Indonesia Menangis, Tiada lagi Prof Azyumardi Azra

Indonesia Menangis, Tiada lagi Prof Azyumardi Azra
Indonesia Menangis, Tiada lagi Prof Azyumardi Azra (Foto : Istimewa)

"Semalam sudah dalam penanganan intensif tim medis RS Serdang " kata  Datuk Zakaria A. Wahab, wartawan senior, mantan Pemred Kantor Berita Bernama Malaysia dan Penasihat/Pendiri ISWAMI ( Ikatan Setiakawan Wartawan Malaysia -Indonesia). Tidak lama setelah pecah kabar Prof Azyumardi terserang sakit di seluruh grup WhatsApp wartawan Indonesia dan Malaysia, kami meminta bantuan rekan wartawan di Malaysia untuk ikut memantau. Zakaria wartawan pertama yang merapat di Di RS Serdang. Zakaria  bertemu Dubes RI untuk Malaysia. "Saya sendiri ada bertanya doktor di ruang terbuka, mengesahkan Prof AA dijangkiti covid dan tidak boleh diziarahi, " tambah Zack, panggilan akrab Zakaria. 

Sejak semalam Prof Azyumardi sudah dalam pemantauan KBRI di sana.

Kunjungan dinas di Sumbar

Ketua Dewan Pers itu awal minggu ini mengadakan kunjungan kerja di Sumatera Barat. Ia sempat ke Bukittinggi dan mengunjungi keluarganya di Batusangkar sebelum bertolak ke Malaysia melalui Jakarta. 

Hari Sabtu kemarin, sedianya mantan Rektor UIN tersebut jadi salah satu pembicara dalam seminar internasional di Selangor bersama tokoh penting Malaysia, Anwar Ibrahim.

Saksi mata dalam penerbangan adalah Guru Besar Universitas Sumatera, Professor Budi Agustono. Ia dan istri sama-sama berangkat dari Bandara Soekarno Hatta dengan Azyumardi. Mereka sempat ngobrol sejak di bandara hingga di dalam pesawat. Semalam Budi membagi  kisah  yang dilihatnya dalam pesawat di grup WhatsApp wartawan.

"Dua puluh menit sebelum pesawat mendarat, saat saya, istri dan pak Azra sedang bercakap tiba tiba pak Azra batuk tanpa henti, tubuhnya berkeringat dingin. Saya minta dia minum air mineral. Saya memijat tubuhnya yang keringat dingin lalu meminta pramugari memasang selang oksigen di hidung dan mulut. Meski selang terpasang sesak nafasnya tak berhenti, malah tubuhnya begerak ke kiri ke kanan di atas kursi pesawat. Ketika pesawat parkir dan pintu pesawat dibuka menurunkan penumpang, saya dan istri mengurus kesehatan pak Azra yang diminta turun  belakangan.  Saya dan istri gelisah dan cemas melihat kesehatan pak Azra. Tidak lama sesudah itu kamu bertiga turun dengan selang oksigen  dan dibawa segera ke bed panjang perawatan lalu dilarikan  ambulans ke rumah sakit.  Saya sempat merogoh tas tenteng  Pak Azra mencari telpon, tapi karena bingung dan panik lambat  ketemunya. Akhirnya istri saya menelpon temannya staf khusus Menteri Sosial  meminta bantuan mengabarkan ke istri atau keluarga pak Azra. Saya sampaikan ke istri antar dan temani Pak Azra demi keselamatan dan keamanan. Kita bantu sekuat kita ke RS di Kuala Lumpur.