Fakta Menarik Perjalanan Karier Lengkap Shah Rukh Khan hingga Pencapaian Film Jawan yang Fenomenal

Fakta Menarik Perjalanan Karier Lengkap Shah Rukh Khan hingga Pencapaian Film Jawan yang Fenomenal
Fakta Menarik Perjalanan Karier Lengkap Shah Rukh Khan hingga Pencapaian Film Jawan yang Fenomenal (Foto : Kolase Istimewa)

AntvShah Rukh Khan atau biasa dikenal sebagai SRK, lahir 2 November 1965, adalah seorang aktor film atau superstar Bollywood, juga seorang produser dan pembawa acara televisi asal India.

SRK juga dijuluki sebagai "Baadshah of Bollywood", "King of Bollywood" atau "King Khan", karena tampil dalam lebih dari 80 film Bollywood, dan meraih sejumlah penghargaan, termasuk 14 Penghargaan Filmfare.

Khan memiliki penggemar berjumlah signifikan di Asia dan diaspora India di seluruh dunia. Dalam hal jumlah audien dan pemasukan, ia disebut sebagai salah satu bintang film paling sukses di dunia.

Khan memulai kariernya dengan tampil dalam beberapa serial televisi pada akhir 1980-an. Ia membuat debut Bollywoodnya pada 1992 dengan film Deewana.

Pada awal kariernya, Khan dikenal karena memerankan peran-peran jahat dalam film-film Darr (1993), Baazigar (1993) dan Anjaam (1994).

SRK kemudian naik daun setelah membintangi serangkaian film percintaan, yang meliputi Dilwale Dulhania Le Jayenge (1995), Dil To Pagal Hai (1997), Kuch Kuch Hota Hai (1998), Mohabbatein (2000) dan Kabhi Khushi Kabhie Gham... (2001).

SRK meraih sambutan meraih atas perannya sebagai seorang pemabuk dalam film Devdas (2002), seorang ilmuwan NASA dalam film Swades (2004), seorang pelatih hoki dalam film Chak De! India (2007) dan seorang pria pengidap sindrom Asperger dalam film My Name Is Khan (2010).

Film-film berkeuntungan tertingginya meliputi film-film komedi Chennai Express (2013) dan Happy New Year (2014).

Beberapa filmnya berisi tema-tema identitas nasional India dan hubungan dengan komunitas diaspora, atau perbedaan dan keragaman gender, ras, sosial dan agama.

Untuk kontribusinya pada perfilman, Pemerintah India menganugerahinya dengan Padma Shri, dan Pemerintah Prancis menganugerahinya dengan Ordre des Arts et des Lettres dan Légion d'honneur.

Pada 2015, Khan menjadi salah satu ketua dari perusahaan produksi perfilman Red Chillies Entertainment dan subsidier-subsidiernya, dan salah satu pemilik dari tim kriket Liga Primer India Kolkata Knight Riders.

SRK adalah seorang presenter televisi dan pementas acara panggung. Media sering menyebutnya sebagai "Brand SRK" karena beberapa pendutaan dan pabean kewirausahaannya.

Karya filantropik Khan menyediakan perawatan kesehatan dan pemulihan bencana, dan ia dianugerahi penghargaan Pyramide con Marni oleh UNESCO pada 2011 atas dukungannya terhadap pendidikan anak-anak.

SRK giat tampil dalam daftar-daftar tokoh paling berpengaruh dalam budaya India, dan pada 2008, Newsweek mengangkatnya menjadi salah satu dari lima puluh tokoh paling berkuasa di dunia.

Pada Agustus 2017, ia menjadi pemeran berbayaran tertinggi ke delapan di dunia, dan berbayaran tertinggi di India, menurut Forbes.

Kehidupan Awal dan Keluarga

Shah Rukh Khan lahir dari sebuah keluarga Muslim di New Delhi. Ia menjalani lima tahun pertama hidupnya di Mangalore, dimana kakek pihak ibunya, Ifthikar Ahmed, menjabat sebagai kepala insinyur pelabuhan pada 1960-an.

Menurut SRK, kakek pihak ayahnya, Jan Muhammad, seorang etnis Pathan berasal dari Afghanistan.

Shah Rukh Khan juga berkata dalam wawancara-wawancaranya bahwa ia adalah seorang Pathan dari Peshawar, Pakistan, dan seluruh keluarganya memakai bahasa Hindko untuk berbicara di rumah.

Ayah Khan, Meer Taj Mohammed Khan, adalah seorang aktivis kemerdekaan India di Peshawar, India Britania (sekarang Pakistan).

Pada 2010, keluarga pihak ayah Khan masih tinggal di kawasan Shah Wali Qataal, Bazar Qissa Khawani, Peshawar.

Meer adalah pengikut dari Khan Abdul Ghaffar Khan dan berafiliasi dengan Kongres Nasional Seluruh India.

SRK pindah ke New Delhi pada 1948 setelah pemisahan India. Ibu Khan, Lateef Fatima, adalah putri teknisi pemerintahan senior.

Orangtuanya menikah pada 1959. Khan menyebut dirinya sendiri di Twitter sebagai "setengah Hyderabad (ibu), setengah Pathan (ayah), sedikit Kashmiri (nenek)".

Para sepupu pihak ayahnya di Peshawar mengklaim bahwa keluarganya berdarah Hindkowan dari Kashmir, bukan Pashtun, dan juga menyangkal klaim bahwa kakeknya berasal dari Afghanistan.

SRK dibesarkan di kawasan Rajendra Nagar, Delhi. Ayahnya memiliki beberapa pabean usaha yang meliputi sebuah restoran, dan keluarganya tinggal dalam kehidupan kelas menengah di rumah susun sewaan.

