Buntut Dicabutnya Indonesia Sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Mungkinkah Ada FIFA Lain?

Mungkinkah Ada FIFA Lain? (Foto : Istimewa)

Oleh:
M. Nigara
Wartawan Sepakbola Senior

Antv - "MAU tanya Bang Nig, mengapa badan sepakbola dunia cuma ada satu, FIFA doang? Mengapa tidak banyak seperti tinju ada WBA, WBF, IBF yang semuanya bergengsi ? Kalo dipikir-pikir, hebat Bung Karno bisa dan berani bikin Ganefo, olimpiade tandingan!"

Setelah sahur ke-12 Ahad (2/4/2020), saya tergelitik dengan sebuah pertanyaan Gunawan Tarigan, seorang sahabat anggota SIWO PWI Jaya. Sebuah pertanyaan yang sangat menantang, apalagi, ia mengumpamakannya dengan badan tinju  dunia yang saat ini ada banyak. Tapi, hanya empat yang boleh dibilang eksistensi dan kualitasnya tak diragukan: WBC, WBA, IBF, dan WBO.

Di bawah ini, saya tuangkan apa yang disajikan oleh Jurnal-idn.com dalam lamannya terkait apa dan bagaimana badan tinju dunia itu lahir dan dilahirkan:

WBC ( World Boxing Council) dilahirkan di Meksiko City 14 Februari 1963 oleh 13 negara: Amerika, Argentina, Inggris, Prancis, Meksiko, Panama, Chili, Venezuela, Brazil dan Filipina.

Hingga hari ini anggotanya 161 negara di dunia, mengalahkan badan tinju lainnya.

WBA (World Boxing Association), sesungguhnya merupakan badan tinju tertua karena didirikan 1921 di Amerika oleh 13 negara yang seluruhnya di benua Amerika. Awalnya bernama Asosiasi Tinju Nasional (NBA), kemudian berubah menjadi WBA sejak 23 Agustus 1962.

Untuk itu, meski lahir lebih dulu, tapi dunia mengakui WBC-lah badan tinju yang menjadi wakil mereka. Itu sebabnya juga dalam urutan resmi WBC selalu disebut lebih dahulu.

IBF (International Boxing Federations) awalnya badan tinju regional USBA (Uinted States Boxing Association) yang membawahi NABF (North American Boxing Federation), tahun 1983, Ketuanya Robert W. ‘Bobby’ Lee Sr, ikut konvensi WBA di Puerto Rico dan kalah dalam pemilihan dari Gilberto Mendoza Sr.

Kecewa dengan fakta itu, Robert Lee mundur dan mendirikan IBF. Indonesia termasuk negara yang terdepan menerima kehadiran IBF.

WBO (World Boxing Organizatiation)
Perselisihan di WBA, kembali terjadi 1988. Saat itu konvensi terjadi di Isla, Margarita, Venezuela. Meski bukan karena jabatan presiden WBA, tapi para pengurus yang mayoritas pengusaha Puerto Rico dan Republik Dominika merasa dirugikan dengan regulasi yang baru.

Di bawah Ramon Pina Acevedo (Dominika) para pengusaha yang bergerak di bidang tinju melahirkan organisasi baru yang diberi nama WBO.

Mungkinkah Ada FIFA lain?
Mengkaji apa yang terjadi di badan tinju dunia, meski faktornya lebih banyak pada kekecewaan personal, tapi akhirnya dunia mengakui juga badan-badan itu. Apalagi, para pemimpin di badan-badan tinju tersebut memiliki tekad yang sama, memajukan kualitas para petinju.

Kualitas dimaksud tidak hanya pada kualitas teknik atau skill, tapi juga kualitas bayaran. Selain itu, juga sangat diperhatikan soal keselamatan. Keempat badan tinju dunia itu sama-sama bersepakat menggeser olahraga tinju dari sekedar olahraga 'adu jotos' menjadi Sportainment.

Menurut Dr. Nina Sutresna, Sportainment adalah cara untuk mengetahui segala pembaharuan dalam dunia olahraga, dan merupakan penggabungan antara olahraga dengan hiburan. Orang yang pertama melakukan hal itu adalah legenda tinju Muhammad Ali, mantan peraih medali emas Olimpiade Roma, 1960 dan mantan juara dunia tinju kelas berat.

Kembali ke FIFA. Federasi Sepakbola Internasional (bahasa Prancis:  Fédération Internationale de Football  Association)  adalah badan pengendali internasional sepakbola. FIFA bermarkas di Zurich dan memiliki 211 anggota assoasi. FIFA didirikan 21 Mei 1904.

