Menghadapi Serbia, di laga perdana, Brasil terlalu santai di babak pertama. Tim Samba kurang mengeluarkan tenaga dan keahliannya. Mereka hanya menggertak hingga lapangan tengah. Begitu masuk daerah tembak, tekanan Neymar dan kawan kawan melemah, banyak peluang terbuang.
Di babak kedua, pasukan pelatih Tite baru memperlihatkan marwahnya. Tekanan Brasil lebih variatif dan aktraif. Semua pemain ikut menggedor dari semua sektor. Daya dobrak Brasil, terlihat kuat dan mengancam. Hasilnya, Brasil menang 2-0 melalui dua gol striker, Richarlison.
Seperti biasa, Brasil wajib disebut sebagai favorit juara dunia. Itu diperkuat dari penampian impreaif mereka saat melawan Serbia. Tim Brasil di Piala Dunia Qatar ini seharga 20 trilun rupiah. Semua pemainnya bintang kelas satu, tersebar di berbagai klub elit Eropa..
Tim Brasil punya kelebihan dan kekurangan. Biasanya Brasil lemah di kiper, tapi kali ini juara dunia 5 kali ini, punya kiper terbaik Allison Becker, yang sehari hari menjaga gawang Liverpool.
Lini paling menonjol di Tim Samba adalah, barisan penyerang. Itulah pangkalnya striker nomor satu liverpool, Roberto Fermino, kalah bersaing, tak masuk tim. Bahkan Neymar, saat melawan Serbia, harus ditarik sebagai pemain gelandang.
Kerennya lagi semua ujung tombak Brasil anak muda., di usia golden age. Yang tertua 25 tahun, Jesus, Richarlison, Rapinha dan Pedro. Yang lain, Vinicus, Rodrygo, Martineli, dan Antony baru 22 tahun. Semuanya berkarakter liar, cepat dan haus gol. Untuk menghentikan mereka perlu jurus tebas.
Di lapangan tengah, Brasil mengandal pemain senior, Neymar, Casimero, Fabinho. Fred, Everton, rata-tata berusia 30 tahun. Yang muda cuma Bruno Guimares dan Lucas Paqueta, 25 tahun. Di sinilah kekurangan Tim Samba.