan warisan Benyamin yang satu ini. Benny mengungkapkan bahwa Bens Radio juga mengalami jatuh bangun, terlebih dengan perkembangan teknologi yang kini membuat banyak orang lebih memilih media sosial. "Awalnya banyak yang meragukan, terlebih sejak ditinggal Babe, tapi ternyata 31 tahun ini masih ada dan bertahan. Masalah pasti ada, tapi radio ini lebih dari bisnis, melainkan pemersatu keluarga," katanya. "Media sekarang kan memang semakin banyak, dengan semuanya beralih ke online, kami juga akhirnya mengikuti. Menyediakan live streaming misalnya," lanjut Benny. Namun satu yang tetap dipegang teguh untuk menunjukkan bahwa Bens Radio memang radio Betawi. Mereka berjanji menghadirkan nuansa Betawi dalam setiap kegiatannya, termasuk menggunakan bahasa Indonesia dan Betawi dalam komunikasi sehari-hari, termasuk menyapa pendengar setianya. "Bens Radio.. Betawi punye gaye selera siape aje.. Ini mau ganti acare, jangan kemane-mane