SRK masuk Sekolah St. Columba di tengah Delhi dimana ia menyelesaikan pembelajarannya dan mengikuti olahraga seperti hoki dan sepak bola, dan meraih penghargaan tertinggi dari sekolah tersebut, Sword of Honour.

Pada masa mudanya, ia berakting dalam drama-drama panggung dan meraih pujian atas peniruannya dari para pemeran Bollywood, dimana orang-orang favoritnya adalah Dilip Kumar, Amitabh Bachchan dan Mumtaz.

Salah satu teman masa kecil dan mitra aktingnya adalah Amrita Singh, yang menjadi seorang aktris Bollywood.

Khan masuk Kolese Hansraj (1985–88) untuk meraih gelar sarjana dalam bidang Ekonomi, namun lebih banyak menjalani waktunya di Theatre Action Group (TAG), Delhi, dimana ia belajar akting di bawah bimbingan pengarah teater Barry John.

Setelah Hansraj, ia mulai belajar untuk gelar master dalam bidang Komunikasi Massa di Jamia Millia Islamia, namun hengkang untuk melanjutkan karier aktingnya.

SRK juga masuk Sekolah Drama Nasional di Delhi saat karier awalnya di Bollywood. Ayahnya meninggal akibat kanker pada 1981, dan ibunya meninggal pada 1991 akibat komplikasi diabetes.

Setelah kematian orangtuanya, kakaknya, Shahnaz Lalarukh, kelahiran tahun 1960, mengalami keadaan tertekan dan Khan mengambil tanggung jawab untuk merawatnya. Shahnaz masih tinggal dengan saudaranya dan keluarganya di kediaman mereka di Mumbai.

Meskipun Khan diberi nama lahir Shahrukh Khan, ia lebih sering menulis namanya dengan sebutan Shah Rukh Khan, dan umum disebut dengan akronim SRK.

Ia menikahi Gauri Chibber, seorang Hindu Punjabi, dalam sebuah upacara perkawinan Hindu tradisional pada 25 Oktober 1991, setelah menjalin hubungan selama enam tahun.

Mereka memiliki seorang putra bernama Aryan (kelahiran tahun 1997) dan seorang putri bernama Suhana (kelahiran tahun 2000).

Pada 2013, mereka mendapatkan seorang anak ketiga bernama Abram, yang lahir melalui seorang ibu surogasi.

Menurut Khan, meskipun ia sangat meyakini Islam, ia juga menghargai agama istrinya. Anak-anaknya mengikuti kedua agama tersebut; di rumah, sebuah al-Qur'an diletakkan bersebelahan dengan patung-patung dewa Hindu.

Karier Akting

Peran pertama yang dibintangi Khan adalah dalam serial televisi Lekh Tandon Dil Dariya, yang memulai syuting pada 1988, namun penundaan produksinya membuat serial tahun 1989 Fauji menjadi debut televisinya.

Dalam serial tersebut, yang menggambarkan sorotan realistis di pelatihan kadet tentara, ia memainkan peran utama Abhimanyu Rai.

Ini berujung pada penampilan lanjutan dalam serial televisi Aziz Mirza Circus (1989–90) dan serial mini Mani Kaul Idiot (1991).

Khan juga memainkan bagian-bagian kecil dalam serial-serial Umeed (1989) dan Wagle Ki Duniya (1988–90), dan dalam film televisi berbahasa Inggris In Which Annie Gives It Those Ones (1989).

Penampilannya dalam serial-serial tersebut membuat para kritikus membandingkan penampilan dan gaya aktingnya dengan pemeran film Dilip Kumar, namun Khan tak berniat berakting film pada masa itu, dengan menganggap bahwa ia tak terlalu baik dalam hal tersebut.

Khan mengubah keputusannya untuk berakting dalam perfilman pada April 1991, dengan alasan itu merupakan sebuah jalan untuk melarikan diri dari kenangan kematian ibunya.

Ia pindah dari Delhi ke Mumbai untuk menjalani karier waktu penuh di Bollywood, dan dengan cepat menandatangani kontrak untuk empat film.

Tawaran pertamanya adalah untuk debut penyutradaraan Hema Malini Dil Aashna Hai, dan pada bulan Juni, ia memulai pengambilan gambar pertamanya.

Debut filmnya adalah dalam Deewana, yang dirilis pada Juni 1992. Dalam film tersebut, ia beradu peran dengan Divya Bharti sebagai pemeran laki-laki utama kedua setelah Rishi Kapoor.

Deewana menjadi hit box office dan meluncurkan karier Bollywood Khan, ia meraih Penghargaan Debut Laki-laki Terbaik Filmfare atas penampilannya.

Selain itu, film-film pertama lainnya yang dirilis pada 1992 yang menampilkan Khan sebagai pemeran laki-laki utama meliputi Chamatkar, Dil Aashna Hai, dan film komedi Raju Ban Gaya Gentleman, dimana ia pertama kali berkolaborasi dengan aktris Juhi Chawla.

Peran-peran film awalnya menampilkannya memainkan karakter-karakter yang menyimpan energi dan keantusiasan.

Peran Jahat (1993–1994)

Sepanjang perilisan tahun 1993, Khan meraih banyak apresiasi atau peran-peran jahat dalam dua hit box office: seorang kekasih obsesif dalam film Darr, dan seorang pembunuh dalam film Baazigar.

Darr menandai kali pertama dari beberapa kolaborasi Khan dengan pembuat film Yash Chopra dan perusahaannya Yash Raj Films.

Kemampuan Khan dan pemakaian frase "Aku mencintaimu, K-k-k-Kiran" menjadi populer di kalangan audien.

Untuk film Darr, ia meraih sebuah nominasi untuk Penghargaan Filmfare untuk Pementasan Terbaik dalam sebuah Peran Negatif, juga dikenal sebagai Penghargaan Peran Jahat Terbaik, namun kalah dengan Paresh Rawal untuk film Sir.

