Isu Sejumlah Babi Hutan Mati Akibat Flu Babi di Malinau Kaltara, Dinas Pertanian: Kita Cek

Isu Sejumlah Babi Hutan Mati Akibat Flu Babi di Kaltara, Dinas Pertanian: Kita Cek
Isu Sejumlah Babi Hutan Mati Akibat Flu Babi di Kaltara, Dinas Pertanian: Kita Cek (Foto : )
Dinas Pertanian Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara (Kaltara), melakukan pengecekan ke lapangan atas isu babi hutan mati akibat terjangkit penyakit flu babi.
Beberapa Hari ini, masyarakat Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara dihebohkan dengan berkembangnya isu terkait adanya sejumlah babi hutan mati, diduga terkena flu babi, di Kecamatan Mentarang Hulu dan di Desa Gong Solok.Bahkan, babi yang mati tersebut ada yang hanyut di sungai.Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Malinau, Apri ST Padan menyatakan, belum berani menyebut bahwa itu disebabkan virus flu babi. Sebab, untuk menetapkan adanya virus flu babi atau tidak, diperlukan waktu yang cukup panjang, meski sudah dikenali ciri-cirinya.“Yakni perlu dilakukan pengambilan sampel dari babi yang mati dan lakukan pemeriksaan secara klinis oleh ahli kesehatan hewan. Namun demikian, masyarakat diharapkan untuk segera melaporkan ke Dinas Pertanian jika ada babi yang tiba-tiba mati itu,” terangnya, Sabtu (12/6/2021).Apri menuturkan, mendengar adanya sejumlah kasus kematian babi hutan yang dikatakan masyarakat ada di Mentarang Hulu di wilayah Kabupaten Malinau, mungkin saja disebabkan oleh faktor lain, misalkan faktor alam seperti banjir, manusia meracuni atau hama penyakit lainnya.“Jadi, jika untuk mewaspadainya boleh saja kita melakukan langkah antisipasi dengan tidak berburu, menjual membeli babi hutan sampai ada kepastian informasi dan keterangan memgenai kasus kematian babi hutan ini,” tegasnya.Demikian pula memotong mengkonsumsi babi peliharaan yang diduga sakit patut diwaspadai. menurutnya, penyakit
African Swine Fever (ASF) pada babi yang viral di media massa serta adanya info kasus positif ASF di Kabupaten Berau."Namun berdasarkan hasil penelitian yang kami ketahui, sampai hari ini tidak menular ( zoonosis) kepada manusia hanya menular khususnya antar hewan babi saja,” ujarnya.Oleh karena itu, pada kesempatan ini Dinas Pertanian Malinau mengharapkan agar semua pihak untuk berhati-hati dalam menyebarkan informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.  Misalnya info kasus adanya babi yang mati misterius di Peso masih dilakukan pemeriksaan di Lab B. Veteriner Banjar Baru dari sampelnya yang berasal dari darah dan serum Babi.Dirinya sangat mengharapkan kerjasamanya semua pihak, jika ada kejadian dan kasus babi mati misterius baik di hutan maupun di kandang, agar laporkan ke Dinas Pertanian Malinau melalui petugas lapangan (PPL Peternakan) untuk mengambil sampel pada bangkai babi tersebut.Hal ini dilakukan untuk dicek melalui uji laboratorium yang cukup memakan waktu.  Kemudian bangkai babi jangan dibuang ke sungai, tetapi sebaiknya dikubur saja.Masyarakat juga dimbau menjaga kebersihan, kesehatan kandang dan pakan dengan  menggunakan makanan sisa restoran/ warung/ sisa makanan rumah maupun di tempat sampah.Khususnya yang mengandung produk babi, serta lakukan isolasi kandang babi dengan tidak memasukkan orang, benda dan hewan lainnya secara bebas, yang dapat mengkontaminasi ternak babi.“Karena bisa saja membawa bibit penyakit ASF, salah satunya yang hingga kini belum ada obat maupun vaksinnya,” tukas Apri, seperti dikutip dari rri.co.id.