Heboh Paus Raksasa Mati di Wilayah Bali, BPSPL: Diduga Karena Sakit

Heboh Paus Raksasa Mati di Wilayah Bali, BPSPL: Diduga Karena Sakit
Heboh Paus Raksasa Mati di Wilayah Bali, BPSPL: Diduga Karena Sakit (Foto : Instagram)
 

Dengan adanya fenomena kematian paus tersebut, kata dia, pihaknya menaruh perhatian lebih terhadap kesehatan laut Indonesia.

Yudiarso menyatakan bahwa ada sesuatu yang memengaruhi kesehatan laut walaupun secara teknis paus ini bermigrasi ke mana pun untuk menjadi bahan evaluasi.
 
Yudiarso menjelaskan dalam pengamatan Kementerian Kelautan fenomena kematian mamalia laut tersebut telah terjadi selama 19 kali di wilayah BPSPL Denpasar yang membawahi empat provinsi.
 
"Dari akhir Maret sampai awal April ini total ada 19 kejadian. 3 di Bali, satu di Jawa Timur di Sumenep, sisanya beberapa kejadian di NTT," kata dia.
 
Dia mengatakan setelah dilakukan beberapa pemeriksaan akan adanya polusi suara seismik di dalam perairan, pihaknya tidak menemukan adanya fenomena seperti itu di selatan wilayah Samudra Hindia yang menjadi wilayah kerja BPSPL Denpasar.
 
Namun demikian, ada indikasi karena adanya pencemaran lingkungan khususnya wilayah perairan khususnya karena sampah.
 
"Ada memang indikasi ke arah sana (sampah laut). Tetapi, pastinya kami masih dalami dan mencatat ada hal seperti itu. Plastik ini kan jadi momoknya kita Indonesia penyumbang sampah plastik. Kita memang tidak tahu puasnya makan plastik di perairan kita atau di mana belum tahu, tetapi dengan adanya fakta bahwa pausnya mati di wilayah kita, itu kan jadi pertanyaan," katanya.
 
Yudiarso menyatakan sebelumnya, pada tahun 2022 lalu ada sembilan kejadian serupa di wilayah Provinsi Bali.