Warga China Harus Berjalan Seperti Kepiting demi Hindari 200 Juta CCTV

Warga China Harus Berjalan Seperti Kepiting demi Hindari 200 Juta CCTV (Foto Reuters)
Warga China Harus Berjalan Seperti Kepiting demi Hindari 200 Juta CCTV (Foto Reuters) (Foto : )
China sulitkan warganya dengan memasang kamera CCTV di negaranya untuk mengawasi jutaan warga. Akibatnya warga China harus berjalan seperti kepiting demi menghindari 'tatapan' kamera pengintai itu.
Sebagai bagian dari jaringan keamanan, pemerintah dan perusahaan di seluruh dunia sepakat memasang ratusan juta lebih kamera pengawas. Apesnya kebanyakan CCTV itu akan dipasang di China.Tahun 2018 lalu tercatat sudah ada sekitar 200 juta kamera pengawas di China. Sedangkan tahun 2021 ditargetkan akan ada 560 juta unit, sekitar 1 kamera untuk setiap 2,4 warga.China berdalih pemasangan kamera CCTV berguna untuk mencegah tindak kriminal. Padahal tahun 2018 lalu jumlah korban pembunuhan berencana per tiap penduduk dalam populasi di China 10 kali lebih rendah daripada di AS.Hingga kini semakin banyak warga China yang mempertanyakan imbas kamera itu terhadap privasi mereka.Banyak yang mulai khawatir jika data pribadi mereka dibobol. Masalahnya, penyampaian protes di China terkait upaya pengawasan pemerintah bukanlah hal yang mudah.Menggelar aksi protes di China berisiko sangat tinggi. Namun, ada aksi menarik yang dengan berani ditampilkan oleh sekumpulan warga.Pada Senin sore yang sibuk pada akhir Oktober, barisan orang mengenakan rompi menyala berdiri di Happiness Avenue, di pusat kota Beijing.Mereka bergerak perlahan dengan hati-hati di sepanjang trotoar. Beberapa orang berjongkok dan yang lainnya memiringkan kepala ke arah bawah, memancing rasa penasaran khalayak sekitar.Warga lain yang merasa aneh mengabadikan gerak-gerik mereka menggunakan kamera.Namun ternyata adegan itu merupakan pertunjukan yang dipentaskan oleh seniman Deng Yufeng. Mereka mencoba menunjukkan betapa sulitnya menghindari kamera CCTV di ibu kota China.Deng adalah segelintir orang kreatif yang melakukan cara inovatif mengungkap masalah tersebut ke publik.Sebelum tampil, ia mengukur panjang dan lebar Happiness Avenue. Deng kemudian mencatat merek 89 kamera CCTV di sekitar jalan itu lalu memetakan sebaran dan jangkauannya.Dan akhirnya, ia merekrut relawan secara online. Mereka membutuhkan lebih dari dua jam untuk berjalan sejauh 1,1 km di sepanjang Happiness Avenue.Mereka berhasil menghindari wajah mereka dari tangkapan kamera. Tetapi Deng mengatakan "hampir tidak mungkin" untuk menghindari pengambilan gambar sepenuhnya."Ini lebih sulit dari yang saya perkirakan," kata sukarelawan Joyce Ge, 19 tahun, kepada Reuters."Saya pikir hanya ada beberapa kamera dan saya bisa dengan mudah menunduk dan melindungi diri dari kamera, tapi ternyata tidak demikian."Kamera-kamera itu benar-benar ada di mana-mana dan mustahil untuk menghindarinya."Ini bukan pertama kalinya Deng mencoba meningkatkan kesadaran publik tentang privasi dan keamanan digital.Dua tahun lalu, mantan pematung itu membeli data pribadi lebih dari 300.000 penduduk di seluruh negeri dari pasar gelap online. Data itu kemudian dipajang di sebuah museum di Wuhan untuk umum.Polisi menutup pameran itu, dua hari setelah dibuka. Setelah pindah ke Beijing awal tahun ini, Deng melihat semakin banyak kamera di depan gedung apartemennya dan di seluruh kota."[Kamera-kamera ini mewakili] kekuasaan pemerintah - dan 'gangguan' mereka ke dalam kehidupan warga negara," katanya.