Nagita, Kevin dan Inggit sampai di daerah terpencil malam hari. Ketika itu mobil yang dibawa supir dihadang sama komplotan bajing loncat. Nagita hampir tertangkap oleh penjahat tersebut.
Namun tiba-tiba sebuah mobil datang dan meminta Nagita untuk naik. Pemilik mobil itu pria tampan dan tengil Bernama Bryan. Sedangkat Kevin memilih untuk naik ke pohon mengindari kejaran para penjahat. Dia sangat ketakutan karena terpisah dengan Nagita dan Inggit.
Mereka kaget karena keadaan kampung itu lebih parah dari Marimba. Peralatan medis di sana sudah tua dan hampir rusak, klinik kumuh dan beberapa perlengkapan pun hampir tak layak pakai.
Di ruang kerja, tampak Martin sedang mencari dokumen. Dia membuka laci dan tak sengaja melihat foto dirinya dengan Miranda. Martin terus melihat foto itu dengan sedih. Martin teringat kejadian masa lalu, di malam dia mengendarai mobil.
Martin terus mencoba menelepon Miranda, tapi tidak diangkat. Martin menyesal karena meninggalkan Miranda dan Nagita. Tiba-tiba BRAK! Terdengar benturan keras di jalanan. Martin kaget.
Di rumah sakit, tampak Andra bilang ke Larissa kalau dia punya kenalan yang mau memasok alat pacu jantung dengan harga murah. Andra minta Larissa mempertimbangkan itu karena rumah sakit mereka membutuhkan alat tersebut.
