Sinopsis dan Review The Fabelmans, Kisah Kehidupan Masa Kecil Steven Spielberg yang Indah

The Fabelman
The Fabelman (Foto : IMDb)

AntvSteven Spielberg kembali dengan mahakarya baru The Fabelmans. Kisah apa yang kali ini disampaikan oleh sang The King of Entertainment dalam filmnya ini?

Tepat pada 23 November 2022 hari ini, Steven Spielberg merilis The Fabelmans, film bergenre drama yang dibintangi oleh Gabriel LaBelle, Paul Dano, Michelle Williams, dan Judd Hirsch.

 The Fabelmans terbilang unik dan berbeda dari film Spielberg kebanyakan. Pasalnya, kisah dalam ini berdasarkan masa kecil Spielberg tumbuh besar di era pasca-Perang Dunia II Arizona. 

Skrip The Fabelmans ini Spielberg tulis bersama Tony Kushner. Sebelumnya mereka telah bekerja sama beberapa kali, seperti film Lincoln, West Side Story, dan Munich.

Pecinta film pasti tahu seberapa besar partisipasi Spielberg terhadap perfilman Hollywood. Ia telah merilis ratusan judul film yang dicintai oleh banyak orang.

Sebelum menjelaskan lebih lanjut, ANTV Klik telah mengumpulkan sinopsis beserta review The Fabelmans yang dilansir dari berbagai sumber. 

Sinopsis The Fabelman 

img_title
The Fabelmans. (Foto: IMDb)

The Fabelmans mengiahkan Sammy Fabelman, seorang anak muda yang jatuh cinta pada film sejak orang tuanya mengajaknya menonton film di bioskop. 

Terdorong oleh kreativitas dan rasa ingin tahunya akan dunia perfilman, ia mulai membuat karya-karyanya sendiri menggunakan kamera dari orang tuanya. 

Semakin lama, rasa cinta Sammy pada dunia perfilman semakin besar. Namun, di saat yang sama ia harus berhadapan dengan masa remaja yang berat serta masalah keluarga.

Review The Fabelmans

img_title
The Fabelmans. (Foto: IMDb)

The Fabelmans disebut sebagai film semi-otobiografi yang berlatar waktu 1960 hingga 1960-an.

Seperti yang telah disebutkan di atas, kisah The Fabelmans didasarkan dari masa kecil Spielberg yang tumbuh dalam keluarga Yahudi. 

Sosok Spielberg digambarkan dalam karakter Sammy Fabelman, anak muda yang terobsesi dengan film sejak diajak orang tuanya (Burt dan Mitzi Fabelman) menyaksikan The Greatest Show on Earth di bioskop. 

Dunia kreatif Samy meledak begitu ia memegang kamera dan menampilkan imajinasinya. Di saat yang sama, ia pun harus melewati rintangan dalam hidupnya.

Sammy harus berhadapan dengan drama orang tua dan intimidasi antisemit yang menggoyahkan kepercayaan dirinya. 

img_title
The Fabelmans. (Foto: IMDb)
 
Sebelum ini, Spielberg memang selalu memasukkan unsur masalah keluarga dan menyelesaikannya dalam film-filmnya, seperti E.T, Close Encounters of The Third Kind, dan Catch Me if You Can

Metafora masa lalu dalam film-film itu lebih efektif daripada di Fabelmans. Hubungan rumit antara Burt, Mitzi, dan Bennie terlihat agak kabur.

Meskipun begitu, Spielberg berhasil menggambarkan pengaruh dari masalah keluarga tersebut terhadap kondisi emosional Sammy.

Film ini pun dimulai dengan lambat. Namun, saat Spielberg mengisahkan masa SMA Sammy Fabelman dia menemukan ciri khas yang begitu nyata dalam karir blockbusternya.

img_title
The Fabelmans. (Foto: IMDb)
 
Sang tokoh utama Sammy Fabelman diperankan oleh aktor pendatang baru Gabriel LaBelle. Ia tampil memukau sebagai remaja Spielberg.

Bersama penampilan Paul Dano dan Michelle Williams yang kuat, LaBelle menarik hati sanubari penonton saat pembuatan film karakternya. 

Lalu, Judd Hirsch muncul untuk penampilan kecil, tapi mencengangkan sebagai paman Sammy Boris yang memberikan peringatan mendidik tentang aspek pengorbanan dalam merangkul seni. 

Kesimpulannya, The Fabelmans agak seperti dongeng dan indah dalam hal besar dan kecil. 

Film ini terkesan sangat pribadi dan Spielberg berhasil menceritakan masa kecilnya dengan visualisasi yang sempurna, baik itu nuansa dan emosinya. 

Selain itu, meskipun terdengar seperti film serius The Fabelmans tetap mengandung unsur komedi yang sangat menghibur.