Review Film Argantara, Angkat Cerita Bakti Anak Atas Perjodohan Orangtua

Film Argantara
Film Argantara (Foto : IMDb)

AntvFilm Argantara diangkat berdasarkan kisah dari sebuah novel yang terbit di Wattpad karya Falistiyana dan digarap oleh sutradara bernama Guntur Soeharjanto ini dibintangi oleh sejumlah artis muda berbakat diantaranya Aliando Syarief, Natasha Wilona, Fattach Syach, Samudera Taylor dan masih banyak yang lainnya.

Film garapan sutradara Guntur Soeharjanto ini mengisahkan dua remaja berusia 16 tahun yakni bernama Argantara (Aliando Syarief) dan Syera (Natasha Wilona). Kedua remaja itu bersekolah di satu tempat, namun mereka memiliki karakter yang berbeda.

Argantara dikenal sebagai siswa yang begajulan dengan memiliki stasus sebagai pemimpin sebuah geng motor. Pada kisah film tersebut, berawal dari ayah Argantara pernah menyelamatkan nyawa ayah Syera (Rendi Khrisna).

 

Sebagai bentuk balas budi, ayah Syera menandatangani sebuah surat perjanjian untuk mengatur perjodohan anak mereka masing-masing. Namun, perjodohan itu harus melibatkan dua remaja yang masih berstatus pelajar.

img_title
Film Argantara. (Foto: IMDb)

Meski pada akhirnya keluarga mereka bertemu, tetapi dalam perjamuan antar dua keluarga itu membuat ibu Argantara menyatakan bahwa pemenuhan janji tersebut bukanlah suatu kewajiban untuk dilakukan.

Tapi pada nyatanya, ayah Syera tetap bersikukuh untuk menjalankan perjanjian dengan mendiang ayah Argantara.

Argantara pun menyetujui dengan alasan ingin menjadi anak yang berbakti. Pada film tersebut seolah mengatakan bahwa wujud bakti anak apakah bisa disalurkan melalui suatu hal yang tak merugikan orang lain.

Menurut pandangan penulis, cerita dari film Argantara ini seperti memaksakan seorang anak untuk menyetujui perjanjian perjodohan antar orang tua. Di samping itu, kisah cinta mereka dibuat seelok mungkin untuk mengikuti kisah percintaan generasi muda di zaman modern ini.

Tak hanya itu cerita rumah tangga Argantara dan Syera juga menggambarkan pasangan muda yang baru menikah, sebab menyatukan dua pemikiran anak remaja saat sudah menikah memang tidak mudah. Kebanyakan remaja yang menikah pastinya akan melewati masa-masa emosional yang tak teratur.