Baazigar, dimana Khan memainkan sebuah peran ambigu yang membunuh pacarnya, mengejutkan audien India dengan kekerasan tak terduga dari rumus Bollywood standar.

Dalam The Cambridge Companion to Modern Indian Culture, Sonal Khullar menyebut karakter tersebut sebagai "peran jahat terkonsumsi".

Penampilannya dalam film Baazigar, yang menjadi kali pertama dari beberapa penampilannya dengan aktris Kajol, membuat Khan memenangkan Penghargaan Filmfare untuk Aktor Terbaik pertamanya.

Pada 2003, Encyclopedia of Hindi Cinema menyatakan bahwa Khan "menampilkan citra pemeran utama konvensional dalam kedua film tersebut dan menciptakan versinya sendiri dari peran revisionis".

Selain itu pada 1993, Khan menampilkan sebuah adegan telanjang dengan Deepa Sahi dalam film Maya Memsaab, meskipun bagian tersebut disensor oleh Badan Sertifikasi Film Pusat.

Kontroversi menimpanya terhadap adegan-adegan semacam itu dalam peran-peran mendatang.

Pada 1994, Khan memerankan seorang musisi yang jatuh cinta dalam film komedi-drama Kundan Shah Kabhi Haan Kabhi Naa dimana ia beradu peran dengan Deepak Tijori dan Suchitra Krishnamurthy, yang kemudian ia nyatakan menjadi peran favoritnya.

Penampilannya membuatnya meraih Penghargaan Kritikus Filmfare untuk Penampilan Terbaik, dan dalam sebuah ulasan retrospektif dari tahun 2004, Sukanya Verma dari Rediff.com menyebutnya sebagai penampilan terbaik Khan, dengan berkata bahwa "Ia spontan, mulia, jantan, tak bekesudahan dan berpendirian akting dari hati."

Selain itu pada 1994, Khan memenangkan Penghargaan Perang Jahat Terbaik Filmfare atas perannya sebagai seorang kekasih obsesif dalam film Anjaam, yang juga dibintangi oleh Madhuri Dixit dan Deepak Tijori.

Pada masa itu, memainkan peran-peran antagonistik dianggap berisiko pada karier pemeran utama dalam Bollywood. Ray kemudian menyanjung Khan karena telah mengambil "risiko insani" dan "menekan tabir" dengan memilih untuk memainkan karakter-karakter semacam itu, dengan mendirikan kariernya di Bollywood.

Sutradara Mukul S. Anand menyebutnya "wajah baru industri" pada masa tersebut.

Peran Percintaan atau Romantis (1995–1998)

Khan membintangi tujuh film pada 1995, yang pertama adalah film cerita seru melodrama Rakesh Roshan Karan Arjun. Beradu peran bersama dengan Salman Khan dan Kajol, film tersebut menjadi film berkeuntungan tertinggi kedua pada tahun tersebut di India.

Perilisan paling signifikannya pada tahun tersebut adalah debut penyutradaraan Aditya Chopra, film percintaan Dilwale Dulhania Le Jayenge, dimana ia memerankan seorang India non-residen muda yang jatuh cinta dengan karakter Kajol saat berkunjung ke Eropa.

Khan awalnya gugup memerankan peran seorang kekasih, namun film tersebut dikenal karena mendirikannya sebagai sebuah "peran percintaan".

Disanjung oleh para kritikus dan masyarakat, film tersebut menjadi produksi berkeuntungan tertinggi pada tahun tersebut di India dan luar negeri dan dideklarasikan menjadi sebuah "blockbuster sepanjang masa" oleh Box Office India, dengan keuntungan lebih dari ₹1,22 milyar (US$17 juta) di seluruh dunia.

Film tersebut mrupakan film yang paling lama ditayangkan dalam sejarah perfilman India; film tersebut masih ditampilkan di teater Maratha Mandir di Mumbai setelah lebih dari 1000 pekan pada awal 2015.

Film tersebut memenangkan sepuluh Penghargaan Filmfare, termasuk Penghargaan Aktor Terbaik kedua yang diraih oleh Khan.

Sutradara dan kritikus Raja Sen berkata, "Khan memberikan sebuah penampilan cerdik, mendefinisikan ulang kekasih untuk 1990-an dengan penampilan besar. Ia tampan dan berselip, namun tak tertandingi [bagi kalangan audien]. Penampilannya sendiri, seperti hal yang terbaik dalam bisnis, juga memainkan kemampuan tak terupaya, seperti halnya non-akting."

Pada 1996, seluruh empat perilisan Khan gagal secara kritis dan komersial, namun pada tahun berikutnya, ia beradu peran dengan Aditya Pancholi dan Juhi Chawla dalam film komedi percintaan Aziz Mirza Yes Boss yang membuatnya meraih nominasi Aktor Terbaik Filmfare.

Kemudian pada 1997, ia membintangi film drama sosial bertema diaspora garapan Subhash Ghai yang berjudul Pardes, memerankan Arjun, seorang musisi yang menghadapi dilema moral.

India Today menyebutnya sebagai salah satu film Bollywood besar pertama yang sukses di Amerika Serikat.

Perilisan terakhir Khan pada tahun 1997 adalah sebuah kolaborasi kedua dengan Yash Chopra dalam film percintaan musikal populer Dil To Pagal Hai.

SRK memerankan Rahul, seorang pengarah panggung yang memasuki cinta segitiga antara Madhuri Dixit dan Karisma Kapoor.

Film tersebut dan penampilannya mendatangkan pujian kritius, membuat Khan memenangkan Penghargaan Aktor Terbaik ketiganya di Filmfare.

Khan menampilkan peran utama dalam tiga film dan membuat satu penampilan istimewa pada 1998. Dalam perilisan pertama dari tahun tersebut, ia memainkan peran ganda bersama dengan Juhi Chawla dan Sonali Bendre dalam film komedi aksi garapan Mahesh Bhatt berjudul Duplicate, kali pertama dari beberapa kolaborasinya dengan perusahaan produksi Dharma Productions milik Yash Johar.

