Viral di Media Sosial, Curhatan Ibu Rumah Tangga Dipaksa Ibunya Meninggal secara Covid-19

medsos
medsos (Foto : )
Sebuah curhatan seorang ibu rumah tangga di Pasuruan Jawa Timur tentang ibunya meninggal dunia di Rumah Sakit R Soedarsono dipaksa menjadi pasien covid-19 mendadak viral di media sosial. Bahkan dalam curhatan itu, si dokter rumah sakit mengancam tidak akan menangani pemeriksaan sebelum keluarga korban menandatangani pernyataan ibunya covid-19, padahal kondisi ibu korban sudah kritis.
Warga Kota Pasuruan, Jawa Timur digegerkan dengan beredarnya curatan ibu rumah tangga yang ditulis di media sosial sejak kemarin.Unggahan curhatan memilukan ini diposting oleh akun Tea Ranich, pada tanggal 3 Agustus kemarin, dimana tea ranich menceritakan tentang kronologis ibunya meninggal dunia sampai menjalani pemakaman secara protokol covid-19.Bahkan dalam akun facebooknya, Tea Ranich bernama asli Tirani Eka Pratiwi, warga Desa Pleret, Kecamatan Pohjentrek, Kabupaten Pasuruan, mengatakan dirinya dipaksa oleh si dokter rumah sakit untuk menandatangani surat penyataaan bila ibunya terkena virus corona.Selain itu, si dokter mengancam tidak akan melakukan penanganan medis kepada ibunya sebelum ada tada tangan dari pihak keluarga dimana ibunya covid-19, padahal saat itu kondisi ibunya sedang kritis hingga akhirnya meninggal dunia.Menurut rani, ia hanya ingin curhat di media sosial tentang peristiwa yang dialami keluarganya. Namun, setelah memposting,  ternyata banyak yang merespon ia mengira mungkin banyak orang yang bernasib sama sepertinya.Ia juga menjelaskan, jika ibunya tidak diperiksa namun dinyatakan covid-19 ia tidak menerima sama sekali dan ingin membawa ibunya pulang. Karena belum dilakukan swab tes dan hasil rapid tesnya non reaktif.Sementara itu, pihak rumah sakit melakukan konfrensi pers terkait kajadian itu. Kegiatan itu dihadiri oleh para awak media.Plt Rumah Sakit r Soedarsono mengatakan tidak ada paksaan  terhadap pasien, semua sudah sesuai dengan prosedur.Untuk lebih jelasnya, pihak rumah sakit akan melakukan kordinasi dengan keluarga pasien agar tidak terjadi kesalafahaman.Pihak keluarga rani berharap kejadian ini tidak terulang lagi kepada masyarakat lainnya. Dia berharap pihak rumah sakit harus transparan menangani pasien yang berobat kerumah sakit.
Ari Suprayogi | Pasuruan, Jawa Timur