Pemilih Pandai Memiliki Jiwa Entrepreneur dan Kreativitas yang Tinggi

Pemilih Pandai Memiliki Jiwa Entrepreneur dan Kreativitas yang Tinggi
Pemilih Pandai Memiliki Jiwa Entrepreneur dan Kreativitas yang Tinggi (Foto : Istimewa)

Antv – Kewirausahaan anak muda memiliki potensi besar untuk, menciptakan lapangan kerja dan mendorong inovasi. Untuk memaksimalkan potensi tersebut, dukungan dari berbagai pihak sangat diperlukan.

Di tengah semangat untuk mengoptimalisasi potensi anak muda ini, lahirlah gerakan moral Pemilu Damai Pemilih Pandai (PDPP).

Gerakan PDPP hadir untuk mengajak generasi muda, baik milenial maupun Generasi Z menjadi motor penggerak kemajuan bangsa.

Indonesia saat ini memiliki bonus demografi, di mana jumlah penduduk produktif atau angkatan kerja berusia 15-64 tahun lebih besar dibandingkan usia nonproduktif, 0-14 tahun dan di atas 64 tahun.

Menurut Sensus Penduduk 2020, Badan Pusat Statistik (BPS) Statistik (BPS) menghitung jumlah penduduk usia produktif di Indonesia mencapai 186,77 juta orang dan diproyeksi bertambah 10 juta orang menjadi 196,13 juta orang pada 2025.

BPS memproyeksi jumlah bonus demografi Indonesia meningkat menjadi 213,18 juta orang pada 2045 dan 213,41 juta orang pada 2050.

Melihat hal tersebut, Ketua Dewan Pembina Barisan Pemuda Bersama Gibran (BAPER), Ir. Muhammad Lutfi Setiabudi, ST, MT, MM, IPM mengatakan bila bonus demografi ini bisa menjadi kunci kemajuan Indonesia.

Terlebih BPS meyakini Indonesia akan menjadi salah satu negara dengan angkatan kerja terbanyak di Asia.

"Indonesia memiliki generasi muda yang signifikan. Ini adalah faktor kunci kemajuan Indonesia di masa depan. Di tangan anak muda, Indonesia akan melesat dari negara berkembang menjadi negara maju," kata Muhammad Lutfi Setiabudi.

Namun, Indonesia harus jeli mengelola bonus demografi ini dengan sejumlah strategi. Misalnya saja dengan melakukan integrasi pendidikan kewirausahaan dalam kurikulum sekolah dan perguruan tinggi untuk membekali anak muda dengan pengetahuan dasar tentang dunia bisnis.

Pusat inkubasi kewirausahaan yang menyediakan ruang kerja, bimbingan bisnis, dan akses ke sumber daya yang mendukung inovasi pun perlu dikembangkan.

"Tak hanya integrasi pada pendidikan formal, program pelatihan kewirausahaan ekstra kurikuler atau program di luar kelas juga diperlukan untuk mengembangkan keterampilan dan mentalitas kewirausahaan. Dengan begitu, komunitas inovasi bisa terbentuk dan kolaborasi serta pertukaran ide bisa terjalin dengan natural," papar Muhammad Lutfi Setiabudi.

Muhammad Lutfi Setiabudi melanjutkan generasi muda adalah generasi yang haus akan tantangan dan terbuka untuk melakukan kolaborasi pada berbagai pihak.

Tantangan dan kolaborasi inilah yang akan mendorong terciptanya keterampilan bagi generasi muda Indonesia baik milenial maupun Generasi Z.

Untuk mendorong ide-ide inovatif, pengakuan kepada prestasi anak muda harus diberikan, salah satunya dengan memberikan dukungan akselerasi bisnis bagi perusahaan-perusahaan startup yang menunjukkan potensi pertumbuhan.

Untuk itu, gerakan moral Pemilu Damai Pemilih Pandai dapat mendorong generasi muda baik milenial maupun Generasi Z untuk mendapat akses pembiayaan yang terjangkau.

Akses pada program pendanaan khusus untuk usaha kecil dan menengah (UKM) yang dimiliki oleh anak muda sangat diperlukan, termasuk akses pada jaringan investor dan mentor yang bersedia mendukung proyek-proyek kewirausahaan anak muda.

"Semua hal tersebut disadari benar oleh pasangan Prabowo-Gibran. Keduanya memiliki komitmen untuk melanjutkan serta memperkuat berbagai program kartu kesejahteraan yang sukses dijalankan oleh Presiden Joko Widodo," ujar Muhammad Lutfi Setiabudi.

"Terlebih untuk membantu anak muda, Prabowo-Gibran berjanji akan menyediakan Kredit UKM, Kredit Usaha Start Up, dan Kredit Milenial. Semua ini adalah cara untuk membantu terciptanya lingkungan yang mendukung dan mendorong anak muda untuk mengembangkan kewirausahaan mereka sendiri, menciptakan inovasi, dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi bangsa secara keseluruhan," lugas Muhammad Lutfi Setiabudi.

Dukungan ini secara langsung akan pula berdampak positif pada industri kreatif Indonesia.

Sebab saat ini industri kreatif telah menjadi kekuatan yang semakin berkembang dan memberikan kontribusi besar pada perekonomian negara.

Dengan kekayaan budaya, kreativitas, dan inovasi yang dimiliki anak muda, berbagai sektor dalam industri kreatif terus tumbuh dan memberikan dampak positif.

Sektor-sektor seperti fashion dan desain, film dan animasi, musik dan seni pertunjukan, penerbitan dan media digital, hingga industri game dan permainan digital menjadi kekuatan industri kreatif anak muda.

Karena itulah, ekonomi kreatif di Indonesia tidaklah bisa dipandang sebelah mata.

Pentingnya sektor ekonomi kreatif bisa dilihat pula pada data dari Kementerian Perindustrian yang mencatat bahwa pada 2023 sektor ekonomi kreatif menyumbang sekitar 7,8% dari Produk Domestik Bruto Nasional (PDB). Ini menjadi bukti kontribusi signifikan sektor ini dalam perekonomian negara.

"Dengan mendukung industri kreatif anak muda kita bisa menciptakan banyak lapangan pekerjaan karena industri kreatif memberikan kontribusi signifikan dalam penciptaan lapangan kerja bagi para kreator, seniman, dan profesional di bidang tersebut yang pada akhirnya melahirkan pula produk kreatif Indonesia untuk pasar internasional," pungkasnya.