Begini Tips dari Pecinta Ular untuk Menghilangkan Rasa Takut Terhadap Ular

Begini Tips dari Pecinta Ular untuk Menghilangkan Rasa Takut Terhadap Ular
Begini Tips dari Pecinta Ular untuk Menghilangkan Rasa Takut Terhadap Ular (Foto : )
Ofidiofobia atau rasa takut terhadap ular sering ditemui di antara masyarakat sekitar tempat tinggal kita. Nah, jika anda  salah satu yang mengalami ofidiofobia, berikut tips dari seorang pecinta ular di Indonesia untuk menghilangkannya.
Banyak penderita Ofidiofobia
 ditemukan, terkadang tidak pernah melihat seekor ular secara langsung. Jadi bagaimana rasa takut ini dapat dihasilkan?. Seorang pecinta hewan ular Indonesia bernama Yustinus Bagus mengatakan rasa takut dan rasa benci terhadap ular, biasanya merupakan ketakutan yang irasional. Ketika orang merasa takut akan sesuatu, jika sekali tertanam, maka akan sulit untuk mengubahnya. “Salah satu contoh peristiwa yang dapat menunjukkan rasa takut yang dapat dibuat ketika orang tua atau figur yang dihormati, sedang melihat anak-anak memegang seekor ular. Tanpa banyak kata langsung akan memberitahukan mereka kalau semua ular itu berbisa dan berbahaya,” katanya kepada ANTVklik, Rabu (20/5/2020). [caption id="attachment_324693" align="alignnone" width="1280"]Begini Tips dari Pecinta Ular untuk Menghilangkan Rasa Takut Terhadap Ular Bagus, dari komunitas Serpiente Snakes saat memberikan edukasi kepada para murid sekolah di Yogyakarta. (Foto: Dok. pribadi Yustinus Bagus).[/caption] Pria asli asal Yogyakarta ini menjelaskan, ada 2 alasan semu yang memperkuat ketakutan irasional orang terhadap hewan melata tersebut yakni pertama, ular hewan yang berlendir dan berminyak. “Terkadang kita dianjurkan untuk tidak memegang kulit ular yang terlihat berlendir, berminyak dan ditambah fakta bahwa ular tinggal di pohon-pohon dan di tanah yang cenderung sering bersinggungan dengan sampah, daun dan bahkan kotoran sehingga dapat menimbulkan penyakit,” kata pria dengan tinggi tubuh sekira 175 sentimeter ini. Tetapi kenyataannya, lanjut Bagus, kulit sisik ular kering bahkan mereka selalu mengganti sisik mereka dengan yang baru. Sisik yang terdapat pada ular juga tergantung pada lingkungan dimana ular itu hidup, sehingga akan minimbulkan kesan yang berbeda juga. Sisik pada ular juga terkadang memiliki warna mengkilau yang dapat membuat orang berasumsi bahwa kulit mereka basah, licin atau berminyak. Lelaki yang bergabung dalam komunitas ‘Serpiente Snakes’ ini menjelaskan alasan kedua yakni ular tidak berkedip dan berjalan merayap. Ketika rasa takut itu datang, rata-rata orang beranggapan bahwa ular merupakan hewan aneh karena mereka tidak dapat berkedip, bahkan berjalan dengan perutnya. [caption id="attachment_324696" align="alignnone" width="1136"]Begini Tips dari Pecinta Ular untuk Menghilangkan Rasa Takut Terhadap UlarBagus saat menunjukkan menunjukkan gigi taring ular Ahaetulla Prasina..(Foto: Dok. pribadi Yustinus Bagus).[/caption] “Kenyataannya, sekitar 120 juta tahun yang lalu, beberapa ilmuwan beranggapan bahwa spesies kadal yang hidup di bawah tanah mengalami evolusi tidak hanya kehilangan kaki bahkan mereduksinya kemampuan melihat mereka dan digantikan dengan memiliki membran pembungkus mata, diiringi meningkatnya kemampuan merasakan yang lebih peka terhadap kondisi lingkungan seperti apa pun,” terang Bagus. Gejala Ofidiofobia Yustinus Bagus yang mulai mencintai dan memelihara ular sejak tahun 2005 ini menyebut, takut akan ular terkadang sulit untuk didiagnosa karena gejala dapat bervariasi pada masing-masing penderita. Jika penderita termasuk dalam ofidiofobia ringan maka si penderita mungkin hanya takut dengan ular yang tergolong besar atau ular beracun. Sedangkan, jika termasuk dalam fobia berat, mungkin rasa takut mulai muncul ketika meilhat ular kecil, bahkan mungkin takut untuk melihat foto dan program televisi yang menayangkan ular. [caption id="attachment_324692" align="alignnone" width="1280"]Begini Tips dari Pecinta Ular untuk Menghilangkan Rasa Takut Terhadap Ular Komunitas Serpiente Snakes. (Foto: Dok. pribadi Yustinus Bagus).[/caption] “Gejala yang dapat ditimbulkan seperti badan gemetar, menangis, jantung berdebar, kesulitan bernapas atau bahkan melarikan diri jika mengalami perjumpaan langsung dengan ular. Jika penderita juga memiliki rasa takut akan bangsa kadal seperti cicak, biawak, sampai komodo maka fobia tersebut dikatakan sebagai herpetofobia,” kata Bagus.   Efek dari Ofidiofobia Menjadi gugup itu merupakan hal yang normal ketika sedang dihadapkan oleh seekor ular yang jarang dilihat. Tetapi jika rasa mitos umum yang muncul mendominasi ketika berhadapan dengan ular, seperti halnya gugup karena berfikir kalau ular itu berlendir atau takut kalau badan kita akan hancur ketika dililit oleh ular, maka Ofidiofobia tersebut dapat dikatakan berbahaya. [caption id="attachment_324705" align="alignnone" width="1120"]Begini Tips dari Pecinta Ular untuk Menghilangkan Rasa Takut Terhadap Ular Bagus saat memberikan terapi warga agar tak takut ular. (Foto: Dok. pribadi Yustinus Bagus).[/caption] “Seiring berjalannya waktu, ketika penderita akan mulai takut akan hal-hal yang tidak secara langsung berhubungan dengan ular. Sebagai contoh kecil, penderita mungkin menjadi takut terhadap toko hewan peliharaan yang tidak semua dari mereka menawarkan ular untuk dijual, penderita lebih menghindari kegiatan berkemah atau hiking atau bahkan untuk mengunjungi kebun binatang,” ujarnya. Memperlakukan Ofidiofobia Perawatan yang dapat dilakukan bagi penderita ofidiofobia atau fobia akan ular, didasarkan pada teknik terapi perilaku yang berkelanjutan. Kita dapat memulainya dengan menanamkan pandangan baru tentang ular kepada penderita dan bertanya apa yang membuat penderita memiliki rasa takut tersebut. “Dilanjutkan dengan menunjukkan foto-foto ular secara bertahap untuk membangun rasa percaya diri sampai pada dengan perjumpaan langsung dengan ular kecil dalam konteks kondisi yang terkendali. Hipnosis juga terkadang digunakan untuk membantu relaksasi bagi si penderita,” pungkas Bagus. (*)