Anugrah Kebudayaan dan Maestro Seni Tradisi 2018, Dari Lidle, Ebiet G Ade Hingga Abah Engkus

Lidlle
Lidlle (Foto : )
www.antvklik.com - Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan memberikan Anugerah Kebudayaan dan Penghargaan Maestro Seni 2018 kepada 51 Orang, Lembaga, Pemerintah Daerah dan Komunitas yang dianggap berjasa dalam pengembangan budaya, kemanusiaan dan seni tradisi di Indonesia.Salah seorang  penerima Maestro Seni Tradisi 2018 adalah Kusraeni alias Abang Engkus, warga Kabayan Pandeglang Banten, sebagai Maestro Seni Tradisi atas jasa-jasanya dalam memelihara dan mengembangkan seni tradisi silat ibing dan debus Banten.Pemberian penghargaan Maestro Seni Tradisi 2018 terhadap Abah Engkus ini diberikan Rabu 26 September 2018 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayan di Plaza Insan Berprestasi Kemendikbud.Selain Abah Engkus, beberapa nama terkenal juga akan menerima penghargaan kebudayaan dan Maestro Seni Tradisi 2018 diantaranya RJ Katamsi Martohardjo sebagai penerima Kategori Bintang Satyalancana Paramadharma, Ebiet G Ade sebagai Penerima Kategori Bintang Satyalancana Kebudayaan dan Ashadi Siregar Bintang Satyalancana Paramadharma, dan Glen Fredly sebagai penerima kategori pencipta.Sementara Pesta Kesenian Bali akan menerima penghargaan kategori Komunitas bersama Inacraft dan Gerakan Rumah Asuh.Indonesianis R William Liddle m,enerima penghargaan dalam kategori Perorangan Asing.Budayawan Jose Rozal Manua dan Agus Suwage menerima penghargaan di kategori pencipta, pembaharu dan pelopor.
Abah Engkus, Penjaga Tradisi Silat dan Debus Banten
Abah Engkus, adalah nama panggilan Kusrani. Putra pendekar silat Muhammad Ilyas ini adalah pendekar silat kelahiran Pandeglang, 11 Maret 1953. Pada dekade 70-80-an, Aki Ilyas ini kondang sebagai pendekar silat Banten.Kemampuan memainkan silat ini diturunkan pada anak-anaknya diantaranya Kusrani, Yuyun dan Mimin.Dibawah gemblengan sang ayah, Kusrani usia kecil berlatih dan menggeluti seni tradisional silat dan bergabung dengan Persatuan pencak silat indonesia(PPSI).Semasa mudanya Abah Engkus pernah menjadi juara umum seni ibing tingkat jawa barat, lalu pada tahun 1975 bersama ayahanda dan rombongan PPSI Pandeglang mengikuti Japan Expo di Negeri Sakura itu.Selain menggelar eksebisi pencak silat, disana juga menggelar pertunjukan seni debus Banten.Muhibah seni budaya Banten juga dilakukan tahun 1978 di Malaysia.Hingga kini Persatuan Pencak Silat Indonesia, tempat Abah Engkus dan adik-adiknya membina pencak silat tetap mempertahankan seni tradisi Ibing Pencak Silat.Hal itu terbukti dengan masih digelarnya Pasanggiri Ibing dan padepokan PPSI Abah Engkus di Kabayan Pandeglang rutin mengikuti pasanggiri ini.Bila IPSI lebih berkonsentrasi mengembangkan silat sebagai olah raga, PPSI memilih berkonsentrasi pada silat sebagai seni pertunjukan termasuk seni debus Banten.Namun meski gerakan silat mereka diiringi terompet dan kendang pencak, bukan berati mereka tak mampu bertarung. Pada era tahun 1980-an misalnya, Bupati Suyaman meminta Aki Ilyas memilih atlet silat mewakili Pandeglang dalam Kejuaraan Daerah Pencak Silat se Jawa Barat. "Alhamdulilah ternyata menang, padahal sebelumnya tak pernah berlaga di arena silat perkelahian,"kata Mimin.Sampai sekarang Abah Engkus dan Bunda Mimim konsisten membina pesilat pesilat usia dini. Ratusan murid berusia muda sampai remaja dan dewasa kini berlatih di dua padepokan yang diasuh Abah Engkus dan Bunda Mimin, adik Abah Engkus.Sebelumnya tim Kemendikbud datang ke Padepokan Pencak Silat Abah Engkus di Kabayan Pandeglang, untuk melakukan verifikasi pencalonan Abah Engkus sebagai penerima penghargaan Maestro Seni Tradisi 2018  dari Banten.Ratusan anak-anak asuh Abah Engkus dan Mimin pun dengan semangat memperagakan silat dengan iringan kendang pencak yang ditabuh Abah Engkus. Sementara Abah Engkus amat semangat memperagakan jurus-jurus andalannya mulai dari gerakan berkelahi Pamacan yang diinspirasi oleh gerakan berkelahi Macan, hingga Pamonyet, gerakan berkelahi monyet.Wajah-wajah semangat anak-anak ini membiaskan optimisme, seni tradisi Pencak Silat Banten tak akan mati. "Alhamdulillah mereka semangat berlatih di beberapa padepokan dibawah asuhan Abah Engkus dan adik-adiknya,"kata Dadi Radjadi, murid silat Abah Engkus yang kini menjadi anggota DPRD Pandeglang, dan memfasilitasi kebangkitan Seni Silat Banten di Padepokan ini.Laporan Machsus Thamrin dan Angghi M Mamur dari Pandeglang-Banten