Pemotretan Penari Perut Rusia di Masjid Mesir Menuai Kecaman

penari perut rusia
penari perut rusia (Foto : )
Seorang penari perut Rusia yang terkenal di Mesir menuai kontroversi di setelah muncul dalam foto-foto yang diambil di luar sebuah masjid.
Seperti diberitakan
Gulf News , penari Ekaterina Andreeva, yang dikenal sebagai Johara atau "permata" dalam bahasa Arab, mengunggah foto di akun instagramnya yang menunjukkan dia mengenakan jilbab dan pakaian Abaya putih di halaman Masjid Al Meena yang terkenal di kota resor Hurghada di Laut Merah.“Ramadan Karim untuk negara-negara Islam. Semoga Tuhan membuatnya penuh dengan berkah untuk Anda dan keluarga Anda,” tulis penari itu dalam keterangan unggahannya, mengacu pada bulan suci Ramadan.https://www.instagram.com/p/COL1PHUhgys/Namun, foto-foto itu membuat marah warga Kota Hurghada“Tidak pantas meninggalkan halaman masjid untuk seorang penari mengambil foto saat kita berada di hari-hari penuh berkah di bulan suci,” kata Tareq Rushdi, seorang warga Hurghada.Hamed Sayed, seorang warga lainnya, berkata: “Ada banyak lokasi wisata di Hurgahda. Lantas, mengapa seorang penari harus berfoto di depan masjid saat kita mengalami suasana spiritual Ramadan?”Menanggapi kemarahan beberapa warga itu, seorang pejabat awqaf setempat mengatakan foto-foto itu diambil di halaman luar masjid, yang merupakan tempat wisata bagi turis, pada saat tidak ada salat."Halaman masjid adalah tempat wisata turis sebagai bagian dari rencana perjalanan yang diatur oleh perusahaan perjalanan," tambah pejabat itu.Sumber di Kementerian Awqaf Mesir, yang bertanggung jawab atas masjid di seluruh negeri, mengatakan bahwa imam masjid tersebut tidak akan dihukum. "Insiden itu tidak melanggar instruksi terkait," kata sumber kementerian.“Sesi foto berlangsung di luar masjid dan di halaman masjid. Wanita itu mengenakan pakaian yang layak. Selain itu, masjid ini terbuka untuk turis dan fotografi diperbolehkan di halamannya seperti peraturan di Hurghad."Tarian perut selama beberapa dekade telah populer di kalangan orang Mesir. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, genre ini tidak disukai di negara itu dengan beberapa ulama menyebutnya "tidak Islami". Gulf News