Was-was, Ketua DPR Minta Petinggi Militer Cegah Trump Pencet Tombol Nuklir

Was-was, Ketua DPR Minta Petinggi Militer Cegah Trump Pencet Tombol Nuklir (Foto Kolase)
Was-was, Ketua DPR Minta Petinggi Militer Cegah Trump Pencet Tombol Nuklir (Foto Kolase) (Foto : )
Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi berbicara dengan pemimpin tertinggi militer Amerika Serikat.
Dalam pembicaraan itu, dirinya minta untuk mencegah Presiden Donald Trump melakukan tindakan nekat jelang akhir kepemimpinannya.Pelosi ingin memastikan bahwa Trump yang disebut tengah 'tidak stabil' tak melancarkan tindakan militer semisal serangan nuklir.Seperti dikutip dari AFP, Pelosi bicara dengan Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Amerika Serikat Jenderal Mark Malley terkait hal itu.Pembicaraan itu terungkap setelah Pelosi memberikan pernyataan resmi kepada koleganya di DPR."Mendiskusikan tindakan pencegahan yang tersedia untuk mencegah presiden yang tidak stabil mengambil langkah militer atau mengakses kode peluncuran dan memerintahkan serangan nuklir," demikian pernyataan tersebut, Sabtu (9/1/2021), seperti dikutip dari AFP.Dalam surat kepada rekan Partai Demokrat di DPR, Pelosi juga mengatakan bahwa dia siap untuk pemakzulan Trump apabila tetap tak bersedia mengundurkan diri secara sukarela, menyusul hasil pemilu yang memenangkan Joe Biden.Langkah tersebut juga akan dilakukan apabila Wakil Presiden Mike Pence tidak memulai proses yang memungkinkan ia dan kabinet mencopot Trump."Jika presiden tidak segera meninggalkan jabatannya dan dengan sukarela, Kongres akan melanjutkan tindakan kami," kata dia.Sebelumnya, Trump memang tampak belum bisa berbesar hati menerima kekalahannya di Pilpres. Bahkan ia menegaskan tak akan menghadiri pelantikan Biden sebagai Presiden AS pada Rabu, 20 Januari.Hal serupa terjadi pada pendukungnya, yang mencoba menjegal kemenangan Biden dengan menyerbu gedung Kongres AS, US Capitol Hill. Kerusakan hingga korban jiwa jatuh dalam peristiwa tersebut.Atas peristiwa itu pula, Trump ditinggalkan para pejabat Gedung Putih yang memilih mundur. Terakhir yang mundur yakni Menteri Pendidikan AS, Betsy DeVos.