Penyebab Hewan Bisa Terinfeksi Rabies, Gara-gara Apa?

Gambar Ilustrasi
Gambar Ilustrasi (Foto : Freepik)

Antv – Beberapa hewan seperti kucing, anjing, hingga monyet sangat berpotensi terinfeksi penyakit rabies.

Umumnya, virus rabies bisa menjalar lewat gigitan hewan yang sudah terinfeksi, meskipun dalam beberapa kasus, penularan dapat terjadi melalui kontak langsung dengan cairan tubuh atau jaringan yang terinfeksi. 

Untuk mengetahui lebih dalam, berikut adalah beberapa cara hewan bisa terinfeksi rabies:

Penyebab Hewan Terinfeksi Virus Rabies

1. Gigitan dari Hewan Terinfeksi

Gigitan oleh hewan yang sudah terinfeksi rabies adalah cara paling umum penularan penyakit ini. Virus rabies terdapat dalam saliva hewan yang terinfeksi dan dapat ditularkan ke korban melalui luka gigitan.

2. Kontak dengan Luka Terbuka

Virus rabies juga dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka terbuka atau lecet pada kulit yang terpapar cairan tubuh dari hewan yang terinfeksi.

3. Cairan Tubuh Terinfeksi

Meskipun lebih jarang, kontak dengan cairan tubuh lain selain saliva hewan terinfeksi (seperti air liur), seperti air mata, air susu, urin, atau cairan otak, juga bisa menyebabkan penularan jika cairan tersebut terkena luka terbuka atau membran mukosa.

4. Gigitan Tikus dan Hewan Kecil Lainnya

Selain hewan mamalia besar seperti anjing dan kucing, hewan kecil seperti tikus dan kelelawar juga dapat menjadi reservoir virus rabies. Gigitan oleh hewan-hewan ini juga berpotensi menyebarkan penyakit kepada manusia atau hewan peliharaan.

5. Kontak dengan Jaringan Terinfeksi

Penularan rabies juga bisa terjadi jika seseorang atau hewan mengalami kontak langsung dengan jaringan tubuh terinfeksi, seperti otak atau sumsum tulang belakang, meskipun ini lebih jarang terjadi.

Adanya vaksinasi rabies pada hewan peliharaan dan upaya pengendalian populasi hewan liar memiliki peran penting dalam pencegahan penularan rabies. 

Selain itu, ketika terjadi gigitan hewan, penting untuk segera mencari perawatan medis dan mengikuti langkah-langkah pencegahan yang direkomendasikan oleh otoritas kesehatan hewan setempat.