Film tersebut tak meraih sambutan baik, namun India Today menyanjung Khan atas penampilan energetiknya.

Pada tahun yang sama, Khan memenangkan pujian kritis atas penampilannya sebagai seorang koresponden All India Radio yang mengembangkan sebuah infatuasi untuk seorang teroris misterius (Manisha Koirala) dalam film Dil Se.., instalmen ketiga dari trilogi film teror Mani Ratnam.

Dalam perilisan terakhirnya pada tahun tersebut, ia memerankan seorang murid kolese dalam film percintaan Karan Johar Kuch Kuch Hota Hai, dimana ia terlibat dalam cinta segitiga bersama dengan Kajol dan Rani Mukerji.

Penulis Anjana Motihar Chandra menyebut film tersebut sebagai blockbuster tahun 1990-an, sebuah "perpaduan dari percintaan, komedi, dan hiburan."

Khan memenangkan penghargaan Aktor Terbaik di acara Penghargaan Filmfare untuk tahun kedua berturut-turut, meskipun ia dan beberapa kritikus meyakini penampilannya terbayangi oleh Kajol.

Peran-peran dalam fase kariernya ini, dan serangkaian film komedi percintaan dan drama keluarga menyusul, membuat Khan meraih ketenaran di kalangan audien, terutama kalangan remaja, dan menurut pengarang Anupama Chopra, menjadikannya ikon percintaan di India.

SRK melanjutkan asosiasi profesional lanjutan dengan Yash Chopra, Aditya Chopra, dan Karan Johar, yang menumbuhkan citranya dan menjadikannya superstar.

Khan menjadi pemeran utama pria percintaan tanpa pernah benar-benar mencium lawan mainnya, meskipun ia mematahkan aturan tersebut pada 2012, setelah sangat didorong oleh Yash Chopra.

Tantangan Karier (1999–2003)

Satu-satunya perilisan Khan pada tahun 1999 adalah film Baadshah, dimana ia beradu peran dengan Twinkle Khanna. Meskipun film tersebut tampil rendah di box office, film tersebut membuatnya meraih sebuah nominasi Penghargaan Filmfare untuk Penampilan Terbaik dalam sebuah Peran Komika, namun kalah dengan Govinda untuk film Haseena Maan Jaayegi.

Khan menjadi seorang produser pada 1999 dalam sebuah kolaborasi dengan aktris Juhi Chawla dan sutradara Aziz Mirza untuk sebuah perusahaan produksi bernama Dreamz Unlimited.

Produksi pertama perusahaan tersebut, Phir Bhi Dil Hai Hindustani (2000), yang dibintangi oleh Khan dan Chawla, mengalami kegagalan komersial.

Karya tersebut dirilis sepekan setelah Kaho Naa... Pyaar Hai, yang dibintangi oleh Hrithik Roshan, saat itu seorang pendatang baru, yang para kritikus meyakini sangat membayangi Khan.

Swapna Mitter dari Rediff.com berkata soal perilaku terprediksi Khan, dengan berkata "Sayangnya, ini terlalu cepat untuk ia menginovasikan aktingnya yang masih kecil."

Khan memainkan peran pendukung dalam film Hey Ram (2000) garapan Kamal Hassan, yang dibuat dalam bahasa Tamil dan Hindi. Ia kemudian membuat debut Tamilnya dengan memainkan peran seorang arkeolog bernama Amjad Khan.

Ia tampil bebas pungutan saat ia ingin berkarya dengan Kamal Haasan. Terhadap penampilan Khan, T. Krithika Reddy dari The Hindu menyatakan, "Shah Rukh Khan, seperti biasanya datang dengan penampilan tanpa cela."

Pada 2001, Dreamz Unlimited berupaya kembali dengan Khan memerankan peran utama dalam film epik sejarah Santosh Sivan Aśoka, sebuah catatan yang sebagian difiksionalisasikan dari kehidupan kaisar Asoka.

Film tersebut ditayangkan di Festival Film Venesia dan Festival Film Internasional Toronto 2001 dengan sambutan positif, namun tampil rendah di box office India.

Karena sambutan rendah berkelanjutan terhadap perusahaan produksi tersebut, Khan terpaksa menutup srkworld.com, sebuah perusahaan yang ia mulai bersama dengan Dreamz Unlimited.

Pada Desember 2001, Khan mengalami cedera saat menampilkan sebuah adegan aksi untuk sebuah penampilan istimewa dalam film Shakti: The Power, karya Krishna Vamsi.

Ia kemudian didiagnosa mengalami cakram terprolapsi, dan mengupayakan berbagai terapi-terapi alternatif. Tak ada yang memberikan solusi permanen pada luka tersebut, yang menyebabkannya merasakan luka saat pengambilan gambar beberapa filmnya.

Pada permulaan 2003, kondisinya memburuk sehingga ia diberikan pembedahan di Wellington Hospital, London.

Khan kembali melakukan pengambilan gambar pada Juni 2003, namun ia mengurangi kadar kerjanya dan jumlah peran film yang ia terima setiap tahun.

Karya-karya lanjutan pada masa ini meliputi Mohabbatein (2000) karya Aditya Chopra, dan film drama keluarga Kabhi Khushi Kabhie Gham... (2001) karya Karan Johar, yang Khan sebut sebagai titik balik kariernya.

Kedua film tersebut dibintangi oleh Amitabh Bachchan sebagai seorang figur otoritarian, dan mempersembahkan perjuangan-perjuangan ideologi antar dua pria tersebut.

Penampilan Khan dalam film-film tersebut mendatangkan sambutan publik yang besar, dan ia dianugerahi Penghargaan Kritikus Filmfare untuk Aktor Terbaik keduanya atas film Mohabbatein.

