Pers di Pusaran Demokrasi, Media Harus Jadi Alat Pemersatu Bangsa

Pers di Pusaran Demokrasi: Media Harus Jadi Alat Pemersatu Bangsa (Foto : )

Acara ini bertajuk "Pers di Pusaran Demokrasi", dihadiri oleh Ketua Komisi Hubungan Antar Lembaga Dewan Pers Agus Sudibyo, Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Yuliandre Darwis dan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia Pusat Atal S. Depari.

Dengan mengundang beberapa wartawan forum itu bertujuan untuk berdiskusi mengenai peran pers dalam meminimalisir false news, fake news bahkan hoaks yang terjadi di Indonesia.

Berdasarkan survei oleh Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) pada 7-9 Februari 2017, terdapat 1116 responden di Indonesia, 44% masyarakat menerima berita hoaks setiap hari dan 17,20% menerima berita palsu lebih dari sekali dalam sehari.

"Tingginya sirkulasi hoaks melalui media sosial memengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap media konvensional, " tutur Yuliandre Darwis. Oleh sebab itu, Yuliandre menambahkan media mainstream seperti radio dan televisi hendaknya menyiarkan berita yang terverifikasi dan valid datanya.

Karena banyak media baru seperti situs online dan media sosial yang banyak yang memproduksi hoaks sehingga menyebabkan masyarakat terpecah belah, apalagi saat momentum pemilihan umum.

"Media merupakan alat integrasi pemersatu bangsa, jangan sampai membuat kontroversi. Minimal masyarakat bisa menerima informasi dan teredukasi yang baik melalui media," ujar Yuliandre.

| Shandi March | Jakarta |