Ketua Tim Riset Unpad Ungkap Kelebihan dan Kekurangan Vaksin Sinovac

vaksin covid-19 sinovac
vaksin covid-19 sinovac (Foto : )
Ketua Tim Riset Uji Klinis Fase 3 Vaksin Covid-19 dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Prof Kusnandi Rusmil mengungkapkan kelebihan dan kekurangan vaksin Sinovac, asal China
.Vaksin Covid-19 buatan Sinovac, China sedang diuji klinis fase tiga di Unpad, Bandung, Jawa Barat.Ketua Tim Riset Uji Klinis Fase 3 Vaksin Covid-19 dari Fakultas Kedokteran  Unpad Prof Kusnandi Rusmil mengungkapkan alasan menggunakan vaksin dari Sinovac."Kenapa vaksin Sinovac? Karena berasal dari RRC dan penyakit ini berasal dari RRC, Wuhan. Mereka telah melakukan (uji klinis) fase 1 dan 2, kita tinggal melakukan lanjutan fase 3 bersama Brasil, Bangladesh, India, dan Turki," katanya dalam Dies Natalis Unpad, yang disiarkan lewat YouTube, Jumat (11/9/2020).Menurut Kusnandi, fase 1 dan 2 hasil dan efektifitasnya cukup baik. Ini yang membuat mereka lebih percaya diri untuk melakukan uji klinis fase 3.Ia kemudian membandingkan vaksin Sinovac dengan vaksin lainnya, termasuk dari AstraZeneca yang kini setop uji klinis karena ada relawannya yang sakit."AstraZeneca itu terdiri dari virus yang hidup. Virus hidup dari adenovirus, kemudian disuntik dengan virus corona, jadi ada dua virus."Nah itu disuntik kepada orang-orang tertentu, kepada relawan. Itu mungkin ada yang tidak cocok dan ada efek. Menimbulkan efek mielitis transversal sehingga dia (uji klinis) disetop," katanya.Kusnandi menyebut, hal ini berbeda dengan vaksin Sinovac yang menggunakan virus dimatikan. Meski demikian ada kekurangan pada vaksin yang akan diproduksi Bio Farma ini."Tapi yang punya Bio Farma virus itu dimatikan,  jadi tidak mungkin menyebabkan sakit. Tapi ada kekurangannya  yaitu tidak begitu imunogenik, jadi disuntiknya harus beberapa kali," ungkapnya.Oleh karena itu menurut Kusnandi, dalam uji klinisi di Indonesia, setiap relawan disuntik dua kali dengan jeda setiap suntikan selama 14 hari.