Hujan Es di Yogyakarta dan Kaltim, BMKG: Penyebabnya Awan Cumulonimbus

Hujan Es di Yogyakarta dan Kaltim, BMKG: Penyebabnya Awan Cumulonimbus
Hujan Es di Yogyakarta dan Kaltim, BMKG: Penyebabnya Awan Cumulonimbus (Foto : )
. Pada fenomena hujan es, lapisan tingkat pembekuan mempunyai kecenderungan turun lebih rendah dari ketinggian normalnya."Hal inilah menyebabkan butiran es yang jatuh ke permukaan bumi tidak mencair sempurna," ujarnya.Selanjutnya, terkait lapisan tingkat pembekuan (
Freezing level
) merupakan lapisan pada ketinggian tertentu di atas permukaan bumi, dimana suhu udara bernilai nol derajat celsius.Pada ketinggian ini, butiran air umumnya akan membeku menjadi partikel es. Di indonesia umumnya lapisan tingkat pembekuan berada pada kisaran ketinggian antara 4-5 km di atas permukaan laut.Sifat-sifat fenomena hujan es  yaitu: sangat lokal, luasannya berkisar 5 - 10 km, waktunya singkat sekitar kurang dari 10 menit, lebih sering terjadi pada peralihan musim atau pancaroba, dapat dimungkinkan terjadi pada musim hujan dengan kondisi cuaca sama seperti masa transisi atau pancaroba, lebih sering terjadi antara siang dan sore hari.Kemudian, tidak bisa diprediksi secara spesifik, hanya bisa diprediksi 0,5 - 1 jam sebelum kejadian jika melihat atau merasakan tanda-tandanya dengan tingkat keakuratan kurang dari 50 persen, hanya berasal dari awan Cumulonimbus , tetapi tidak semua awan Cumulonimbus menimbulkan hujan es dan kemungkinannya kecil untuk terjadi kembali di tempat yang sama dan dalam waktu yang singkat.