Jeritan Para Pedagang Tempe Seiring Melambungnya Harga Kacang Kedelai

Jeritan Para Pedagang Tempe Seiring Melambungnya Harga Kacang Kedelai (Foto RRI)
Jeritan Para Pedagang Tempe Seiring Melambungnya Harga Kacang Kedelai (Foto RRI) (Foto : )
Setelah pembuat tahu tempe DKI Jakarta mogok produksi, kini giliran jeritan para pedagang tempe di Palembang mulai terdengar.
Ya... Naiknya harga kacang kedelai itulah yang membuat para pedagang tempe di Palembang menjerit.Harga kacang kedelai yang saat normal di kisaran Rp6.500-Rp7.000, kini melonjak hingga Rp9.000 sampai Rp10.000.Salah seorang pedagang tempe di Pasar Pahlawan Palembang, Patuni, mengungkapkan. Kenaikan harga kacang kedelai sudah mulai terasa sejak awal 2020 dan sempat turun untuk sementara.Kenaikan kembali terjadi dalam satu bulan terakhir saat harga kacang kedelai tembus di atas Rp9.000.Patuni mengutarakan, dirinya tidak bisa menaikkan harga tempe dagangannya, karena permintaan cenderung menurun selama masa pandemi.Akan tetapi, untuk menyiasati kondisi seperti ini, produsen terpaksa mengurangi ukuran tempe."Selama pandemi ini catering dan rumah makan tutup, jadi permintaan berkurang. Ini pun yang dijual sudah kami kurangi beratnya. Paling tidak, keuntungan penjualan hanya dapat digunakan untuk makan sehari-hari," ucap Patuni, Senin (4/1/2021), seperti dikutip rri.co.id.Meski demikian, Patuni masih beruntung, karena ia sudah memiliki pelanggan tetap.Salah satu Rumah Sakit (RS) di Palembang secara rutin membeli tempe buatannya.Hal ini yang menjadi salah satu alasan dirinya masih dapat bertahan untuk menjual tempe."Yang pasti itu sekarung kacang kedelai untuk pesanan rumah sakit, biasanya seminggu dua hingga tiga kali," imbuhnya.Sementara itu, Plt Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Sumatera Selatan, Iwan Gunawan, mengatakan. Tingginya harga kedelai dipicu kenaikan harga di tingkat global.Dan pada saat bersamaan, pasokan kedelai ke Indonesia sebagian besar adalah impor, karena produsen melihat kualitas yang dianggap lebih baik."Ini sama seperti kasus gula. Produsen masih mau kedelai impor. Mereka pilih yang bagus," ujar Iwan.Diakui Iwan, Dinas Perdagangan tidak dapat melakukan intervensi soal harga kedelai impor. Mengingat persoalan impor kedelai ini ada di tingkat kementerian/pusat.Seperti diberitakan, Anggota Komisi IV DPR, Johan Rosihan, meminta adanya langkah dan kebijakan yang cepat. Serta tepat guna mengatasi pangkal persoalan aksi mogok produsen tahu dan tempe di berbagai daerah.Dia mengatakan, meroketnya harga kedelai berdampak serius terhadap kelangsungan usaha dari ribuan UKM. Serta terjadinya mogok produksi produsen tahu dan tempe."Saat ini pemerintah harus sadar bahwa ketergantungan impor pasti berdampak serius terhadap stabilitas harga. Dan ketahanan pangan kita," kata Johan kepada wartawan, di Jakarta, Senin (4/1/2021).Politisi PKS ini mendesak pemerintah membuat langkah fundamental terkait ketergantungan impor dan lemahnya tata kelola perniagaan kedelai lokal.Untuk mengatasi gejolak harga kedelai saat ini, Johan mendorong agar segera memberdayakan para petani kedelai lokal. Serta mengelola harga jualnya agar tidak kalah bersaing dengan produk impor.Pemerintah, lanjutnya, diharapkan segera mengambil kebijakan stabilisasi harga kedelai. Untuk menyelamatkan keberlangsungan usaha dari produksi tahu dan tempe."Apalagi pada masa pandemi ini harus ada prioritas untuk membantu ribuan usaha kecil menengah berbasis pemberdayaan produk lokal. Agar ekonomi nasional segera pulih," jelasnya.