Krisis Air Bersih, Warga Kampung Marlina Sampai Beli Air

Warga Kampung Marlina harus rela membeli air bersih untuk kebutuhan harian mereka
Warga Kampung Marlina harus rela membeli air bersih untuk kebutuhan harian mereka (Foto : )
Warga RT 10 RW 17, Muara Baru, Kampung Marlina, Penjaringan, Jakarta Utara terus dihantui oleh krisis air selama berbulan-bulan. Air di wilayah ini sering tak mengalir sehingga warga terpaksa membeli air untuk memenuhi keperluan mereka sehari-hari.
Krisis air di wilayah Jakarta Utara semakin meluas. Kali ini krisis air melanda RT 10 RW 17, Jalan Muara Baru, Kampung Marlina, Jakarta Utara. Bukan hanya sekali, krisis air bahkan sering kali terjadi selama berbulan-bulan. Sejak awal Desember hingga awal Januari saja, sudah tiga kali terjadi air mati di wilayah ini.
Parahnya lagi, selain di RT 10 ada beberapa RT yang juga terdampak di wilayah tersebut. Yaitu, RT 3, RT 4, RT 5, dan RT 11.
Tersendatnya air di wilayah ini pun juga tidak konsisten atau merata. Seperti yang terjadi di RT 10 sendiri, sebanyak 60 rumah tidak dialiri air sedangkan 20 rumah lainnya tidak mengalami masalah.
Kepada ANTV, Rabu (12/1/2021), sejumlah warga mengeluhkan kondisi tersebut. Terlebih kondisi air yang terkadang berbau, berwarna keruh bahkan hitam.
“Habis lebaran kesini sering mati, sudah berapa kali dilaporin sampai demo-demo nah gak lama ngalir. Setiap ada pengecekan PDAM, ngalir, habis ngalir sekitar 3 hari 2 hari mati lagi, begitu terus dan ini pun belum ngalir. Kalau pas lancar itu kadang-kadang bau juga atau kadang-kadang keruh, itu pernah kita alami sih kendala seperti itu,” ujar seorang warga di RT 10, Janatin.
“Kadang mati, nyala sehari, besok mati lagi terus pertama kali air kadang sudah 4 hari mati itu hitam, baru mulai jernih lagi gitu. Terus kemarin sempet disana ngalir, ditempat aku tidak. Kan sebenarnya alirannya pipanya sama tapi kenapa kayak gitu ya,” ujar warga lain di RT 10, bernama Dwi.
“Sudah hampir 2 bulan dari awal Desember air tidak mengalir. Anak saya sudah lapor 5 kali, cuma kesini cuma dicek mesinnya, mesinnya buat nyedot kencang tapi kalau dari ledeng tidak keluar. Walaupun orang-orang tuh kencang-kencang, saya tidak keluar (airnya),” ungkap warga RT 3, Suharti.
Akibat krisis air ini, warga terpaksa harus membeli air untuk memenuhi keperluan sehari-hari mereka. Hal ini sangat memberatkan warga, lantaran mereka harus membayar air seperti saat air normal, namun tetap mengalami krisis air terus menerus.
“Ya air kan pakainya banyak, jadi setiap hari beli saya keberatan gitu. Kadang-kadang dikasih sama orang atau tetangga,” ujar Suharti.
“Sepikul air itu Rp 8.000, ya 2 dirijen. Nah itu paling cuma buat mandi doang, apalagi kalau keluarganya banyak, anak-anaknya itu mah sebentar doang habis,” keluh Janatin.
“Kita karena 4 hari 5 hari ya (mati) banyak anak-anak yang sampai kekurangan air kan ada yang kena diare karena kan susah air bersih, terus kita beli pun airnya keruh,” tutur Dwi.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua RT 10 Kampung Marlina, Yuli, yang merasa iba kepada warga lantaran terpaksa membeli air dengan kondisi kebanyakan warga yang sedang sulit akibat pandemi.
“Saya merasa sedih kasihan karena sudah gak ada kerjaan, beli air lagi. mending kalau ada gerobak kadang-kadang pakai motor, kadang-kadang pikul sendiri, mahal lagi satu pikulnya mulai dari Rp 5.000,” tutur Yuli saat ditemui ANTV.
Yuli mengatakan pihaknya dan warga sudah sering melaporkan krisis air ini kepada Palyja. Namun nyatanya, hal yang sama terus berulang.
Yuli berharap, agar Palyja bisa konsisten mengalirkan air ke perumahan mereka.
“Kalau diadukan selalu komunikasi antara palyja dan RT, warga. "Ya sudah nanti saya ada yang menangani". Setelah dicek mereka lihat tidak ada air, balik lagi dia, tetap mati. Tidak ada perbaikan dari Palyja. Alasannya, katanya dari sananya pengepresan kurang tinggi, terus katanya ada kala perbaikan di jalur pipa. Ada kendala dari palyjanya gitu loh.” tutur Yuli.
Terkait krisis air di wilayah ini, hingga sekarang Palyja belum memberikan respons lebih lanjut.
Ayo ditolong dong Palyja, mau sampai kapan warga Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara mengalami krisis air?
Restu Wulandari dan Jon Bosco | Jakarta
https://www.youtube.com/watch?v=5gqf1hhTrXI&feature=youtu.be