Ketua PBSI Gelorakan Evaluasi Bersama Kegagalan Atlet di 3 Turnamen Thailand

Ketua PBSI Gelorakan Evaluasi Bersama Kegagalan Atlet di 3 Turnamen Thailand
Ketua PBSI Gelorakan Evaluasi Bersama Kegagalan Atlet di 3 Turnamen Thailand (Foto : )
Seluruh tim bulutangkis Indonesia telah pulang ke tanah air setelah mengikuti rentetan tiga turnamen di Bangkok, Thailand, pada kesempatan itu Ketum PBSI Agung Firman Sampurna mengunjungi pelatnas, dan membahas kegagalan mereka.
Ketua Umum PP PBSI Agung Firman Sampurna menggelorakan semangat bertanding untuk menang.Pesan penambah semangat itu disampaikan saat bertemu dengan para pebulutangkis yang baru saja bertanding pada turnamen di Bangkok, Thailand, Januari silam.Dalam kunjungan ke Pelatnas PBSI di Cipayung, Jakarta Timur, Selasa (2/2) sore, Agung hadir untuk menyambut dan memberi semangat kepada pemain yang telah kembali ke Tanah Air.Selain itu, Agung juga ingin mendengar langsung dari pemain dan pelatih tentang bagaimana perjuangan para pemain di Negeri Gajah Putih.Sehingga dalam kesempatan tersebut, Agung mengajak semua pelatih dan pemain untuk melakukan evaluasi bersama, menyusul hasil tak mencapai target yang didapat dari tiga turnamen di Thailand."Dari tiga turnamen ini, kita evaluasi di mana kapasitas stamina, ketangguhan mental, dan tingkatan teknis dalam berlaga di turnamen internasional. Stamina, mental, dan teknis adalah tiga hal yang sangat penting untuk kita evaluasi. Di antara tiga hal ini, saya juga ingin tahu di mana kurangnya," jelas Agung, melansir dari laman resmi PBSI.Evaluasi tim kemudian disampaikan oleh pemain ganda putra Muhammad Rian Ardianto. Ia mengatakan kalau kegagalan pada debut pertama mereka setelah vakum 10 bulan adalah faktor kurangnya mental, fisik, dan strategi dalam berjuang."Dari segi mental, fisik dan strategi bertanding juga masih kurang. Ini adalah turnamen pertama kali sejak All England tahun lalu, jadi feeling atau
touch -nya hilang. Itu yang masih harus kami cari," aku Rian.Pasangannya, Fajar Rian juga berujar kalau fokus bertanding kali ini terbagi dengan kebiasaan baru yang harus dilakukan. Menjalankan protokol kesehatan juga menjaga tubuh agar fit."Jadi memang kondisi seperti ini tidak seperti pertandingan pada biasanya," ungkap Fajar."Saya merasakan fokusnya tidak hanya di bertanding, tapi harus juga menjaga kondisi agar tetap fit. Protokol kesehatan pun sangat ketat, jadi kami mungkin memang kurang terbiasa. Tapi mau tidak mau, kondisi seperti ini harus dijalani," Fajar Alfian menjelaskan.Agung kemudian menjelaskan, kalau seorang atlet itu harus memiliki semangat untuk menang. Karena hal tersebut adalah suatu pencapaian yang akan dinikmati oleh si atlet itu sendiri."Kalau teman-teman juara, itu bukan untuk PBSI, bukan pula untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia, tapi adalah untuk teman-teman sendiri. Oleh karena itu, teman-teman harus bertanding untuk menang!" Agung memberi semangat.