Kabhi Khushi Kabhie Gham... masih menjadi produksi India berkeuntungan tertinggi sepanjang masa di pasaran luar negeri selama lima tahun berikutnya.

Pada 2002, Khan memainkan peran utama sebagai seorang alkoholik pemberontak dengan beradu peran bersama Aishwarya Rai dalam film percintaan periode Sanjay Leela Bhansali Devdas.

Dengan biaya sejumlah lebih dari ₹500 juta (US$7,0 juta), film tersebut menjadi film Bollywood berbiaya tertinggi yang dibuat pada masa itu, sehingga dalam memulihkan biayanya, film tersebut meraih ₹840 juta (US$12 juta) di seluruh dunia.

Film tersebut meraih sejumlah penghargaan termasuk 10 Penghargan Filmfare, dengan Aktor Terbaik untuk Khan, dan sebuah Penghargaan BAFTA untuk Film Terbaik yang Tidak Berbahasa Inggris.

Khan kemudian membintangi Kal Ho Naa Ho (2003), sebuah film komedi drama yang ditulis oleh Karan Johar dan berlatar belakang New York City, yang menjadi film berkeuntungan tertinggi kedua di dalam negeri dan film Bollywood berkeuntungan tertinggi di pasar luar negeri pada tahun tersebut.

Beradu peran dengan Jaya Bachchan, Saif Ali Khan, dan Preity Zinta, Khan meraih pujian kritis atas perannya sebagai Aman Mathur, seorang pria yang terserang penyakit jantung yang parah, dengan para kritikus memuji dampak emosionalnya terhadap para audien.

Konflik pecah antara Khan dan mitra lainnya dari Dreamz Unlimited atas kegagalan untuk memerankan Juhi Chawla dalam produksi tahun 2003 mereka dari Chalte Chalte karya Aziz Mirza, dan mereka terpecah, meskipun film tersebut meraih kesuksesan.

Kebangkitan (2004–2009)

Tahun 2004 adalah sebuah tahun kesuksesan kritis dan komersial bagi Khan. Ia mengubah Dreamz Unlimited menjadi Red Chillies Entertainment, mengangkat istrinya Gauri menjadi produser.

Dalam produksi pertama perusahaan tersebut, ia membintangi debut penyutradaraan Farah Khan, film masala aksi komedi Main Hoon Na.

Sebuah catatan fiksionalisasi dari hubungan India dengan Pakistan, film tersebut dipandang oleh beberapa komentator sebagai upaya jelas untuk menyingkirkan penggambaran stereotipe Pakistan sebagai musuh bebuyutan.

Khan kemudian memerankan seorang pilot Angkatan Udara India yang jatuh cinta dengan seorang wanita Pakistan (Preity Zinta) dalam film percintaan Yash Chopra Veer-Zaara, yang ditayangkan di Festival Film Berlin ke-55 dengan pujian kritis.

Film tersebut menjadi film berpendapatan tertinggi pada tahun 2004 di India, dengan keuntungan seluruh dunia lebih dari ₹940 (US$13), dan Main Hoon Na menjadi film peraih keuntungan tertinggi kedua dengan ₹680 (US$9,50).

Dalam perilisan terakhirnya pada tahun 2004, Khan memerankan seorang ilmuwan NASA yang secara patriotik kembali ke India untuk membangun kembali kampung halamannya dalam film drama sosial Ashutosh Gowariker Swades (artinya "Tanah Air"), yang menjadi film India pertama yang dibuat di dalam pusat riset NASA di Kennedy Space Center, Florida.

Cendekiawan film Stephen Teo menyebutnya sebuah contoh dari "realisme ter-Bollywoodisasi", yang menyimpan transendensi dalam naratif konvensional dan ketakjuban audien dalam sinema Hindi.

Pada Desember 2013, The Times of India mengabarkan bahwa Khan menyadari bahwa pemfilman yang sangat emosional semacam itu dan pengalaman yang mengubah hidup masih tidak ditampilkan dari film tersebut.

Derek Elley dari Variety menyatakan bahwa penampilan Khan "tak menetap" karena "seorang ekspatriat yang mencurahkan diri ditentukan pada pengiriman nilai-nilai Barat kepada kaum petani miskin India ", namun beberapa kritikus film, termasuk Jitesh Pillai, meyakininya merupakan akting termurninya pada masa itu.

Ia dinominasikan untuk Penghargaan Aktor Terbaik Filmfare untuk seluruh tiga perilisan tahun 2004-nya dan kemudian memenangkan penghargaan untuk film Swades.

Filmfare kemudian meliputkan penampilannya dalam keluaran tahun 2010 dari "80 Besar Penampilan Ikonik" Bollywood.

Pada 2005, Khan membintangi film drama fantasi Amol Palekar, Paheli. Film tersebut menjadi perwakilan India untuk Film Berbahasa Asing Terbaik di Academy Awards ke-79.

Ia kemudian berkolaborasi dengan Karan Johar untuk ketiga kalinya dalam film drama percintaan musikal Kabhi Alvida Naa Kehna (2006), cerita dari dua pasangan rumah tangga yang tak bahagia di New York City yang memulai hubungan terselubung.

Film tersebut, yang juga dibintangi oleh Amitabh Bachchan, Preity Zinta, Abhishek Bachchan, Rani Mukerji dan Kirron Kher, menjadi film berkeuntungan tertinggi di India di pasar luar negeri, meraih lebih dari ₹1,13 milyar (US$16 juta) di seluruh dunia.

Peran-perannya dalam film Kabhi Alvida Naa Kehna dan film aksi Don, sebuah remake dari film tahun 1978 bernama sama, membuat Khan meraih nominasi Aktor Terbaik di Penghargaan Filmfare, meskipun penampilannya sebagai karakter utama dalam film Don secara negatif dibandingkan dengan Amitabh Bachchan dalam film aslinya.