FIFA sendiri sesungguh bukanlah organisasi tanpa masalah. Banyak kasus, utama kasus penyalahgunaan keuangan. Saya coba mengangkat hanya dari tahun 2015. Jelang kongres FIFA ke-65, tujuh pejabat FIFA ditangkap FBI di hotel Baur Au Lac, Zurich.  Tidak tanggung-tanggung tuduhannya mereka menerima 150 juta dolar atau setara Rp 1, 95 triliun.

Sebelumnya Wakil Presiden FIFA, Jack Warner juga terbukti menilap uang organisasi untuk kepentingan pribadi sekitar Rp 130 miliar. (Bbc New Indonesia/id.m.wikpedia.org)

Puncaknya seperti ditulis bol.tempo.co (22/6/2022): Korupsi di FIA, Sepp Blatter dan Michel Platini Mulai Disidang

Kejaksaan Agung Swiss (OAG) menuduh Blatter dan Platini terlibat transksi tidak sah untuk mengatur pembayaran dua juta franc Swiss atau US$ 2,08 juta atau setara Rp 30 miliar. Uang itu diberikan kepada Platini oleh FIFA dengan persetujuan Blatter pada 2011 untuk pekerjaan yang telah selesai dikerjakan satu dekade sebelumnya.

Kasus itu membuat Blatter mengakhiri 17 tahun masa pemerintahannya sebagai presiden FIFA. Ini adalah salah satu dari 25 investigasi oleh kejaksaan terhadap korupsi dalam sepak bola. Dikutip dari Reuters, setidaknya masih ada 12 investigasi yang masih tertunda.

Setelah penyelidikan enam tahun, OAG menuduh Blatter, 86 tahun, melakukan penipuan, penyelewengan, serta pemalsuan dokumen. Sedangkan Platini, 66 tahun, dituduh melakukan penipuan, penyelewengan, berpartisipasi dalam salah urus kriminal sebagai kaki tangan, dan pemalsuan dokumen.

Sesungguhnya masih sangat banyak kasus yang ada di dalam tubuh organisasi pengendali sepakbola di dunia itu, dan kita bisa pastikan FIFA bukanlah organisasi yang bersih dari segala praktek. Bahkan, FIFA berulang kali menunjukkan sikap diskriminatif terhadap beberapa urusan.

Namun demikian, hingga hari ini, belum ada pihak-pihak yang berani mencoba untuk mendirikan oraganisasi tandingan. FIFA masih seolah-olah bertubuh bersih dan tampil amat ditakuti oleh seluruh anggotanya.

Mungkin saja kasus pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah U20, serta kisah penyerbuan pasukan biadab Zionis, dan perbuatan kesewenangan terhadap Rusia, bisa menjadi pemicu. Kita berharap saja ada tangan Tuhan yang mau menyentuhnya.

Sama seperti kasus penganiyaan Mario Dandy, putra Rafel Alun Trisambodo, pejabat eselon tiga di Kementerian Keuangan, pada David Ozora. Kasus anak remaja itu ternyata dapat membongkar sesuatu yang sama sekali tidak ada kaitannya.

Maka terkuak rekening-rekening gendut dan akhirnya Menko Polhukam, Mahfud MD juga menjabarkan kisah yang patut dapat diduga ada TPPUnya sebesar Rp 349 triliun. Dana yang super fantastis itu sesunguhnya dapat meningkatkan dan mensejahterakan rakyat.

Sebelum saya tutup, ini kutipan dari Jatotwid.wordpress.com: _Sebenarnya sudah banyak dari kita memahami bahwa Allah Azza wa Jalla mengetahui semua tindakan ciptaanNya. Jangankan tindakan, apa yang ada di hati setiap ciptaanNya saja DIA tahu. Bahkan apa yang diniatkan saja DIA sudah tahu. Namun DIA maha pemurah.
Ketika masih niat yang sifatnya buruk, DIA tidak dihitung sebagai dosa. Sedangkan niat baik, DIA catat sebagai pahala. Allahu akbar._

Jadi, mungkinkah ada FIFA lain? Dan, mungkinkah Indonesia kembali ditunjuk sebagai tuan rumah Piala Dunia U20?

Jawanya, kita simak surah yasin ayat 82:
Innamaaa amruhuu idzaaa araada syaian an yaquula lahuu kun fayakuun., Artinya: Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu Dia hanya berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu.