Puisi Menyentuh untuk Dubes Quito, Ekuador, Diennaryati Tjokrosuprihatono

Puisi Menyentuh untuk Dubes Quito, Ekuador, Diennaryati Tjokrosuprihatono (Foto Instagram)
Puisi Menyentuh untuk Dubes Quito, Ekuador, Diennaryati Tjokrosuprihatono (Foto Instagram) (Foto : )
Puisi menyentuh untuk Duta Besar Quito, Ekuador, Diennaryati Tjokrosuprihatono, menjelang akhir masa tugasnya sebagai perwakilan Pemerintah Republik Indonesia.
Puisi menyentuh itu dibuat oleh seorang Warga Negara Indonesia di Quito, yang bernama Padre Jeffry Kelen. Berikut puisinya:
IBU MASIH DI SINIKu pandang langit berharap menembus surga karena rinduku pada sang khalik Kutengadahkan hatiku pada sang Gustikarena rasa hausku pada kesegaran ilahiKutatap lautan luas karya sang AgungAgungMu membentang tak tertantangKuarahkan mata ini di atas hempasan ombakberharap bisa menemukan sebuah dermaga di ujung senja hanya sekedar bersandar sebelum tubuhku diselimuti malamAh, terlampau jauh aku menatapBerhentilah berhayal seperti pungguk merindukan bulan karena dia mau pergiWaktunya sudah tak cukup lagiCukup sudah menghayal itu semuaKarena dia akan pergi dan tak kembaliAh, pagi yang tak seindah biasanyaAkankah embunmu kembali berbuih pada daunAkankah awanmu bercinta lagi di bibir bukitMari berdansa lagi dengankuHingga senja menjemputAh, waktunya sudah tibaTiba-tiba aku sedihKarena aku tahu dia tidak akan kembaliDia hanya kembali dalam bayangkuBayang yang tak pernah nyata dalam ragaTetapi, dia masih di sini Dia tetap di sini dalam cintaDia tetap ada dalam rasaCintanya tak pernah pergiRasanya tak pernah hambarWalau raganya tak adaDia masih di sini, Masih ada ruang cinta untuk kamiTenda rindu masih biru berharap dia kembaliTapi sayang selayang pandangItu hanya ilusi mengelabui senduDia masih terus di sini,Cintanya ada di hati kami Dia bersemi dan selalu bersemiKarna kami akan selalu berkisahSeperti kisah anak tentang ibunyaDia masih di sini,Dia di sini karena dia ibu kamiIbu yang menyatukan segala perbedaanIbu yang melindungi anaknya Ibu yang menyapa anaknyaIbu yang selalu cemas demi kebaikan anaknyaAh, waktunya sudah tibaSaatnya untuk say good byeUntuk apalagi aku menengadah ke langitMemohon pada sang Ilahi supaya raganya tetap di sini tuk kami anak-anaknyaUntuk apalagi memandang lautanToh dermaga tak bisa menghentikannyaDia terus berlayar meninggalkan kamiAh, biar saja sudahPertiwi memanggilnya pulangPulang membawa bekal tuk bangsaBiarkanlah sudah, Dia pulang dengan banggaBangga dengan apa yang dia buatIndonesia banggaKami banggaIbu, pulanglah, Tugas muliamu udah purnaCintamu masih ada di siniTak pernah purna dan sirnaIbu menaburnya dengan kasih sayangMerawatnya dengan kelembutanKami terus memeliharanyaAbadilah namamu, ibuKami rindu, sungguh kami rinduRindu kelembutanmuKami rindu, sungguh kami rinduRindu kesahajaanmuKami rindu, sungguh kami rinduRindu kasih sayangmuKami rindu, sungguh kami rinduRindu keramahanmuIbu, ibu masih ada di siniMasih ada di hati kamiSelipkan nama kami dalam doamuBayanglah wajah kami bila rindu EcuadorDoa kami untukmu ibu,Bahagialah dan bahagialah selalu. (Padre Jeffry Kelen) Sucumbios, 30/7/20