Waspada Cara Penularan HIV, Seks Bebas hingga Tindik dan Tato

Penularan HIV
Penularan HIV (Foto : pixabay/madartzgraphics)

AntvHIV menjadi salah satu penyakit yang ditakuti oleh masyarakat dunia. Lalu, bagaimana cara penularan penyakit membahayakan ini? 

Sebagai informasi, HIV adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh. Virus ini menginfeksi dan menghancurkan sel CD4 dalam tubuh.

Orang tanpa virus HIV bahkan dapat tertular melalui cairan tubuh, seperti air mani, darah, cairan vagina, dan ASI. 

Namun, penyakit ini paling sering ditularkan saat berhubungan seks tanpa alat pengaman atau kondom. Bahkan, HIV dapat ditularkan dari ibu ke anak dari plasenta selama kehamilan atau saat melahirkan.

Lalu, bagaimana tepatnya cara penularan penyakit HIV ini? 

img_title
Seks bebas. (Foto : pixabay/Prinz-Peter)

1. Seks Bebas Tanpa Pengaman (Kondom)

Cara penularan HIV melalui seks ini terdiri dari beberapa cara, seperti seks anal, seks vagina, dan seks oral. 

Dilansir dari Very Well Health, Selasa 30 Agustus 2002, seks anal adalah cara utama penularan HIV di Amerika Serikat. Alasannya karena jaringan dubur lebih rapuh dan rentan pecah daripada jaringan vagina. 

Lalu, seks vaginal adalah cara utama penularan di banyak bagian negara berkembang. Perempuan lebih rentan terkena dampak ini daripada pria karena vagina dan leher rahim rentan terinfeksi.

Seks oral adalah cara yang tidak efisien untuk menularkan HIV. Namun, bukan berarti manusia dapat melakukan seks oral sembarangan. Luka lecet di kelamin atau mulut dapat berpotensi meningkatkan risiko infeksi.

2. Penggunaan Narkoba Suntik

Berbagi jarum suntik adalah cara yang sangat efektif untuk menularkan HIV. Secara langsung virus akan berkembang biak dari darah satu orang ke darah orang lain.

3. Transfusi Darah dan Transplantasi

Pada masa-masa awal epidemi HIV di tahun 1980-an sampai awal 1990-an, banyak orang terinfeksi HIV akibat transfusi darah yang tercemar. 

Sebelum tahun 1992, tidak ada alat screening yang tersedia untuk memastikan bahwa suplai darah AS, termasuk faktor pembekuan dan plasma, bebas dari virus.

Risiko ini telah turun dalam beberapa dekade terakhir karena kemajuan teknologi pendeteksian dan penyaringan universal donor darah dan jaringan di Amerika Serikat dan negara lainnya.

4. Kehamilan

Risiko infeksi HIV dari ibu ke anak semakin menurun dari tahun ke tahun. Namun, sebelumnya penularan ini terjadi selama persalinan ketika selaput ketuban pecah dan membuat bayi terpapar darah dan cairan vagina yang tercemar HIV.

HIV juga dapat ditularkan melalui ASI. Di Amerika Serikat, orang dengan HIV disarankan untuk tidak menyusui, terlepas dari sedang menjalani terapi pengobatan.

5. Tindik Badan dan Tato

Secara teoritis mungkin bisa terjadi, tapi risiko HIV dari tindik badan dan tato ini rendah karena prizinan dan peraturan ketat dalam industri ini. 

Di antara praktik tanpa izin yang tidak mematuhi sterilisasi industri dan praktik kebersihan, risikonya berpotensi lebih tinggi walaupun tidak jelas seberapa banyak.