Stok Plasma Konvalesen di Kota Malang Melimpah

Rumah Sakit Saiful Anwar, Malang, Jawa Timur. (Foto Viva).
Rumah Sakit Saiful Anwar, Malang, Jawa Timur. (Foto Viva). (Foto : )
Stok labu darah plasma konvalesen di Malang, Jawa Timur, melimpah. Penyebabnya, pasien covid-19 di kota itu tak bisa menerima plasma  konvalesen karena berbeda golongan darah.
Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang, Jawa Timur, sejak Mei 2020 hingga Januari 2021, menerima permintaan sebanyak 338 labu darah plasma konvalesen dari pasien COVID-19.Stok plasma tersebut menurut pihak rumah sakit, melebihi permintaan. Tapi tidak bisa digunakan, karena adanya perbedaan golongan darah yang dibutuhkan pasien COVID-19 yang dirawat.Kepala Sub Bagian Humas RSSA Malang, Donny Iryan mengatakan, saat ini mereka memiliki sebanyak 391 stok labu darah plasma konvalesen.Meski stok plasma lebih, lanjutnya, tetapi belum bisa memenuhi kebutuhan pasien positif COVID-19. Karena sebagian pasien tidak cocok dengan stok plasma yang ada."Jika dilihat sepintas stok labu darah plasma kami melebihi permintaan. Tapi ini belum di-break down per golongan darah. Jadi, semisal yang dibutuhkan golongan darah A, namun yang kami punya golongan darah B," kata Donny Kamis (21/1/2021).
Donny menjelaskan, ketika stok yang dimiliki rumah sakit tidak sesuai dengan golongan darah pasien, mereka meminta keluarga pasien untuk mencari plasma konvalesen yang sesuai golongan darah. Meski demikian, di sisi lain RSSA juga membantu mencarikan kebutuhan plasma sesuai golongan darah pasien tersebut."Saat ini masih ada yang belum terpenuhi dan harus mencari. Kami sampaikan ke keluarga bahwa saat ini kami belum ada stok donor plasma golongan darah ini. Biasanya keluarga ada yang inisiatif cari sendiri. Tapi kami tidak lepas begitu saja, kami juga ikut mencarikan," jelas Donny, dilansir dari viva.co.id.Sejauh ini, ada 48 pasien COVID-19 yang menerima donor terapi plasma konvalesen. Hasilnya untuk pasien COVID-19 dengan gejala berat tingkat kesembuhannya mencapai 90 persen. Sementara itu, pasien dengan gejala kritis tingkat kesembuhannya mencapai 50 persen.Terapi yang dilakukan, plasma darah dari penyintas COVID-19 akan disuntikkan kepada mereka yang sedang dirawat akibat terjangkit virus ini. Disuntikkannya plasma darah, diharapkan antibodi yang sudah terbentuk pada penyintas COVID-19, juga terbentuk pada pasien yang masih dalam status positif."Memang plasma ini ngambil contoh darah yang sudah punya antibodi untuk disuntikkan ke darah yang saat ini sedang sakit. Agar antibodinya cepat naik," katanya.