Setelah Kecanduan Main Game, Anak Umur 9 Tahun Ini Buat 30 Aplikasi Game

kecanduan main game
kecanduan main game (Foto : )
Gara-gara ditegur orangtuanya karena kecanduan main game, seorang anak  di Nigeria akhirnya terpacu membuat aplikasi game. Dalam usianya baru 9 tahun, anak ini sudah buat 30 aplikasi game.
Newplus.antvklik.com
–Adalah Basil Okpara Jr (9), seorang anak yang tinggal di pinggiran Lagos, Nigeria sedang sibuk dengan laptopnya. Namun ternyata ia bukan sedang bermain game, melainkan tengah membuat aplikasi game petak umpet. Game ini dibuat Basil dari sebuah aplikasi pemrograman gratis. Sejauh ini Basil telah membuat lebih dari 30 game mobile.  Basil dapat membuat game setelah mendapat pelatihan dari sebuah kamp pelatihan yang digelar sebuah lembaga. “Saya belajar bagaimana membuat game dari kamp pelatihan.Sekarang saya membuat game untuk membuat saya tetap sibuk ketika bosan,” kata Basil. Sementara ayahnya, Basil Okpara Sr mengatakan, sejak kecil anaknya banyak bermain game. “Saya membelikannya sebuah tablet ketika ia masih berumur 4 tahun karena saya melihatnya sering mengambil ponsel untuk bermain game. Dia kerap bermain Candy Crush dan Temple Run,” kata Basil Sr.

Kecanduan Main Game

Namun minat anaknya membuat game tumbuh saat berusia 7 tahun. Saat itu Basil Sr memarahinya karena sudah kecanduan main game. “Kamu terlalu sering bermain game. Tidakkah pernah berpikir untuk membuat game sendiri,” kata ayah Basil saat itu. Namun ayah Basil tak sadar, ternyata anaknya menanggapi serius tegurannya. Sejak saat itu Basil menunjukkan minat bagaimana membuat game sendiri hingga membuat orangtuanya membelikan sebuah laptop dan mendaftarkannya belajar di sebuah lembaga. Benua Afrika memiliki populasi kelompok usia muda terbesar di dunia. Dan seperti Basil, banyak generasi muda yang mengambil peran berinovasi di bidang teknologi. Sebelumnya juga ada dua anak Nigeria berumur 12 tahun yang membuat robot untuk membantu pekerjaan rumah mereka. Pada Mei lalu, sebuah tim anak perempuan dari Ghana memenangkan kompetisi robot internasional bernama Robofest. Melihat perkembangan generasi mudanya, tak heran, perusahaan raksasa teknologi dunia seperti Google dan Microsoft terus meningkatkan investasi di benua hitam ini. Sumber: CNN