Cerita Jenius Muda Asal Indonesia di AS, Usia 12 Tahun Masuk SMA, 14 Tahun Sudah Kuliah

david purnomo
david purnomo (Foto : )
Seorang warga keturunan Indonesia di Seattle, Amerika Serikat, sudah berkuliah saat berusia 14 tahun. Sebelumnya, anak ini sudah masuk SMA saat masih berusia 12 tahun.  David Purnomo (14), warga keturunan Indonesia di Seattle, Amerika Serikat, akan mulai perguruan tinggi mulai September ini. David mengaku sudah terbiasa menjadi murid termuda di kelas.
"Saya belum tentukan jurusan, tapi saya rencananya ambil neuroscience (ilmu saraf)," kata David seperti dilansir VOA Indonesia.David terpilih masuk kuliah di University of Washington (UW) di kota Seattle, Amerika Serikat lewat program Early Entrance UW Academy lewat Robinson Center of Young Scholars.Di usia 14 tahun, David akan menjadi seorang freshman (mahasiswa baru). Sementara rata-rata usia freshman di AS adalah 18 tahun."Tentunya ini jadi tantangan, tapi saya rasa saya siap. Sangat menarik bisa lihat hal-hal baru yang bisa saya pelajari, dan kuliah lebih interaktif dibandingkan SMA," kata David.

Selalu Jadi Termuda

David mengaku sudah terbiasa punya teman-teman sekelas yang lebih tua darinya."Saya pernah lompat kelas dan mulai sekolah dasar lebih awal. Jadi saya selalu jadi salah satu yang termuda di kelas. Saya sudah biasa dan bisa berteman dengan teman-teman sekelas, jadi saya rasa (kuliah dengan mahasiswa yang lebih tua) nggak bakal jadi masalah besar," papar David.Ibu David, Li Li Novita Purnomo yang berasal dari Surabaya, mengaku kemampuan akademis anaknya sudah terlihat dari kecil."(Dari kecil) dia itu ada kayak kemauan sendiri untuk bisa cepat baca, bisa cepat tulis. Kita nggak push sama sekali," kata Li Li.Ia juga bercerita David mendapat tawaran untuk lompat ke kelas 4 SD saat duduk di kelas 2 SD. Bahkan sempat ditanya apakah ingin lompat kelas lagi."Tapi saya sama suami mikir, ini anak memang academically advanced, tapi saya pikir ini mungkin tidak baik untuk interaksi sosialnya. Waktu itu ya mungkin umur 7 tahun atau lebih muda, jadi kita bilang, 'Nggak deh, tetap di kelas itu saja,'" paparnya lagi.Dikatakan,  David mulai duduk di bangku SMA pada usia 12 tahun. Sementara usia rata-rata murid yang baru masuk SMA di Amerika Serikat adalah 14 tahun, menurut organisasi USA Hello.David, yang aktif ikut kontes spelling bee (mengeja) dan geo bee (geografi) dari kelas 5 SD, juga sibuk mengambil kelas mata kuliah selama musim panas.Bahkan sebelum kelas 10, David sudah ambil 2 kelas kuliah dari University of Washington dan satu dari Johns Hopkins University.

Badminton Hilangkan Stres

Badminton jadi salah satu cara David menghilangkan stres. Ia biasanya habiskan waktu lima jam di lapangan dan juga mengikuti berbagai turnamen."Walaupun saya main badminton lama setiap harinya, itu tetap seru buat saya. Jadi cara yang baik buat istirahat dari stres kehidupan akademik saya."David mengaku harus mengurangi kegiatan badmintonnya begitu masuk kuliah, tapi tetap akan terus latihan.Program UW Academy di University of Washington yang dibentuk tahun 2001, memungkinkan murid-murid berbakat yang di duduk di kelas 10 untuk langsung masuk kuliah tanpa perlu menyelesaikan jenjang SMA.Tahun ini, pendaftar harus menyertakan rapor sekolah, surat rekomendasi guru, dan dua esai. Dari sekitar 100 murid yang mendaftarkan diri tahun ini, hanya 40 yang terpilih.  David menjadi salah satunya murid yang terpilih.
"Yang kami cari adalah murid yang menunjukkan catatan akademik yang kuat," kata Kathryn Grubbs, Interim Director untuk EEP Academy Program di University of Washington."Kami juga melihat aktivitas dan pencapaian para murid. Jadi kami bisa dapat gambaran siapa David di luar kelas dan apa saja yang menarik minat dia," lanjut Grubbs."Secara keseluruhan, dia tentunya menonjol sebagai seorang yang tidak hanya siap kuliah, tapi juga bisa memanfaatkan kesempatan sepenuhnya menjadi mahasiswa."Meski ikut program 'kuliah lebih awal,' David akan belajar bersama mahasiswa kuliah lainnya yang usianya rata-rata 18 hingga 24 tahun.Salah satu hal yang paling David tunggu-tunggu dari kuliah adalah kesempatan ikut riset di University of Washington. Ia pun bercita-cita menjadi ahli syaraf."Impian saya menjadi neuroscientist (ahli saraf)," ujar David. "Both bantu pasien dan ikut riset seputar otak, dan cari tahu apa yang belum kita ketahui tentang otak sejauh ini," katanya.VOA Indonesia