Di Pasar Gedebage, Bandung. persahabatan Reno Candra dan Wahyu dibangun dari keringat keduanya memang buruh kasar di pasar. Reno lebih dulu mengadu nasib di Bandung, sejak usianya 21 tahun atau 8 tahun silam. Sedang Wahyu belum berapa lama. Tapi Reno dan Wahyu sama – sama berasal dari Palambang, Sumatera Utara.
Sayangnya, persahabatan Reno dan Wahyu mulai digoyang oleh kecurigaan Reno. Reno mencurigai Wahyu menaruh hati pada istrinya, Yuliani. Hampir setipa hari Wahyu mencoba mencari perhatian pada Yuliani.
Suatu ketika, Reno memegoki Wahyu yang berupaya keras dekat dengan Yuliani. Ironisnya, gerilya Wahyu itu terjadi di depan rumah Reno. Karena itu pula Reno habis kesabaran.
Pada hari yang lain, Reno sengaja mengajak Wahyu bicara. Reno tak memakai basa – basi untuk menanyakan perihal gerak gerik Wahyu yang selalu menghampiri Yuliani. Reno terbakar cemburu.
Apa boleh buat, Wahyu tak mau mengaku. Wahyu menolak segala tuduhan Reno. Maka, Reno bertindak. Ia memburu Wahyu. Keduanya bergelut di Pasar Gedebage. Reno memegang pisau. Ia tancapkan pisau ke tubuh Wahyu berulangkali.
Wahyu roboh. Tewas. Empat tusukan mendarat di dada dan dua di lengan Wahyu.
Reno mencoba kabur namun polisi mampu mengendus jejaknya empat jam kemudian.