"Hal-hal besar semacam itu terjadi pada orang normal sepertiku. Aku bukanlah orang yang tak harus bisa melakukan semua ini namun aku melakukannya. Aku berkata kepada setiap orang bahwa terdapat mitos yang aku kerjakan; terdapat mitos yang menyebut Shahrukh Khan dan aku adalah karyawannya. Aku memiliki hidup agar ... Aku melakukannya, aku adalah seorang pemeran. Namun aku tak dapat mulai percaya dalam mitos ini," ujar SRK dalam sebuah wawancara pada tahun 2007 tentang posisinya sebagai bintang papan atas industri film Hindi.

Pada 2007, Khan memerankan seorang pemain hoki yang melatih tim hoki nasional putri India untuk mensukseskan Piala Dunia dalam film semi-fiksi Yash Raj Films Chak De! India.

Bhaichand Patel menyatakan bahwa Khan, yang memiliki latar belakang olahraga yang dimainkan untuk tim hoki universitasnya, secara khusus memerankan dirinya sendiri sebagai seorang "Muslim India, kosmopolitan, liberal".

Meraih sambutan di India dan luar negeri, Khan meraih Penghargaan Filmfare lainnya untuk Aktor Terbaik atas penampilannya, yang Rajeev Masand dari CNN-IBN menanggap "tanpa jebakan khasnya, tanpa markah dagangnya", menggambarkan Kabir Khan "seperti manusia berdarah-daging yang nyata".

Filmfare meliputkan penampilannya dalam keluaran tahun 2010 mereka dari "80 Besar Penampilan Ikonik". Pada tahun yang sama, Khan beradu peran bersama dengan Arjun Rampal, Deepika Padukone dan Shreyas Talpade dalam film melodrama reinkarnasi Farah Khan Om Shanti Om, memerankan seorang arits junior tahun 1970-an yang lebih kembali menjadi superstar era 2000-an.

Film tersebut menjadi film India berkeuntungan tertinggi pada 2007, baik di dalam dan luar negeri. Om Shanti Om membuat Khan meraih nominasi keduanya pada tahun tersebut untuk Aktor Terbaik di Filmfare.

Khalid Mohammed dari Hindustan Times menulis, "wirausaha merasuk pada Shah Rukh Khan, yang memadukan komedi, drama tinggi dan aksi dengan gaya khasnya — spontan dan cerdas secara intuisif".

Khan berkolaborasi untuk ketiga kalinya dengan Aditya Chopra pada film drama percintaan Rab Ne Bana Di Jodi (2008) dimana ia beradu peran dengan Anushka Sharma, saat ia menjadi pendatang baru.

Ia memerankan Surinder Sahni, seorang pria pemalu dengan pendirian yang rendah, yang kecintaan dengan istri tunangan mudanya (Sharma) menyebabkannya mengubah dirinya sendiri menjadi Raj, seorang berpendirian egois.

Rachel Saltz dari The New York Times meyakini peran ganda tersebut telah menjadi "penjahitan buatan" bagi Khan, memberikannya kesempatan untuk menunjukkan bakat-bakatnya, meskipun Deep Contractor daru Epilogue menganggap Khan menunjukkan kekuatan yang lebih besar dalam peran Surinder dan kesadaran dalam peran prona-monolog Raj.

Pada Desember 2008, Khan mengalami luka pundak saat syuting sebuah peran kecil dalam film Dulha Mil Gaya karya Mudassar Aziz.

Ia menjalani sesi fisioterapi khusus pada waktu itu namun luka yang tertinggal hampir tak terhilangkan dan ia menjalani pembedahan artroskopik pada Februari 2009.

Ia mementaskan penampilan istimewa kecil dalam film tahun 2009 Billu, memerankan superstar Bollywood Sahir Khan — sebuah versi fiksionalisasi dari dirinya sendiri, dimana ia menampilkan lagu-lagu dengan aktris-aktris Kareena Kapoor, Priyanka Chopra, dan Deepika Padukone.

Sebagai kepala perusahaan produksi film, Red Chillies, Khan membuat panggilan untuk mengubah judul film tersebut dari Billu Barber menjadi Billu setelah para penata rambut di sepanjang negara tersebut mempermasalahkan bahwa kata "barber" (tempat cukur) adalah ejekan.

Perusahaan tersebut menutupi kata yang tertera di papan baliho yang telah dipasang dengan judul asli.

My Name Is Khan - Jawan (2010 - sekarang)

Setelah menolak peran yang kemudian diberikan kepada Anil Kapoor dalam film Slumdog Millionaire (2008) karya Danny Boyle, Khan memulai syuting My Name Is Khan (2010), kolaborasi keempatnya dengan sutradara Karan Johar dan keenamnya dengan Kajol.

Film tersebut berdasarkan pada kisah nyata dan dibuat untuk melawan timbal balik terhadap persepsi Islam setelah serangan 11 September.

Khan memerankan Rizwan Khan, seorang Muslim yang terserang sindrom Asperger yang merencanakan sebuah perjalanan ke Amerika untuk bertemu dengan presiden negara tersebut, dalam sebuah peran yang cendekiawan film Stephen Teo pandang sebagai "sebuah simbol nilai-nilai rasa asertif" dan contoh lain dari Khan mewakili identitas India non-residen dalam Bollywood global.

Untuk menyediakan sebuah penggambaran akurat dari seorang pengidap tanpa ketidakcocokan, Khan menjalani beberapa bulan meneliti perannya dengan membaca buku-buku, menonton video-video dan berbincang kepada orang yang terkena keadaan tersebut.

