Pandemi Terus Meluas, Begini Update Pembuatan Vaksin Covid-19 di Dunia

vaksin Covid-19 reuters
vaksin Covid-19 reuters (Foto : )
Berbagai negara di dunia kini berlomba membuat vaksin Covid-19. Beberapa kandidat vaksin sudah menunjukkan hasil menggembirakan. Begini update pembuatan vaksin dari beberapa negara.
Berdasarkan data Worldmeters, Rabu (15/7/2020) pagi, sudah 13,4 juta orang di dunia yang terjangkit virus corona atau Covid-19. Di tengah pandemi yang terus merajalela, sejumlah negara terus berlomba membuat vaksin Covid-19. Berikut update pembuatan vaksin Covid-19 di sejumlah negara:

Amerika Serikat (AS)

Kandidat vaksin mRNA-1237 yang dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi Moderna yang bekerjasama dengan Institut Nasional Kesehatan AS telah melewati fase pertama uji klinis. Dalam fase pertama, ada 45 relawan orang dewasa berusia 18-55 tahun yang mendapat dua dosis suntikan vaksin. Kemudian hasilnya  dirilis di jurnal medis New England Journal of Medicine, pada Selasa (14/7/2020). Dalam jurnal itu disebutkan,  vaksin mRNA-1237 dapat meningkatkan respon imun tubuh dengan dampak samping yang ringan. Pada akhir Juli, vaksin itu akan memasuki fase uji klinis berikutnya sebelum pihak regulator memutuskan apakah dapat dipakai untuk menangkal Covid-19 atau tidak. Dalam fase tersebut akan melibatkan 30 ribu partisipan, termasuk bagi mereka yang memiliki risiko tinggi terjangkit Covid-19. Moderna menyebut, jika semua berjalan lancar, akan dapat memasok 500 juta dosis per tahun dan dapat ditingkatkan hingga 1 juta dosis pada awal 2021.

Rusia 

Kantor Berita Rusia, TASS melaporkan, Rusia menjadi negara pertama di dunia yang menyelesaikan uji klinis Covid-19. Kepala Pusat Riset Klinis dan Obat-obatan di Universitas Sechenov, Moskow, Rusia, Smolyarchuk menyatakan, riset telah selesai dan hasilnya vaksin aman digunakan. Disebutkan, para relawan yang terlibat dalam uji klinis telah diperbolehkan pulang pada 15 dan 20 Juli 2020. Sementara Alexander Lukashev dari Universitas Sechenov dalam pernyataannya menyebut, keamanan vaksin telah dikonfirmasi. Ini sesuai dengan keamanan vaksin-vaksin lain yang saat ini ada di pasaran. Sebelumnya, Pemerintah Rusia telah mengijinkan uji klinis terhadap dua kandidat vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Gamaleya National Research Center for Epidemiology and MicrobiologyUji klinis kandidat vaksin pertama digelar di Rumah Sakit Militer Burdenko. Sementara uji klinis kandidat vaksin kedua berlangsung di Universitas Sechenov. Ada sekira 20 orang yang jadi relawan disuntik kandidat vaksin Covid-19. Setelah disuntik, para relawan dikarantina di rumah sakit selama 28 hari. Berdasarkan hasil awal yang dirilis Kementerian Pertahanan Rusia, menunjukkan ada perkembangan kekebalan terhadap Covid-19 pada tubuh relawan. Meski uji klinis sudah menunjukkan hasil positif, kandidat vaksin Covid-19 belum akan langsung diproduksi massal. Masih ada dua fase lagi yang harus dijalani.

Perkembangan update vaksin di India dan Indonesia...

India

Lembaga All India Institute of Medical Science (AIIMS) Patna telah memulai uji klinis terhadap kandidat vaksin Covid-19, Covaxin, pada Senin lalu Senin (13/7/2020).
AIIMS Patna adalah satu dari 12 lembaga medis yang dipilih Dewan Riset Medis India (ICMR) untuk menggelar uji klinis terhadap vaksin Covid-19.
Uji klinis tahap pertama akan melibatkan 18 relawan yang dipilih oleh otoritas rumah sakit. Para relawan yang dipilih berusia antara 18-55 tahun.
Sebelum divaksin, para relawan akan menjalani serangkaian tes kesehatan lengkap atau medical check up. Jika hasil medical check up baik, baru para relawan ikut uji klinis.
Masing-masing relawan yang ikut fase pertama uji klinis akan diobservasi selama 2-3 jam setelah disuntik 1 dosis Covaxin. Mereka total akan mendapat tiga dosis lagi hingga uji klinis selesai.
Covaxin adalah kandidat vaksin Covid-19 yang dibuat oleh perusahaan Bharat Biotech, yang bekerjasama dengan National Institute of Virologi (NIV).
ICMR telah memberi batas waktu agar Covaxin selesai uji klinis pada 15 Agustus 2020 mendatang. Namun banyak kalangan yang mempertanyakan bagaimana menuntaskan uji klinis di tengah tenggat waktu yang pendek.
Setelah menuai kontroversi, para pejabat Kementerian Kesehatan India mengklarifikasi, bahwa maksud ICMR hanya untuk mempercepat uji klinis yang disetujui, tanpa berkompromi pada masalah keselamatan dan keamanan.
Sementara NIvedita Gupta dari ICMR menegaskan, pihaknya ingin vaksin Covid-19 dikembangkan secepat mungkin.
Selain Covaxin, kandidat vaksin Zydus Cadila ZyCoV-D juga mendapat persetujuan untuk uji klinis.
Tercatat ada 7 perusahaan di India yang sedang berlomba membuat vaksin Covid-19.

Indonesia

PT Bio Farma pada bulan ini mulai uji klinis tiga kandidat vaksin Covid-19 yang bekerjasama dengan Sinovac Biotech, perusahaan bioteknologi asal China. Sedangkan PT Kalbe Farma juga membuat vaksin Covid-19 bekerjasama dengan Genexine, perusahaan asal Korea Selatan. Presiden Joko Widodo menyebut Indonesia akan mulai memproduksi vaksin Covid-19 pada Januari-April 2021 dengan target produksi 170 juta vaksin. Disebutkan, kebutuhan vaksin corona di Indonesia mencapai 347 juta vaksin karena setiap orang harus mendapat dua kali vaksin. Sebelumnya, Ketua Konsorsium Penelitian dan Inovasi Covid-19 Kementerian Riset dan Teknologi Ali Gufron Mukti mengatakan, jika berjalan lancar, dan vaksin dapat diproduksi massal, maka harganya berkisar Rp75 ribu per orang. "Jika harga vaksinnya sekitar 5 dollar AS atau Rp75.000, maka kita butuh setidaknya Rp26,4 triliun,” katanya di Jakarta, seperti dilansir Antara, Kamis (2/7/2020). Ternyata harga vaksin Covid-19 buatan Indonesia bakal lebih murah dari kandidat vaksin asal India. Seperti dilansir India Today, produsen farmasi asal India, Serum Institute, baru-baru ini juga mengumumkan akan memproduksi vaksin dari Universitas Oxford, Inggris. Perusahaan ini sudah memberikan perkiraan harga jual vaksin sebesar 1.000 rupee atau setara Rp188.000 per dosis.