Wamenhan dan Dirut PT LEN Ungkap Sulitnya Pengadaan Alutsista Baru

Alutsista canggih milik TNI Angkatan Darat yang diujikan dalam latihan ini
Alutsista canggih milik TNI Angkatan Darat yang diujikan dalam latihan ini (Foto : )

Tak cukup sampai disitu, sambung Bobby, pemerintah harus berdiskusi intens dengan pabrikan pembuat alutsista untuk menentukan spesifikasi yang diinginkan, misalnya navigasi sistem hingga mesin yang dibutuhkan karena semua alutsista yang dipesan harus dimodifikasi oleh pabrikan sampai akhirnya alutsista tersebut dikirim ke tanah air. Semua proses tersebut membutuhkan waktu yang sangat lama.

“Apalagi kebijakan geopolitik Indonesia di tengah. kita non aliansi, non blok. Tidak gampang mau beli F35, saya punya uang dan seterusnya. Tidak se-simple itu. Kita butuh yang namanya power of diplomacy,” ungkap Bobby.

Lebih jauh Bobby melanjutkan, Menhan Prabowo terus melakukan diplomasi pertahanan dengan sejumlah negara sehingga Indonesia bisa lebih mudah mengakuisisi sejumlah alutsista terkini.

“Satu lagi bagi kami industri pertahanan, kami dapat TOT (Training of Trainer). Kami dapat teknologi transfer dari principal-principal. Ini yang sangat komprehensif sekali. Itu tidak lepas dari diplomasi pertahanan dari Kemenhan,” pungkas Bobby.