Vaksin Sinovac Disebut Ribka Barang Rongsokan China, Ini Tangkisan Ngabalin

Vaksin Sinovac Disebut Ribka Barang Rongsokan China, Ini Tangkisan Ngabalin (Foto Kolase)
Vaksin Sinovac Disebut Ribka Barang Rongsokan China, Ini Tangkisan Ngabalin (Foto Kolase) (Foto : )
Pernyataan anggota Komisi IX DPR Ribka Tjiptaning yang menyebut vaksin Sinovac merupakan rongsokan China menuai polemik.
Ribka yang merupakan politikus PDIP dinilai tak mendukung program pemerintah Jokowi padahal ia berasal dari parpol pendukung Jokowi.Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin membantah pernyataan Ribka bahwa vaksin Sinovac merupakan rongsokan.Ali Mochtar Ngabalin meminta Ribka Tjiptaning tak memberi informasi yang salah kepada publik soal vaksin corona."Tidak mungkin ini barang rongsokan. Itu tak benar. Jadi jangan sampai rakyat mendapatkan informasi yang salah," kata Ngabalin, Kamis (14/1/2021).Sejauh ini pengujian vaksin Sinovac sudah dilakukan sesuai mekanisme yang ada. Hingga berujung pada terbitnya izin penggunaan darurat dari BPOM.Selain itu, Presiden Jokowi sudah menjadi orang pertama yang disuntik vaksin corona. Sehingga, tidak mungkin Sinovac merupakan vaksin dengan kualitas buruk."Ini kan bukan sehari dua melakukan penelitian. Ini kan sampai mengundang ahli, membicarakan dengan MUI dan di BPOM. Hingga ada EUA dan lain-lain," ujar Ngabalin."Sudah sesuai mekanismenya kok. Sampai-sampai Presiden juga menyediakan diri melakukan imunisasi pertama. Itu tak gampang," ujarnya.Ngabalin mengajak semua pihak untuk melihat masalah vaksinasi dengan lebih jernih. Menurut dia, ini adalah sebuah komitmen pemerintah dalam memberikan perlindungan pada masyarakat."Pertama kan dia sudah ditegur oleh partainya. Jadi memang ada beberapa pernyataan yang memang juga bagus mengingatkan pemerintah terkait vaksin. Karena belajar juga dari rapid test, swab antigen dan lainnya. Artinya beliau menguraikan beberapa. Kerja DPR mengontrol yang begitu," kata Ngabalin, seperti dikutip dari Kumparan.Ngabalin juga mengakui ada beberapa pernyataan Ribka yang bisa dijadikan bahan pengingat bagi pemerintah. Misalnya, soal keadilan dalam mendapat layanan kesehatan."Jangan sampai pelayanan-pelayanan kesehatan dirasa hanya diprioritaskan pada orang yang berduit. Kemudian rakyat kecil bisa menderita dan lain-lain, karena itu penting," pungkasnya.