4 Hal yang Memicu Anak Menjadi Tantrum

4 Hal yang Memicu Anak Menjadi Tantrum
4 Hal yang Memicu Anak Menjadi Tantrum (Foto : The Asian Parent Indonesia)

Antv – Anak usia dibawah 5 tahun biasanya belum bisa mengekspresikan dan mengontrol emosinya dengan baik sehingga menimbulkan tantrum.

Definisi tantrum menurut Kamus Perkembangan Anak adalah luapan kemarahan atau kekesalan yang sebenarnya dapat terjadi pada semua orang.

Menjadi orang tua bukanlah hal mudah.Selain harus memoerhatikan segala nutrisi anak, orangtua juga harus bisa mengenali dan mengatasi emosi si anak.

Pada umumnya anak dibawah 5 tahun tidak bisa menjelaskan ataupun memberitahu apa yang ia rasakan, terutama jika anak merasakan kondisi ketidaknyamanannya.

“Tantrum bukanlah suatu penyakit namun sebuah gangguan yang memerlukan penanganan khusus,” terang dr. Robert Soetandio, Dokter Spesialis Anak, RS Pondok Indah – Bintaro Jaya.

Kebanyakan anak yang sedang tantrum akan meluapkan emosinya dengan cara menangis kencang, berguling-guling di lantai, bahkan sampai melempar barang. Inilah yang membuat para orang tua frustasi dalam menghadapi anak yang tantrum.

Nah berikut beberapa hal yang dapat memicu anak menjadi tantrum:
Temperamen. Dapat memengaruhi seberapa cepat dan kuat reaksi anak-anak terhadap hal-hal seperti peristiwa yang tidak bisa ia kendalikan sehingga membuatnya frustrasi. Anak-anak yang mudah marah mungkin lebih cenderung mengamuk.

Stres, lapar, kelelahan, dan stimulasi berlebihan. Tak hanya orang dewasa yang kadang merasa sensitif ketika lapar, anak-anak bisa lebih parah.

Apalagi anak-anak tidak bisa mengungkapkan perasaan dan emosinya layaknya orang dewasa. 

Tak hanya itu, Overstimulation atau kelebihan stimulasi juga bisa bikin anak jadi tantrum.

Anak yang mengalami kelelahan atau tidak nyaman karena banyaknya stimulasi yang ia dapat.

Hal ini dapat mempersulit anak-anak untuk mengekspresikan dan mengelola perasaan dan perilaku.

Emosi yang kuat. Situasi yang tidak dapat diatasi oleh anak-anak. Misalnya kekhawatiran, ketakutan saat mainannya direbut oleh temannya, rasa malu dan amarah dapat menjadi beban bagi anak-anak. Biasanya ia meluapkan emosinya dengan cara menangis histeris.

Ketidakonsistenan orang tua dalam menerapkan aturan. Banyak Orang tua yang membuat sebuah aturan sedemikian rupa, tetapi tidak kuat mempertahankan aturan tersebut karena adanya perilaku anak yang menuntut secara sangat emosional.

Terapkanlh jadwal yang teratur pada anak baik waktu istirahat, waktu makan maupun bermain agar emosi anak terjaga dengan baik.

Disinilah perlunya orang tua mengendalikan emosi dan menguasai dirinya ketika anak berperilaku tantrum.

Orang tua perlu menyadari bahwa tantrum pada anak adalah perilaku universal dan normal yang dapat dialami oleh setiap anak, sehingga perlu direspon secara wajar.

Hal yang perlu diperhatikan oleh orangtua pada saat anak tantrum adalah, ajak anak berkomunimasi dengan baik ketika emosi si anak sudah tenang. Dan yang terpenting untuk para orang tua juga harus bisa mengontrol emosinya agar bisa mengambil langkah terbaik ketika anak sedang tantrum.