Camila Cabello baru-baru ini terlihat tengah jalan-jalan dengan pendiri Dating App Austin Kevitch. Mereka dirumorkan menjalin hubungan, seperti apa sosok Austin Kevitch?
Penyanyi Camila Cabello dirumorkan menajlin hubungan dengan pendiri dating App yang Bernama Austin Kevitch. Dikabarkan pasangan tersebut beberapa waktu lalu terlihat tengah menikmati jalan-jalan bersama di Los Angeles tepatnya pada 15 Juni 2022.Meski demikian, Camilla maupun Austin belum memberikan komentar tentang isu kedekatannya.
Lalu seperti apakah sosok Austin Kevitch? Dikutip dari laman VIVA pada Jumat, 24 Juni 2022, Austin Scott Kevitch atau yang bisa disebut dengan nama Austin Kevitch lahir pada 5 Juli 1991 di Philadelphia, Pennsylvania putra dari pasangan Andrew dan Lisa Kevitch.Ia diketahui memiliki saudara perempuan, Lindsey (28), dan saudara laki-laki, Tristan (24).[caption id="attachment_531659" align="alignnone" width="1080"] ![Foto : Instagram @austinkevitch]()
Foto : Instagram @austinkevitch[/caption]Austin selalu unggul dalam bidang olahraga seperti sepak bola, bola basket, dan trek. Ia juga sempat ditunjuk untuk bermain dengan tim Nasional Amerika dan berkompetisi melawan tim lain secara Internasional. Hal tersebut dilakukanya pada saat dirinya tengah menempuh Sekolah Menengah Atas tahun 2010.Pada tahun yang sama Austin memulai gelarnya di Universitas yaitu Brucknell University, yang terletak di Pennsylvania. Di sana, ia belajar manajemen bisnis dan teknik komputer, sebelum melanjutkan ke University of Cape Town, Afrika Selatan, pada 2013 untuk belajar psikologi.Ketika masih di universitas, ia juga bekerja sebagai desainer produk di Scholly, salah satu perusahaan perangkat lunak yang membantu siswa memenangkan beasiswa.Pada tahun 2013 ia meninggalkan perusahaan tersebut dan mendirikan perusahaan pengembangan perangkat lunaknya sendiri. Brighten yang merupakan aplikasi sosial yang memungkinkan pengguna mengirim pujian anonim ke teman.Kevitch kehilangan salah satu temannya dalam insiden pendakian, ia mengungkapkan bahwa momen tersebut mengingatkan pada dirinya betapa berarti orang-orang yang dekat jika mereka pergi. Hal tersebut yang membuat dirinya untuk memulai aplikasi.Kevitch terkenal karena ikut mendirikan aplikasi kencan Yahudi (dan non-Yahudi), Lox Club yang telah dijuluki 'Raya Yahudi' karena dikenal untuk menarik pengguna dengan standar yang sangat tinggi.Inspirasi untuk aplikasi tersebut dikatakan telah melanda Kevitch ketika dia mengalami perpisahan yang sulit di tengah pandemi 2020 dan keluarga Yahudinya terus bertanya kapan dia akan menemukan orang lain.
Foto : Instagram @austinkevitch[/caption]Austin selalu unggul dalam bidang olahraga seperti sepak bola, bola basket, dan trek. Ia juga sempat ditunjuk untuk bermain dengan tim Nasional Amerika dan berkompetisi melawan tim lain secara Internasional. Hal tersebut dilakukanya pada saat dirinya tengah menempuh Sekolah Menengah Atas tahun 2010.Pada tahun yang sama Austin memulai gelarnya di Universitas yaitu Brucknell University, yang terletak di Pennsylvania. Di sana, ia belajar manajemen bisnis dan teknik komputer, sebelum melanjutkan ke University of Cape Town, Afrika Selatan, pada 2013 untuk belajar psikologi.Ketika masih di universitas, ia juga bekerja sebagai desainer produk di Scholly, salah satu perusahaan perangkat lunak yang membantu siswa memenangkan beasiswa.Pada tahun 2013 ia meninggalkan perusahaan tersebut dan mendirikan perusahaan pengembangan perangkat lunaknya sendiri. Brighten yang merupakan aplikasi sosial yang memungkinkan pengguna mengirim pujian anonim ke teman.Kevitch kehilangan salah satu temannya dalam insiden pendakian, ia mengungkapkan bahwa momen tersebut mengingatkan pada dirinya betapa berarti orang-orang yang dekat jika mereka pergi. Hal tersebut yang membuat dirinya untuk memulai aplikasi.Kevitch terkenal karena ikut mendirikan aplikasi kencan Yahudi (dan non-Yahudi), Lox Club yang telah dijuluki 'Raya Yahudi' karena dikenal untuk menarik pengguna dengan standar yang sangat tinggi.Inspirasi untuk aplikasi tersebut dikatakan telah melanda Kevitch ketika dia mengalami perpisahan yang sulit di tengah pandemi 2020 dan keluarga Yahudinya terus bertanya kapan dia akan menemukan orang lain.
