Mogok Massal Kapal Nelayan dan ABK di Muara Baru Jakut

mogok massal melaut
mogok massal melaut (Foto : )
Mogok melaut massal anak buah kapal (ABK) dan sejumlah pengusaha kapal terjadi di pelabuhan ikan Muara Baru, Jakarta Utara.
Ratusan kapal nelayan tampak bersandar di pelabuhan Muara Baru Jakarta Utara pada Sabtu (2/20/2021).  Selain itu Puluhan ABK juga tampak hanya duduk tanpa aktivitas.Menurut salah seorang pemilik kapal James Then mereka melakukan mogok melaut sudah sejak Rabu (29/9/2021).“Ini rencana 1 minggu ke depan dari hari rabu  kemarin sampai selasa (5/10/2021),” ungkap James di pelabuhan Muara Baru, Jakarta Utara.Ada sekitar 300 kapal nelayan dan 7500 ABK terdampak akibat aksi ini.“Saat ini ada 300 kapal lebih yang tidak melaut. Ada sekitar 7500 ABK yang terdampak,” kata James.Mereka menuntut pemerintah melalui Kementrian Kelautan dan Perikanan mencabut PP nomor 85 dan turunannya Keputusan Menteri Nomor 86 dan 87 mengenai PNBP kepada nelayan.“Munculnya PP 85 diteruskan dengan Kepmen 86 dan 87 , sehingga sangat memberatkan nelayan,” kata James.Pasalnya pada PNBP terdapat persentase potongan untuk kapal ukuran 5 hingga 60 GT sebesar 5 persen dan 61 sampai 1000 GT sebesar 10 persen.James juga mengaku saat ini kondisi juga masih susah dengan adanya pandemi dan harga ikan juga menurun.“Kita dulu bertahan tapi sekarang sudah tidak kuat. Kondisi susah karena harga ikan di luar cenderung turun,” ungkap James.Ia menjelaskan bidang lain ada relaksasi tapi untuk usaha perikanan malah dibebani.“Bidang usaha lain kondisi pandemi ini ada relaksasi tapi kami kok malah dinaikkan (bidang perikanan),” ungkap James.Sementara itu salah seorang ABK kapal yang bernama Nanda mejelaskan dampak kepada dirinya jika tidak melaut membuat dirinya kesulitan ekonomi.“Kita tidak bisa mencukupi kebutuhan rumah karena di darat juga susah. Jadi jalan satu satunya kerja cepat yang dikapal. Kalau mogok kerja juga tidak bisa makan,” kata Nanda di Pelabuhan Ikan Muara Baru.Mereka berharap Pemerintah segera mencabut peraturan tersebut dan jika masih tidak didengar maka mereka akan menggelar rapat bersama sejumlah pihak terkait.“Jika tidak ada tanggapan kita akan rapat lagi bersama seluruh
stakeholder yang ada,” ujar Nanda.