PTDI Pakai Dua Pesawat Prototipe Guna Percepat Sertifikasi N219

n219 nurtanio lapan
n219 nurtanio lapan (Foto : )
PT Dirgantara Indonesia (PTDI) menggunakan dua pesawat prototipe guna mempercepat sertifikasi pesawat N219. Kedua pesawat prototipe ini memiliki misi masing-masing.
Pesawat N219 adalah pesawat buatan PTDI yang bekerjasama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan).Saat ini PTDI menggunakan dua prototipe pesawat tersebut guna mempercepat sertifikasi N219.Kepala Program N219 PTDI Palmana Banandhi mengatakan, dengan penggunaan dua prototipe pesawat ini sebagai wahana sertifikasi uji terbang, tes terbang bisa dioptimalkan.Ini karena tidak hanya bertumpu pada satu pesawat saja dan memungkinkan bisa tercapai memperoleh Type Certificate di akhir tahun 2020," katanya.Menurutnya, sertifikasi adalah proses penting guna menjamin keselamatan dan keamanan penerbangan.Direncanakan, prototipe pesawat pertama akan menjalani serangkaian pengujian, antara lain, performa pesawat, karakteristik kestabilan, pengendalian dan uji struktur pesawat.Sedangkan prototipe pesawat kedua akan digunakan untuk pengujian sub sistem pesawat, seperti sistem avionik, sistem kelistrikan, kendali penerbangan dan propulsi.Pesawat N219 telah terbang perdana pada 16 Agustus 2017. Kemudian pada 10 November 2017 atau bertepatan dengan Hari Pahlawan, pesawat ini diberi nama Nurtanio oleh Presiden Joko Widodo.Untuk Indonesia, sertifikasi pesawat akan dikeluarkan oleh Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Kementerian Perhubungan RI.Sejauh ini prototipe pesawat pertama telah menjalani 256 jam uji terbang dan prototipe kedua menjalani 170 jam uji terbang.Awalnya, PTDI bersama Lapan akan membuat empat pesawat N219 dengan kapasitas produksi yang ada saat ini. Selanjutnya PTDI akan meningkatkan kapasitas produksi, sehingga dapat segera memenuhi permintaan pasar.PTDI juga akan membuat N219 dengan varian amphibi yang dapat lepas landas dan mendarat di darat maupun di permukaan air."Inovasi dari pesawat N219 nantinya akan dikembangkan menjadi varian amphibi, akan mengurangi biaya infrastruktur untuk pembuatan bandara, kata Direktur Utama PTDI Elfien Goentoro.
Antara