Siwa yang dikenal dengan Nataraja, akan menari-nari bersama ke 11 perbanyakannya yaitu para Rudra. Tarian Siwa bukanlah tarian biasa, melainkan tarian maut. Setiap gerakannya adalah gerakan menghancurkan. Setiap pandangan dan kerlingan matanya adalah pandangan dan kerlingan membinasakan.Bhagavata Purana menyebutkan bahwa Siwa melebur semesta dengan sangat mudah, bagaikan angin melenyapkan kumpulan-kumpulan awan di langit dengan tiupannya nan keras. Setiap teriakan suka-citanya adalah teriakan kematian bagi segala makhluk. Dan setiap hembusan nafasnya adalah hembusan yang memporak-porandakan segala sesuatu.Sejatinya, penghancuran yang dilakukan Siwa bukanlah hal yang buruk. Kehancuran adalah awal sesuatu yang baru. Penghancuran yang dilakukan oleh Dewa Siwa sifatnya konstruktif, berupa pembaruan. Beberapa hal memang harus dihancurkan demi membangun dan mengubah energi untuk kesejahteraan dunia dan makhluk yang menghuninya.Dewa Siwa menghancurkan untuk memperbarui dan meregenerasi. Kehancuran atau kehilangan adalah sebuah awal yang baru. Hal-hal negatif harus dihancurkan atau dihilangkan, demi hal-hal lain yang jauh lebih baik dan positif.
Baca Juga :