Setelah perilisan, My Name is Khan menjadi salah satu film Bollywood berkeuntungan tertinggi sepanjang masa di luar India, dan membuat Khan meraih Penghargaan Filmfare untuk Aktor Terbaik ke delapannya, setara dengan rekor untuk kemenangan terbanyak dalam kategori tersebut dengan pemeran Dilip Kumar.

Jay Wesissberg dari Variety menyatakan soal bagaimana Khan memerankan pengidap Asperger dengan "mata bergetar, langkah tak pasti [dan] pengulang-ulangan teks-teks termemorisasi", meyakini ini telah menjadi sebuah "perwujudan penampilan berpendirian untuk meraih segel persetujuan emas Perhimpunan Autisme".

Pada 2011, Khan beradu peran bersama dengan Arjun Rampal dan Kareena Kapoor dalam film pahlawan super fiksi ilmiah Anubhav Sinha Ra.One, karya pertamanya dalam genre ini, atas permintaan anaknya.

Film tersebut mengisahkan cerita seorang perancang permainan film yang berbasis di London yang menciptakan sebuah karakter jahat yang melarikan diri ke dunia nyata.

Film tersebut dianggap sebagai produksi paling menghabiskan biaya di Bollywood; film tersebut diperkirakan menelan biaya sejumlah ₹1,25 milyar (US$18 juta).

Disamping sorotan negatif media terhadap penampilan box office dari film tersebut, Ra.One meraih kesuksesan finansial dengan keuntungan sejumlah ₹2,4 milyar (US$34 juta)

Film tersebut, dan penampilan peran ganda Khan, meraih ulasan campuran meskipun kebanyakan kritikus memuji penampilannya sebagai pahlawan super robotik G, mereka mengkritik perannya sebagai perancang permainan video Shekhar.

Perilisan kedua Khan pada tahun 2011 adalah film Don 2, sebuah sekuel dari film Don (2006). Untuk menyiapkan perannya, Khan diberi pengkhususan dan kebanyakan penampilan dilakukan oleh para pemeran penggantinya sendiri.

Penampilannya membuatnya meraih ulasan positif dari para kritikus; Nikhat Kazmi dari The Times of India berkata, "Shah Rukh masih dalam komando dan tak pernah kehilangan penjejakannya, baik melalui adegan dramatis maupun melalui potongan-potongan aksi."

Menjadi produksi Bollywood berkeuntungan tertinggi di luar negeri pada tahun tersebut, film tersebut ditayangkan di Festival Film Internasional Berlin ke-62.

Satu-satunya perilisan Khan pada 2012 adalah film terakhir Yash Chopra, film drama Jab Tak Hai Jaan, yang menampilkannya kembali dalam peran percintaan, beradu peran dengan Katrina Kaif dan Anushka Sharma.

CNN-IBN menganggap seluruh penampilan dari Khan menjadi salah satu penampilan termurninya sampai sekarang, namun meyakini bahwa adegan ciuman pertama Khan sepanjang kariernya dengan Katrina Kaif, yang berusia dua puluh tahun lebih muda darinya, adalah sebuah kecanggungan.

Jab Tak Hai Jaan meraih kesuksesan finansial moderat dengan meraih lebih dari ₹2,11 milyar (US$30 juta) di seluruh dunia.

Film tersebut ditayangkan di Festival Film Internasional Marrakech 2012 di Maroko, bersama dengan Kabhi Khushi Kabhie Gham..., Veer-Zaara, dan Don 2.

Di Zee Cine Awards, Khan menampilkan sebuah tribut kepada Yash Chopra bersama dengan Kaif, Sharma, dan beberapa pemeran masa lalu lainnya dari Chopra.

Pada 2013, Khan membintangi film komedi aksi buatan Rohit Shetty berjudul Chennai Express untuk Red Chillies Entertainment, sebuah film yang meraih ulasan kritikal camputran dan sejumlah kritisisme adil untuk penyajiannya terhadap budaya India Selatan, meskipun film tersebut meliputi sebuah tribut kepada bintang sinema Tamil Rajinikanth.

Kritikus Khalid Mohamed menganggap bahwa Khan berakting berlebihan dalam film tersebut dan mengkritiknya karena "mengulang-ulang setiap trik lama dalam buku akting".

Meskipun dikritik, film tersebut memecahkan beberapa rekor box office untuk film-film Hindi di India dan luar negeri, menyalip 3 Idiots dalam hal menjadi film Bollywood berkeuntungan tertinggi sepanjang masa, dengan keuntungan hampir ₹4 milyar (US$56 juta) dalam penjualan tiket seluruh dunia.

Pada 7 Maret 2013 — sehari sebelum Hari Wanita Internasional — The Times of India melaporkan bahwa Khan telah meminta sebuah konvensi baru dengan nama para bintang perempuan utamanya di atas miliknya dalam kredit-kredit.

Ia mengklaim bahwa wanita dalam hidupnya, termasuk para lawan mainnya, telah menjadi alasan bagi kesuksesannya.

Pada 2014, pemeran tersebut tampil dalam film komedi ensembel Farah Khan Happy New Year, dimana ia beradu peran dengan Deepika Padukone, Abhishek Bachchan dan Boman Irani; kolaborasi ketiganya dengan sutradara tersebut.

Meskipun karakter tak dimensional Khan dikritik, film tersebut meraih kesuksesan komersial besar dan meraih keuntungan ₹3,8 milyar (US$53 juta) di seluruh dunia.

Khan kemudian tampil bersama dengan Kajol, Varun Dhawan dan Kriti Sanon dalam film komedi-drama Rohit Shetty Dilwale (2015).

Film tersebut meraih ulasan negatif, meskipun film tersebut secara finansial meraih laba sejumlah ₹3,9 milyar (US$55 juta).

Namrata Joshi dari The Hindu manyatakan, "Dengan film Dilwale, Rohit Shetty secara tanpa harapan membawa keburukan disamping kebanyakan ia buang, termasuk pemeran dan produser berkemasan kuat".

