Mengaitkan Muslim dan Islam dengan Terorisme, Presiden Marcon Tuai Kecaman dari OKI dan Negara Teluk

Mengaitkan Muslim dan Islam dengan Terorisme, Presiden Marcon Tuai Kecaman dari OKI dan Negara Teluk (Foto Instagram)
Mengaitkan Muslim dan Islam dengan Terorisme, Presiden Marcon Tuai Kecaman dari OKI dan Negara Teluk (Foto Instagram) (Foto : )
.Al-Hajraf meminta semua pemimpin dunia, pemikir, dan pembuat opini, untuk memikul tanggung jawab mereka dalam membangun perdamaian.Hidup berdampingan dengan menolak pidato kebencian yang memicu kemarahan dan mengolok-olok agama dan simbol-simbolnya."Mereka harus mendorong orang-orang untuk menghormati perasaan umat Islam di seluruh dunia. Itu lebih baik daripada jatuh ke dalam perangkap Islamofobia yang dipromosikan oleh kelompok-kelompok ultra-ekstremis" ungkap Sekjen GCC Nayef Al-HajrafGCC adalah blok dagang yang beranggotakan 6 negara Arab di Teluk Persia. Mereka adalah Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Kuwait, Qatar, Bahrain, dan Oman.
Selain GCC, kecaman juga datang dari Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang beranggotakan 57 negara mayoritas berpenduduk Islam, termasuk Indonesia.
Dalam pernyataan resminya, OKI mengaku terkejut dengan pernyataan yang tak terduga dari politikus Prancis itu. Tertentu berbahaya untuk hubungan Muslim-Prancis.“Hasutan kebencian hanya menguntungkan kepentingan politik partisan,” ungkap OKI di situs resminya.Statemen ini muncul sehari setelah pidato Macron. OKI juga mengatakan akan selalu mengutuk praktik penistaan dan penghinaan terhadap para nabi umat. Termasuk Islam, Kristen, dan Yudaisme.OKI juga mengutuk terhadap semua tindakan teror atas nama agama, termasuk pembunuhan brutal terhadap warga negara Prancis, Samuel Paty.OKI mengimbau agar kejahatan ini tidak dikaitkan dengan Islam dan ajarannya. Baiknya tindakan itu dianggap sebagai tindak terorisme perseorangan yang dapat dihukum oleh UU.OKI juga mengecam pembenaran atas pelecehan berbasis penistaan terhadap agama apa pun atas nama kebebasan berekspresi."Sekretariat Jenderal OKI juga menyesalkan upaya mengaitkan Islam dan Muslim dengan terorisme. Mendesak peninjauan kembali kebijakan diskriminatif anti-Muslim yang provokatif. Bisa menyinggung perasaan 1,5 miliar Muslim di seluruh dunia." demikian bunyi kutipan OKI.