Alvaro Morata Penyebab Kekalahan Timnas Spanyol dari Italia

Italia vs Spanyol 4-2 Alvaro Morata gagal eksekusi pinalti Spanyol
Italia vs Spanyol 4-2 Alvaro Morata gagal eksekusi pinalti Spanyol (Foto : )
Alvaro Morata penyebab kekalahan Timnas Spanyol dari Italia. Pelatih Spanyol Luis Enrique tidak mau menyalahkan strikernya Alvaro Morata sebagai penyebab kekalahan La Furia Roja.
Timnas Spanyol harus menghentikan langkahnya di babak semi final Piala Eropa 2020 usai menyerah dari Italia dalam drama adu pinalti. Dalam pertarungan keras dan seru di semi final Euro 2020 yang berlangsung di Stadion Wembley, London, Inggris Rabu (7/7/2021) dini hari WIB itu kedua tim hanya mampu bermain imbang 1-1 di waktu normal.Italia dan Spanyol kembali tidak mampu mencetak gol di babak extra time. Spanyol yang lebih menguasai jalannya pertandingan dibuat gemas oleh pertahanan ketat yang diperagakan oleg Giorgio Chiellini, Giovanni Di Lorenzo dan Leonardo Bonucci serta bek kiri Emerson yang kemudian digantikan oleh Rafael Toloi di menit ke-73'.Babak Extra Time berakhir dengan skor imbang 1-1 hingga waktu 120 menit. Akibatnya, pertandingan semi final antara Italia melawan Spanyol harus ditentukan dalam drama adu penalti. Kedua tim harus menentukan nasib dengan lewat keberuntungan adu pinalti.Tos tosan harus dilakukan untuk mencari pemenang pertandingan antara Timnas Spanyol melawan Italia. Pada babak ini Timnas Spanyol tidak mampu mengulang sukses mereka saat menyingkirkan Swiss juga lewat drama adu pinalti. Kali ini Spanyol kalah beruntung dari Italia dengan skor 2-4.Pelatih Tim Nasional (Timnas) Spanyol, Luis Enrique memberikan komentar kegagalan tim asuhannya mencapai final Piala Eropa 2020. Enrique menolak menyalahkan striker Alvaro Morata yang dinilai jadi biang keladi kegagalan Timnas Spanyol tersebut.
Alvaro Morata Gagal Eksekusi Pinalti Sebagai Algojo Pertama Spanyol Kekalahan Spanyol atas Italia dari adu pinalti itu pun tidak lepas dari performa Morata yang gagal mengeksekusi tendangan penalti. Sebagai Algojo pinalti keempat Spanyol, kegagalan Alvaro Morata berdampak kepada tekanan mental bagi penendang penendang berikutnya.Meski sempat menjadi pahlawan saat menyamakan kedudukan menjadi 1-1, tetapi kegagalan Morata menjadi algojo di babak penentu langsung menjadikan dirinya sebagai pecundang kegagalan Spanyol.Situasi ini membuat penggemar Spanyol kembali menyerang pemain Juventus tersebut. Namun, Enrique selaku arstiek La Furia Roja –julukan Timnas Spanyol–tidak ingin menunjuk Morata sebagai penyebab kekalahan Spanyol dari Italia.Terlebih, sang pemain juga mengalami masa-masa sulit selama gelaran Piala Eropa 2020. Termasuk kritikan yang terus mendatangi Morata hingga ancaman pembunuhan yang diterima keluarganya.“Dia (Morata) memiliki masalah dengan ancaman. Ini menjelaskan banyak tentang kepribadiannya. Meskipun begitu, dia ingin mengambil penalti,” kata Enrique, dikutip dari Sky Sports, Rabu (7/7/2021).“Dia telah melalui masa-masa sulit selama kompetisi ini tetapi dia brilian. Dia mencetak gol, sangat baik. Saya belum bisa melihatnya (setelah laga) karena dia pergi ke kontrol doping. Tetapi, saya akan pergi dan menemuinya sekarang,” lanjut mantan pelatih Barcelona tersebut.Enrique mengaku tidak ingin larut dalam kesedihan setelah Timnas Spanyol tersingkir dari Piala Eropa 2020. Enrique merasa kecewa karena harus menelan pil pahit tersebut. Meski begitu, ia mencoba menerima kekalahan tersebut dengan memberikan ucapan selamat kepada Italia.“Ini bukan malam yang menyedihkan bagi saya, tidak sama sekali. Tentu saja ada kekecewaan, tetapi itulah sepakbola. Anda harus bisa menang dan kalah. Kami sangat senang untuk melakukannya. Kami memenangkan adu penalti di perempat final tetapi kami harus memberi selamat kepada lawan kami,” lanjut Enrique.Seharusnya Spanyol bisa saja memenangkan pertandingan semi final Piala Eropa 2020 tersebut. Pasalnya jika berbicara penguasaan bola, Spanyol lebih unggul sebanyak 71% dibandingkan Italia yang hanya mampu menguasai bola tidak lebih dari 29%. Namun keberuntungan tidak berpihak kepada La Furia Roja untuk kembali ke final Piala Eropa.