Begini Cara Pemprov Jabar untuk Segera Tekan Lonjakan Kasus Covid-19

Begini Cara Pemprov Jabar untuk Segera Tekan Lonjakan Kasus Covid-19
Begini Cara Pemprov Jabar untuk Segera Tekan Lonjakan Kasus Covid-19 (Foto : )
Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) mempersiapkan strategi gerak cepat untuk menangani lonjakan kasus COVID-19 usai lebaran.
Ketua Harian Satgas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat, Daud Achmad mengatakan, aparatnya memperketat pengawasan protokol kesehatan di kota-kota besar.Menurut Daud, petugas melakukan operasi penggunaan masker dan menjaga jarak di enam daerah, selain meningkatkan edukasi ke masyarakat tentang perlunya menerapkan protokol kesehatan pencegahan penularan virus corona."Kita lakukan operasi di daerah yang kepatuhannya menurun, baik dengan mengedukasi maupun yustisi," ujarnya di Bandung, Sabtu (12/6/2021).Ia menyebut, petugas menambah fasilitas kesehatan untuk menangani lonjakan pasien COVID-19, salah satunya dengan menambah ruang isolasi bagi pasien yang mengalami gejala ringan. Dia menyebut beberapa tempat isolasi seperti di BPSDM dan Secapa, yang semuanya meliputi ada 350 kasur perawatan.Daud memastikan juga sudah berkoordinasi dengan unsur lain untuk menambah ruang rawat bagi pasien COVID-19 yang mengalami gejala berat."Ada rumah sakit baru di Soreang, di sana ada 100 bed. Peralatan oke, tinggal tenaga kesehatan yang disiapkan," katanya.Bahkan, rumah sakit darurat yang dinonaktifkan ketika kasus COVID-19 berkurang, kini diaktifkan kembali."Rumah sakit diaktifkan kembali. Yang Januari didirikan, Februari, Maret melandai, jadi tak beroperasi. Nah, sekarang didirikan lagi," katanya, seperti dikutip dari viva.co.id.Direktur Utama RSUD Al Ihsan Basmala Gatot mengaku lembaga pelayanan kesehatan yang dia pimpin memiliki 151 tempat tidur khusus untuk pasien COVID-19.Semuanya terisi sehingga belum bisa merawat pasien baru yang terpapar virus corona. Dia mengakui saat ini terdapat 20 pasien di instalasi gawat darurat yang belum masuk ruang perawatan.Akibat keterbatasan ruang rawat, dia memastikan yang bisa dirawat di rumah sakit hanya pasien yang mengalami gejala berat."Saat ini rumah sakit hanya merawat untuk yang gejala berat dan sedang. Kalau yang ringan isolasi mandiri," ujarnya.Direktur RS Borromeus, Chandra Mulyono mengatakan, pihaknya menyiapkan 159 tempat tidur untuk pasien COVID-19. Peningkatan pasien banyak yang berasal dari klaster keluarga.