Karbohidrat Olahan Dapat Meningkatkan Risiko Obesitas

Karbohidrat Olahan Dapat Meningkatkan Risiko Obesitas
Karbohidrat Olahan Dapat Meningkatkan Risiko Obesitas (Foto : )
Konsumsi karbohidrat berlebihan dapat meningkatkan risiko obesitas, penyakit jantung, stroke dan penyakit diabetes tipe 2.
Karbohidrat sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk menghasilkan energi. Namun, ada jenis karbohidrat tertentu yang justru dapat membahayakan kesehatan, yaitu karbohidrat olahan. Karbohidrat yang  berasal dari makanan utuh biasanya kaya akan serat dan nutrisi yang baik, sementara karbohidrat olahan, rendah serat dan minim nutrisi.Mengonsumsi karbohidrat olahan terlalu banyak juga bisa meningkatkan risiko obesitas, penyakit jantung dan diabetes tipe 2. Itu sebabnya, ahli kesehatan menyarankan kita untuk membatasi konsumsi karbohidrat jenis ini.Gula yang mengandung karbohidrat olahan antara lain sukrosa, sirup jagung, dan sirup agave. Sedangkan biji-bijian olahan telah kehilangan sebagian besar serat dan gizinya, seperti dalam tepung putih atau gandung olahan.Jenis karbohidrat olahan juga dapat kita temui dalam makanan olahan seperti tepung putih, roti, kue kering, soda, pasa, dan gula tambahan.Karbohidrat olahan juga kerap disebut dengan kalori “kosong” karena kandungan serat, vitamin dan mineralnya sangat minim. Karbohidrat jenis ini juga cepat dicerna dan memiliki indeks glikemik yang tinggi. Itu sebabnya, karbohidrat olahan seringkali menyebabkan lonjakan gula darah dan kadar insulin.Karena lebih cepat dicerna oleh tubuh, mengonsumsi karbohidrat olahan akan menghasilkan lonjakan energi singkat. Hal ini akan membuat kita lebih cepat merasa lemas, sehingga perlu mengonsumsi lebih banyak makanan agar kembali berenergi.Akibatnya, asupan kalori dalam tubuh menjadi tinggi dan dapat memicu kenaikan berat badan. Padahal, berat badan berlebih membuat kita berisiko tinggi mengalami gangguan kesehatan seperti penyakit jantung, diabetes tipe 2, stroke, hipertensi, asma, sakit punggung kronis dan osteoarthritis.