Warga Perumahan di Surabaya Bingung Atasi Semburan Lumpur Berbau Solar

SURABAYA LUMPUR 1
SURABAYA LUMPUR 1 (Foto : )
Semburan lumpur, di salah satu rumah warga, Jalan Kutisari Indah Utara 3 No. 19, hingga saat ini  masih keluar.  Meski volume yang keluar turun dan kandungan gas
metan
serta belerang atau sulfurnya juga turun, namun menurut Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya, masih berbahaya. Pemantauan akan dilakukan hingga 7 hari ke depan. Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Kota Surabaya terus melakukan pemantauan dengan kembali lagi mengambil sample semburan yang berada di halaman rumah warga jalan Kutisari Indah Utara 3 Nomor 9, Surabaya, Jawa Timur. Sementara, semburan yang keluar terus dikuras dan dimasukan ke dalam tong. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya, Eko Agus Supiadi, saat meninjau lokasi semburan menjelaskan kadar kandungan gas metan yang semula sempat mencapai  hingga angka 86 kini turun ke angka 66. “Sedangkan untuk belerang atau sulfurnya juga mengalami penurunan, dari 1.300 kini menjadi 800,” ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya, Eko Agus Supiadi. Meski volume serta kandungan dari metana dan sulfur menurun kondisi ini masih berbahaya, apalagi jika di sekitar ada penyebab pemantik api, dapat mengakibatkan terbakar. “ Hingga 7 hari kedepan,  Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya, masih akan terus melakukan pemantauan,” jelas Eko Agus Supiadi. Selain itu, Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya, juga akan berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur, untuk melakukan penyedotan yang selanjutnya akan dibuang ke tempat yang aman, karena semburan termasuk dalam kategori limbah B3, yang berbahaya. Sandi Irwanto | Surabaya, Jawa Timur