Kisah Duo Pesepeda Paruh Baya Tempuh 1.000 KM Jalur Anyer-Panarukan

Kisah Duo Pesepeda Paruh Baya Tempuh 1.000 KM Jalur Anyer-Panarukan
Kisah Duo Pesepeda Paruh Baya Tempuh 1.000 KM Jalur Anyer-Panarukan (Foto : )
Dua pesepeda pria setengah baya tak tanggung-tanggung dalam menyalurkan hobi mereka. Jalur Anyer-Panarukan pun mereka tempuh dengan mengayuh sepeda lipat. Mereka menyebutnya Tour de Anyer-Panarukan.
Medy Oslo (56) dan Aziz (58), duo pesepeda, akhirnya sampai di Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (29/12/20), setelah gowes selama beberapa hari dari titik keberangkatan di Anyer, Banten, Kamis (24/12/2020).Selama lima hari perjalanan, Medy dan Azoz sudah menyelesaikan separuh dari total rute Anyer-Panarukan sepanjang 1.000 kilometer.Merek menempuh rute Anyer-Panarukan dalam rangka tapak tilas jalur yang membentang sepanjang utara Pulau Jawa. Jalur ini dibikin oleh Herman Willem Daendels, Gubernur Jenderal di Indonesia pada tahun 1808-1811 silam.Medy dan Aziz kemudian saling bercerita, suka duka saat menyusuri jalur sepanjang 1.000 kilometer tersebut. Mulai dari helm yang tertinggal, sampai cerita kehujanan saat gowes.“Saya kebetulan suka berpetualang, lalu pengin gowes. Akhirnya dengan Pak Medy ini kita sepakati untuk Tour de Anyer-Panarukan. Titik nolnya di Anyer,” ungkap Aziz. Medy dan Aziz sendiri merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN) di Jawa Barat. Medy bekerja di salah satu perusahaan BUMN sementara Aziz adalah ASN di salah satu kantor dinas di Pangandaran.“Perkiraan kita sampai di Panarukan tanggal 2 Januari, jadi kita tahun baruan gowes,” ujar Medy.Di Kota Semarang, keduanya sempat mampir ke rumah dinas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, lalu dilanjut gowes bareng keliling Kota Semarang.“Ini saya kedatangan dua tamu nekat ya, yang satu sudah pensiun dan satu sebentar lagi pensiun, mencoba mengikuti jalur Anyer Panarukan dan hari ini mau melihat Kota Semarang,” kata Ganjar kepada duo pesepeda itu.“Katanya sudah banyak lecet-lecet hehehe begitulah goweser. Terimakasih sudah mampir, saya doakan semoga sehat selalu,” tambah Ginanjar. Teguh Joko Sutrisno | Semarang, Jawa Tengah