Joshi juga merasa bahwa upaya untuk mengemas ulang Khan dan Kajol berujung sia-sia. Ia kemudian mengambil bagian ganda dari seorang superstar dan penggemar doppelgänger-nya dalam film cerita seru Maneesh Sharma Fan (2016).

Peter Bradshaw dari The Guardian menganggap film tersebut "tak merasuk, sehingga rancu saat ditonton" dan menganggap bahwa Khan tampak "mengerikan" sebagai seorang pelaksana obsesif.

Film tersebut tampil rendah di box office, dan para jurnalis perdagangan mengaitkan kegagalannya dengan ketidaknyamanan film tersebut pada rumus umum.

Kemudian pada tahun tersebut, Khan memerankan bagian pendukung dari seorang terapis untuk seorang sinematografer (diperankan oleh Alia Bhatt) dalam film remaja Gauri Shinde Dear Zindagi.

Dalam film drama-kejahatan Rahul Dholakia Raees (2017), Khan mengambil bagian pemeran jahat utama — seorang tukang sepatu yang beralih menjadi ketua geng di Gujarat pada 1980an.

Dalam ulasan campuran khas, Pratim D. Gupta dari The Telegraph menganggap penampilan Khan "sangat konsisten, intens dan berkemasan kuat berkali-kali, namun sering kali terselip karakter dalam pencampuran perilaku biasanya".

Secara komersial, film tersebut meraih kesuksesan yang sedang, meraih lebih dari ₹2,6 milyar (US$36 juta) di seluruh dunia.

Khan kembali pada genre percintaan dengan peran pemandu wisatawan yang jatuh cinta dengan seorang penjelajah (diperankan oleh Anushka Sharma) dalam Jab Harry Met Sejal (2017) karya Imtiaz Ali.

Menulis untuk Mint, Uday Bhatia mengkritik pemasangan Khan dengan Sharma, yang berusia 22 tahun lebih muda darinya, dengan alasan bahwa Khan menampilkan "gerak tubuh yang sama dari percintaan berdekade-dekade yang lalu untuk para pemeran seusianya sendiri". Film tersebut masuk box office.

Film Zero adalah film drama romantis India Hindi yang dibuat pada tahun 2018, yang ditulis oleh Himanshu Sharma dan disutradarai oleh Aanand L. Rai, itu bersama-sama diproduksi oleh Color Yellow Productions dan Gauri Khan Red Chillies Entertainment, dan dibintangi Shah Rukh Khan, Anushka Sharma dan Katrina Kaif.

Ini mengikuti Bauua Singh, seorang pria pendek dari Meerut yang, setelah mengalami kesulitan menemukan pasangan pernikahan, menemukan pendamping dalam Aafia Bhinder, seorang ilmuwan NASA dengan cerebral palsy.

Namun, superstar Babita juga dekat dengannya, menguji hubungan pertamanya. Segitiga cinta ini membawa mereka ke kota-kota yang jauh, dan mendorong Bauua dalam petualangan untuk menemukan cinta sejati dan kelengkapannya dalam kehidupan yang dijalani sepenuhnya.
 
Pada kenyataanya, film Zero jeblok di pasaran sehingga membuat Shah Rukh Khan memilih untuk vakum dari akting, dan menjalani hari-hari layaknya sosok seorang ayah dengan mengantar anak bungsunya AbRam Khan ke sekolah.

Setelah 5 tahun vakum, SRK kembali ke dunia akting dengan berkolaborasi kembali bersama Aditya Chopra di Yash Raj Film, untuk menjadi tokoh super hero baru di YRF universe.

SRK memainkan tokoh agen mata-mata bernama Pathaan, dalam sebuah konflik yang terjadi dengan negara tetangganya, Pakistan.

Kembalinya Shah Rukh Khan, seolah menjadi pengobat rindu bagi para penggemarnya, terbukti, film Pathaan yang dirilis 25 Januari 2023, sukses mengukir sejarah sebagai film terlaris sepanjang masa.

Namun, tak berselang lama, 8 bulan kemudian, SRK membuat gebrakan spektakuler melalui film fenomenalnya Jawan, yang dirilis Kamis, 7 September 2023, mampu mengalahakan rekor apapun yang pernah diraih film India.

Raihan rekor luar biasa melalui film Jawan ini, membuat para penggemarnya kian mencintainya dan dalam sebuah acara temu penggemar dan awak media atas kesuksan film Jawan, SRK menyampaikan bahwa Jawan adalah hasil karya luar biasa dari seluruh tim pembuat film fenomenal itu.

Proses pembuatan film cukup lama karena terhalang berbagai tragedi termasuk pandemi COVID-19, membuat Jawan menjadi film yang paling ditungu-tunggu oleh pengemarnya.

Koleksi box office Jawan di hari ke-17 berada di ambang pencapaian terbaik di India maupun di seluruh dunia.

Film besutan sutradara Atlee ini, akan segera melewati angka Rs 1000 crore (setara Rp2,06 triliun) yang didambakan di box office seluruh dunia. Dan film ini telah siap untuk melewati angka Rs 550 crore (setara Rp1,13 triliun), di dalam negeri.

Film Jawan menyaksikan sebuah lompatan drastis pada hari Sabtu ketiganya di seluruh dunia. Film ini mendapatkan Rs 26.08 crore (setara Rp53,72 miliar), secara global, menjadikan total koleksi globalnya sejauh ini menjadi Rs 979.08 crore (setara Rp2,01 triliun).

Dengan perolehan angka ini, maka film Jawan secara resmi telah menjadi film Hindi dengan pendapatan tertinggi dalam sejarah perfilman India.

Jawan, hingga kini masih tetap bertahan di bioskop-bioskop dan angka-angka akhir pekan dari film yang telah berumur tiga minggu ini lebih baik daripada film-film yang baru saja dirilis minggu ini.