Panen Perdana Cengkeh KP-M90 FTUI, Bernilai Ekonomi Tinggi, Lingkungan Lestari

Panen Perdana Cengkeh KP-M90 FTUI, Bernilai Ekonomi Tinggi, Lingkungan Lestari (Foto Istimewa)
Panen Perdana Cengkeh KP-M90 FTUI, Bernilai Ekonomi Tinggi, Lingkungan Lestari (Foto Istimewa) (Foto : )
Di tengah wabah corona, kegiatan ekonomi tetap menggeliat di desa, seperti yang terjadi pada Senin (8/5/2020) pagi ini berlangsung panen perdana cengkeh di kebun koperasi KP-M90 FTUI yang dikelola kelompok tani Famili Tani Sejahtera di Desa Cijeruk, Bogor, Jawa Barat.
Wakil Menteri Desa/PDTT Budi Ari Setiadi dijadwalkan hadir sekaligus untuk meninjau langsung program BLT dana desa kepada para petani yang tengah panen cengkeh. Pohon Cengkeh tersebut baru ditanam sekira 2.5 tahun dan 5 tahun lalu.Ketua Kelompok Tani Famili Tani Sejahtera Yayan Royani, SE. menjelaskan, acara panen perdana cengkeh ini dilaksanakan dengan protokol kesehatan Covid-19. 
Yayan berharap, panen perdana cengkeh yang akan dihadiri Wakil Menteri Desa/PDTT ini dapat mengangkat nama desa Cijeruk sebagai desa penghasil cengkeh dan hasil pertanian lainnya.Bahkan, Yayan yakin Desa Cijeruk bisa menjadi lokasi desa wisata tani dengan potensi yang ada." Jalan desa sudah cukup bagus, panorama indah. Dekat dengan jalan tol. Bahkan saat wabah corona, tanaman jeruk lemon banyak dijual warga cijeruk dan laku dijual online" ungkapnyaKetua Koperasi KP-M90 FTUI Adil Firmansyah, ST. menjelaskan, meskipun bukan alumni kampus bidang pertanian, namun dia dan anggota koperasi lainnya sepakat penerapan teknologi untuk bidang pertanian perlu ditingkatkan.Sedangkan, penanaman pohon cengkeh dan tanaman keras lainnya, selain hasilnya bernilai ekonomi tinggi juga sebagai penahan erosi dan menjadi resapan air. Selain itu, kelompok tani juga bisa menanam sayur sebagai tanaman sela."Saat masih kuliah, Kami sering ke gunung Salak, mendaki atau sekadar kemping dan bermalam di pondok milik kawan yang sekarang juga anggota KP-M90. Kami paham, Gunung Salak ini menjadi sumber air untuk warga di kaki gunung bahkan untuk warga Jakarta dan sekitarnya dalam bentuk air isi ulang, air mineral kemasan dan lain-lain. Jadi bukan sekadar hasil panen yang kami harapkan melainkan juga kelestarian alam. Selain itu pohon juga memberikan oksigen untuk kita bernafas. Apalagi panen perdana berdekatan dengan Hari Lingkungan Hidup," ujarnyaAdil menegaskan komitmen koperasi untuk bekerjasama dengan kelompok tani dalam rangka meningkatkan nilai tambah hasil panen. Sejak awal, kelompok tani diperkenankan untuk bercocok tanam di lahan yang tak jauh terpisah.Lahan tersebut terdiri Dari tiga bidang dengan luas masing-masing, 3.000 m, 6.000 dan 2.000 meter sebagai tanaman sela. Rencananya, KP-M90 FTUI akan membuat mesin penyulingan cengkeh, sereh wangi dengan sumber energi terbarukan. Selama ini, pasokan energi yang ada bersumber dari kayu bakar.Kepala Bidang penerapan Teknologi KP-M90 Reza Huawae,ST menjelaskan, saat ini masih dalam proses desain mesin dan meneliti potensi sumber energi yang ada di Desa Cijeruk."Memakai sumber energi air, angin atau energi surya yang lebih memungkinkan dan lebih efisien, harus jadi pertimbangan utama. Di desa ini ada aliran sungai, apakah cukup debit airnya, atau cukup dengan pasokan listrik yang sudah ada," jelasnya.Sementara Kepala Bidang Komunikasi KP-M90 FTUI Chairul Achir berharap instansi terkait dapat segera membantu proses sertifikasi lahan kebun cengkeh seluas 1.1 ha di kaki gunung Salak tersebut dan kebun-kebun warga Desa Cijeruk lainnya.Apalagi Presiden Jokowi sedang gencar membagi-bagi sertifikat. Menurutnya, pesatnya proyek pembangunan jangan sampai menggunduli lahan kebun dan hutan yang sudah ada di Gunung Salak."Pembangunan memang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pembangunan di sekitar Gunung Salak seharusnya juga bisa dirasakan manfaatnya untuk warga sekitar kaki gunung bukan untuk para spekulan tanah yang membiarkan lahannya gersang terlantar, menunggu naiknya harga," tandasnya.