Keangkuhan Ahok Sumpahi Oma 82 Tahun Karena Tidak Memilih Ganjar-Mahfud Berunjung Blunder

Keangkuhan Ahok Sumpahi Oma 82 Tahun Karena Tidak Memilih Ganjar-Mahfud Berunjung Blunder
Keangkuhan Ahok Sumpahi Oma 82 Tahun Karena Tidak Memilih Ganjar-Mahfud Berunjung Blunder (Foto : Tangkap Layar)

“Dimana ada bukti Gibran bisa kerja selama walikota, terus ibu kira Pak Jokowi juga bisa kerja? Makanya saya bisa berdebat itu, saya lebih tahu. Saya nggak enak ngomong depan umum.” ujar Ahok.

Di akhir video, Ahok memberi tahu sang oma jika ia memilih pasangan 02, maka terpilihnya Prabowo-Gibran tidak akan sesuai harapannya. Ahok meramalkan, oma akan menyesalinya.

“Ibu bawa mati penyesalan. Silakan ibu bawa mati penyesalan. Dan saya tidak mau bawa mati penyesalan” ungkap Ahok dengan nada kerasnya terhadap wanita lansia tersebut.

Direktur Pupenpol Menyayangkan Sikap Angkuh Ahok

Adrian Zakhary, direktur strategis Pusat Informasi Politik (Puspenpol) merasa bahwa martabat Jokowi saat ini sedang ditantang oleh orang-orang yang ia bantu selama pemerintahannya.

Selain itu, pihak-pihak yang terkait dan mendukung pasangan capres-cawapres peringkat kedua Prabowo-Gibran juga menjadi sasaran penyerangan.

“Presiden Jokowi saat ini banyak dikhianati orang-orang yang dulu beliau bantu dan dukung. Demi memenangkan kontestasi, semua cara dilakukan termasuk menyerang secara membabibuta sosok dan marwah pak Jokowi, serta semua orang dan kelompok yang terafiliasi atau mendukung pasangan 02,” kata Adrian Zakhary pada Selasa, (06/02/2024) di Jakarta.

Ia juga menuturkan, video viral yang menampilkan Ahok alias Basuki Tjahaja Purnama dan seorang lansia berusia 82 tahun mendapat tanggapan kurang baik dari warganet, berdasarkan data pantauan TikTok Puspenpol.

Ahok melontarkan bicara dengan nada tinggi dan angkuh di depan para lansia, yang kemudian dikeluhkan netizen.

Selain itu, Ahok dipandang tidak seimbang dan memiliki kekuatan untuk mengurangi elektabilitas pasangan ini di kalangan swing voter dan anggota kelompok minoritas. Dia kini menjadi salah satu amunisi Ganjar-Mahfud.

“Dari hasil pantauan Puspenpol di TikTok, Video Viral FYP Pak Ahok dengan seorang lansia berusia 82 tahun mendapat respon negatif dari Netizen TikTok. Netizen menyayangkan sikap Pak Ahok yang berbicara dengan nada tinggi dan arogan dengan ibu itu. Hal ini juga berpotensi menggerus suara Ganjar Mahfud khususnya dari segmen kelompok minoritas” tuturnya.

Adrian melanjutkan, demonisasi yang dilakukan Ahok terhadap Jokowi dan Prabowo patut disesalkan oleh netizen, mengingat Ahok sebelumnya pernah berkampanye bersama Jokowi untuk posisi Wakil Gubernur DKI Jakarta dan mendapat dukungan dari Prabowo Subianto.

“Banyak Netizen juga menyayangkan sikap Ahok yang menjelekkan Presiden Jokowi dan Pak Prabowo, padahal Ahok dulu maju di DKI Jakarta bersama pak Jokowi didukung oleh Pak Prabowo juga kan, dan bisa jadi Gubernur juga menggantikan Pak Jokowi,” tambahnya.

Lebih lanjut, Direktur Strategis Puspenpol menyampaikan penyesalan atas perilaku Ahok. Setelah keluar dari penjara, ia menjabat sebagai Komisaris Pertamina, namun kini ia mengkritik Jokowi dan pemerintah.

“Beliau bebas penjara waktu itu juga masih diberi kesempatan untuk menjadi Komisaris Utama Pertamina berkat kepercayaan pak Jokowi mengingat kinerja Ahok sebelumnya. Namun kini disayangkan, karena Pilpres pak Ahok menjadi penyerang pemerintah dan sahabatnya sendiri, orang yang banyak mendukung dan membantunya, orang itu adalah Pak Jokowi,” tandasnya.

Mengundurkan diri dari jabatan Komisaris Pertamina untuk Mendukung Ganjar-Mahfud; Tanggung jawab tersebut diberikan kepada Ahok oleh Jokowi setelah keluar dari penjara terkait kasus penodaan agama.

Ahok sudah mengumumkan pengunduran dirinya dari PT. Pertamina (Persero) efektif 2 Februari 2024. Melalui akun Instagram pribadinya, ia menyatakan mengundurkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta sebelumnya menggantikan Pertamina.

Diakuinya, sudah lama berniat mundur dari jabatan komisaris Pertamina, namun penundaan RUPS memberinya peluang.

Diberitakan, pada 25 November 2019, Presiden Joko Widodo mengangkat Ahok sebagai Komisaris Utama Pertamina, beberapa bulan setelah bebas dari penjara pada 24 Januari 2019 karena tuduhan penodaan agama.

Meski Ahok saat ini menjadi salah satu oknum yang justru menyerang Presiden Joko Widodo demi memenangkan pasangan 03, Ganjar Pranowo & Mahfud MD, namun Ahok dipercaya menduduki posisi Komisaris Utama saat itu karena kinerjanya yang baik dan bertanggung jawab.