Review Mrs. Chatterjee Vs Norway, Film Baru Rani Mukerji yang Terinspirasi Dari Kisah Nyata

Mrs Chatterjee Vs Norway
Mrs Chatterjee Vs Norway (Foto : YouTube Zee Studios)

Antv – Setelah beberapa tahun, Rani Mukerji akhirnya kembali dengan film Mrs. Chatterjee Vs Norway. Bagaimana selengkapnya?

Bintang film Kuch Kuch Hota Hai Rani Mukerji terakhir kali terlihat dalam Bunty Aur Babli 2 (2021).

Kini, ia membayar rasa rindu penggemar dengan film drama Mrs. Chatterjee Vs Norway yang dibintangi bersama Neena Gupta dan Jim Sarbh. 

Sejak trailernya rilis, film ini langsung menjadi sorotan banyak orang. Para artis papan atas pun berkomentar bagaimana trailernya membuat mereka emosional. 

Lalu, seperti apa kisah dan ulasan dari film Mrs. Chatterjee Vs Norway ini? Berikut artikelnya, dilansir dari Times of India

Sinopsis Mrs. Chatterjee Vs Norway

Mrs. Chatterjee Vs Norway adalah film yang berpusat pada perjuangan seorang Ibu berkewarganegaraan India, Debika Chatterjee (Rani Mukerji).

Debika harus memperjuangkan hak asuh anak-anaknya sendiri setelah diserahkan ke panti asuhan oleh layanan pengasuhan anak Norwegia.

Hal ini terjadi karena ia dianggap tidak layak untuk mengasuh mereka.

Review Mrs. Chatterjee Vs Norway

img_title
Mrs Chatterjee Vs Norway. (Foto: YouTube Zee Studios)

Film ini terinspirasi dari kisah nyata Sagarika Chakraborty, seorang wanita India yang anak-anaknya diambil darinya oleh pemerintah Norwegia. 

Sagarika telah menjadi berita utama pada tahun 2012 saat dia berjuang melawan otoritas Norwegia untuk mendapatkan kembali hak asuh atas anak-anaknya. 

Seluruh masalah itu bahkan menyebabkan pertikaian diplomatik antara India dan Norwegia.

Dalam adaptasi filmnya ini, Debika (Rani Mukerji) adalah seorang ibu rumah tangga muda Bengali yang bergulat dengan peran sebagai ibu dan hidupnya di Norwegia. 

Saat suaminya beradaptasi dengan bahasa dan norma Norwegia, dia lebih memilih untuk mempertahankan akar bahasa dan budaya Indianya. 

 

img_title
Mrs Chatterjee Vs Norway. (Foto: YouTube Zee Studios)

 

Dalam film ini, kamu bisa mengharapkan penampilan saree Kolkata yang cantik pada Rani Mukerji di antara gaya hidup dan lingkungan Norwegia yang beku.

Keengganannya untuk mengkloning cara hidup orang Norwegia dan penolakannya untuk melepaskan pribadi India-nya menarik perhatian beberapa petugas korup di layanan pengasuhan anak Norwegia. 

Kebiasaan orang India seperti makan dengan tangan, memberi makan anak dengan tangan, tidur di ranjang yang sama dengan anak dipandang sebagai sifat pengasuhan yang buruk oleh mereka.

Ini dijadikan alasan bagi layanan pengasuhan anak Norwegia untuk memisahkan anak dari orang tua mereka.

Debika hampir tidak bisa berpikir jernih sejak anak-anaknya direnggut darinya.

 

img_title
Mrs Chatterjee Vs Norway. (Foto: YouTube Zee Studios)

 

Tidak terpengaruh oleh konsekuensi, dia dengan sembrono dan tanpa henti bersumpah untuk menggunakan segala cara yang diperlukan untuk menyelamatkan anak-anaknya. 

Perilakunya yang ceroboh menjadi musuh terburuknya karena membantu “membenarkan” penculikan anak-anaknya dengan kedok pekerjaan sosial. 

Debika juga membuat pengakuan mengejutkan yang menggugah penonton saat memohon keadilan di beberapa pengadilan di India dan Norwegia.

“Saya tidak tahu apakah saya seorang ibu yang baik atau ibu yang buruk, tetapi saya seorang ibu.”

Ashima Chibber, yang sebelumnya menyutradarai Mere Dad Ki Maruti menggarap Mrs. Chatterjee Vs Norway

 

img_title
Mrs Chatterjee Vs Norway. (Foto: YouTube Zee Studios)

 

Ashima menelusuri beberapa argumen valid tentang patriarki, kekerasan dalam rumah tangga yang dinormalisasi di sebagian besar keluarga India, dan arti sebenarnya dari 'ibu yang baik'. 

Ashima juga tidak menghapus karakter utamanya yang cacat, tapi seharusnya ia bisa menggali  karakternya lebih dalam. 

Maksud dari karakter ini terlihat, tetapi eksekusi nyaris tidak menggores permukaan.

Menurut sumber, sebagian besar karakter adalah karikatur satu dimensi yang tidak melampaui fase penelitian dari Wikipedia.

Dengan aktor yang solid seperti Rani Mukerji, sutradara bisa membentuknya menjadi karakter yang jauh lebih bernuansa daripada yang ditampilkan. 

 

img_title
Mrs Chatterjee Vs Norway. (Foto: YouTube Zee Studios)

 

Rani Mukerji merupakan aktris berpotensi yang tampil tanpa usaha di depan kamera, tampil teatrikal, dan berlebihan. Pertarungan desibelnya yang tinggi untuk keadilan mengacaukan babak pertama dengan lebih banyak kebisingan, lebih sedikit kesedihan.

Namun, Rani mendapatkan nada karakternya tepat di babak kedua ketika kesunyian memberi penonton lebih banyak ruang untuk berpikir dan merasakan.

Rani menjadi Sagarika Chakraborty secara bertahap dan efektif setelah dia membiarkan matanya berbicara banyak. 

Mrs. Chatterjee Vs Norway ini sarat dengan drama, dialog yang menyenangkan, dan stereotip. Peran antagonis (pengasuh anak Norwegia) terus membuat wajah jahat untuk menunjukkan bahwa mereka adalah orang jahat. 

 

img_title
Mrs Chatterjee Vs Norway. (Foto: YouTube Zee Studios)

 

Jim Sarbh memberikan film momen terbaiknya dan mengangkatnya. Penggambarannya yang terkendali sebagai seorang pengacara asal India di Norwegia, yang menangkap inti dari film ini. 

Sarbh membuat penonton berpikir saat karakternya (Daniel) mempertanyakan anggapan bahwa orang tua angkat tidak bisa memberi cinta dan perhatian yang sama seperti orang tua kandung. 

Kesimpulannya, Mrs. Chatterjee Vs Norway ini bisa mencapai efek yang sama jika bukan karena pendekatan populis dan eksekusi dramatisnya.

Rating: 3/5