Mengapa Gereja Katolik di Jakarta Belum Dibuka? Ini Alasan Keuskupan Agung

Mengapa Gereja Katolik di Jakarta Belum Dibuka? Ini Alasan Keuskupan Agung
Mengapa Gereja Katolik di Jakarta Belum Dibuka? Ini Alasan Keuskupan Agung (Foto : )
Keuskupan Agung Jakarta memahami bahwa secara legal rumah ibadat sudah boleh dibuka, namun gereja Katolik belum dibuka untuk peribadatan umum. Mengapa? 
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, pada Kamis (4/6/2020) memutuskan membuka kembali kegiatan keagamaan."Mulai Jumat (5/6/2020), kegiatan beribadah bisa dilakukan di masjid, mushala, gereja, vihara, pura, kemudian kelenteng. Semua tempat ibadah sudah bisa mulai dibuka tapi hanya untuk kegiatan rutin," kata Anies Baswedan dalam siaran langsungnya di kanal Pemprov DKI Jakarta.Meski demikian, gereja-gereja masih belum berkegiatan rutin seperti biasa.[caption id="attachment_346040" align="alignnone" width="900"]
Mengapa Gereja Katolik di Jakarta Belum Dibuka? Ini Alasan Keuskupan Agung Foto: Keuskupan Agung Jakarta[/caption]"Keuskupan sudah membentuk suatu tim untuk memikirkan bagaimana semua yang harus dilakukan itu, dilakukan dengan baik," ujar Uskup Agung Jakarta sekaligus Ketua Konferensi Waligereja Indonesia, Ignatius Kardinal Suharyo, dalam sebuah video bertajuk "New Normal: Gereja sangat berhati-hati demi kebaikan bersama” pada Jumat (12/6).Dikatakan, meskipun dengan karateristik yang berbeda namun masing-masing keuskupan tetap mengatur protokol Pencegahan Covid-19 dengan mengacu pada aturan Kementerian Agama, maupun Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19."Intinya umat Katolik disiplin, taat kepada peraturan-peraturan yang sudah dibuat, pasti dengan maksud untuk kebaikan bersama itu," katanya.Sementara itu, di Keuskupan Agung Jakarta sendiri meskipun secara legal rumah ibadat sudah boleh dibuka, namun gereja Katolik belum dibuka, hal ini berdasarkan prinsip kehati-hatian."Tetapi Gereja Katolik belum membuka gereja alasannya sederhana, kehati-hatian supaya jangan pernah sampai terjadi, tempat ibadah gereja kita menjadi tempat penyebaran yang baru," ungkapnya.Uskup Ignatius memastikan, dari segi iman tidak menjadi penghalang jika gereja Katolik masih ditutup, kebantian masih dapat dilakukan melalui tayangan di televisi, maupun di layanan live streaming online."Komunikasi batin itu bukan seolah-olah menerima Kristus bukan, seolah-olahnya sudah dicoret. Kita sungguh-sungguh menerima kehadiran Tuhan secara rohani, banyak hal yang pelayanan-pelayanan yang memang belum bisa diberikan tetapi kita percaya pelayanan fisik memang belum bisa diberikan, tetapi batin kita itu selalu ada di dekat Tuhan," tutur dia.https://youtu.be/uPgiUzgbx-o"Kita tetap tenang, kita tetap mencoba untuk menemukan kehendak Tuhan di tengah keterbatasan ini, moga-moga kita semua dilindungi Tuhan, salam sehat berlimpah berkat untuk Anda sekalian keluarga dan komunitas Anda," tandasnya.Batin yang selalu dekat dengan Tuhan adalah hal yang paling penting terlebih diiringi dengan berdoa di tengah kondisi prihatin saat ini. (*)