Cara I'tikaf Pada 10 Hari Terakhir dari Bulan Ramadhan

itikaf
itikaf (Foto : )
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengencangkan ikatan kainnya dan membangunkan keluarganya serta beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa ber i’tikaf pada hari-hari tersebut.
Sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan memiliki berbagai keutamaan besar dan keistimewaan yang sangat banyak, di antaranya bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada sepuluh hari itu menggiatkan ketaatan, suatu hal yang tidak beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam lakukan pada hari-hari lainnya.Hal itu telah ditunjukkan oleh apa yang diriwayatkan oleh ‘Aisyah Radhiyallahu anha, ia berkata:كاَنَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْتَهِدُ فِي الْعَشْرِ اْلأَوَاخِرِ مَا لاَ يَجْتَهِدُ فِي غَيْرِهِ"Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih giat (dalam beribadah) pada sepuluh hari terakhir ini yang tidak beliau lakukan pada hari-hari lainnya. Diriwayatkan oleh Muslim"-
(Shahiih Muslim bi Syarh an-Nawawi (VIII/70)) Juga hadits yang diriwayatkan oleh ‘Aisyah Radhiyallahu anha:كاَنَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرَ شَدَّ مِئْزَرَهُ وَأَحْيَا لَيْلَهُ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ"Jika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki sepuluh hari terakhir, maka beliau mengencangkan ikatan kainnya, menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya" - Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim. (Shahiih al-Bukhari (III/ 41) dan Shahiih Muslim bi Syarh an-Nawawi (VIII/70)) Hadits lainnya yang juga diriwayatkan dari ‘Aisyah Radhiyallahu anha:أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ اْلأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللهُ ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِBahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan sampai Allah mewafatkan beliau, kemudian isteri-isteri beliau (tetap) beri’tikaf sepeninggal beliau”-  Diriwayatkan oleh al-Bukhari. (Shahiih al-Bukhari (III/42))