192 Kasus Gagal Ginjal, Kemenkes: Hentikan Sementara Jual Obat Sirup

Update Kasus Gagal Ginjal Akut Misterius Pada Anak
Update Kasus Gagal Ginjal Akut Misterius Pada Anak (Foto : foto : dok kemenkes)

Antv – Setidaknya sudah ada sekitar 192 kasus gagal ginjal akut misterius dilaporkan di Indonesia yang menyerang anak usia 6 bulan sampai 18 tahun di 20 provinsi sepanjang tahun 2022. 

Hingga saat ini dari Kementrian Kesehatan atau dari Ikatan Dokter Anak Indonesia belum menyebutkan secara rinci mengenai penyebab dari penyakit gagal ginjal akut ini. Bersama dengan beberapa lembaga kemenkes pun terus melakukan penyelidikan dan penelitian mengenai kasus ini.

Sebelumnya (18/10/2022) kemenkes juga meminta kepada apotek dan tenaga medis untuk menghentikan sementara penjualan obat bentuk cair atau sirup. Pelarangan ini dikeluarkan hingga batas waktu yang belum ditentukan. Selain itu Kemenkes juga merilis kriteria kategori suspek hingga probable terkait gagal ginjal akut yakni:

Kasus suspek

Kasus penyakit pada anak usia 0-18 tahun dengan gejala anuria atau oliguria yang terjadi secara tiba-tiba.

Kasus probable

Kasus suspek ditambah dengan tidak terdapatnya riwayat kelainan ginjal sebelumnya atau penyakit ginjal kronik, disertai atau tanpa disertai gejala seperti demam,diare,muntah,batuk,pilek.

Kemenkes juga meminta agar fasilitas pelayanan kesehatan yang melakukan penatalaksanaan awal penyakit misterius ini merupakan rumah sakit yang memiliki paling sedikit fasilitas ruangan intensif berupa High Care Unit (HCU) dan Pediatric Intensive Care Unit (PICU).

Adapun fasilitas pelayanan kesehatan yang tidak memiliki fasilitas dimaksud harus melakukan rujukan ke rumah sakit yang memiliki dokter spesialis ginjal anak dan fasilitas hemodialisis anak.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melaporkan kasus mencapai 192 orang per Selasa Lonjakan kasus bulanan tertinggi tercatat terjadi pada September 2022 dengan 81 kasus yang dilaporkan.

Temuan kasus terbanyak terjadi di DKI Jakarta dengan 50 kasus, kemudian Jawa Barat dan Jawa Timur masing-masing 24 kasus, Sumatera Barat 21 kasus, Aceh 18 kasus, dan Bali 17 kasus.